YenieSue0101
TS
YenieSue0101
(Real Story) Mengenang Perjuanganku di Zaman (Bukan) Penjajahan




Halo, kawan! Akhirnya aku nulis lagi di sini. Mungkin ini bakalan jadi thread terakhir aku di Kaskus. Aku nulis ini untuk mengenang masa perjuanganku awal masuk dunia kerja. Mungkin bakalan panjang, tapi aku akan tulis semua yang kuingat, biar menjadi kenangan di masa tua nanti.

Oke, tulisan ini adalah murni kisahku, tanpa adanya tambahan drama, karena memang perjalananku sendiri sudah penuh dengan drama, wkwk. Justru karena kisahku ini banyak drama dan unik, jadi harus dikenang. Kalo kisahku lempeng, ngapain juga aku capek nulis dan mengenang? Ya, nggak? Jadi, ini asli, no kawe kawe!

Jadi, namaku Yeni, rumah asalku Ngawi, Jawa Timur. Berasal dari keluarga sederhana, jadi aku putus sekolah. Sekitar tahun 2014 (kalo nggak salah), aku pertama kali merantau ke Sidoarjo. Jadi, awalnya temenku yang bernama Budi (nama asli), dia manas-manasin aku karena dah berhasil diterima di sebuah pabrik chiky (Siantar Top, Sidoarjo). Aku nanya dia, ada lowongan nggak. Dia jawab ada, tapi aku harus datang sendiri ke sana. Dia nggak bisa jemput atau ngantar. Dia bilang syaratnya bawa ft ijasah, ft ktp, skck, surat sehat dan pas foto. Ya ampun, banyak sangat. Pusing lah aku.

Akhirnya aku ijin emak dan abang buat pergi ke Sidoarjo. Walau mereka sempat kuatir karena aku mau kerja di pabrik. Takut kalo aku sakit gada yang rawat, harus nyari makan sendiri, blablabla. Mereka malah nyaranin aku jadi Tkw karena tetangga ada yang ke sana, jadi ntar ada barengannya. Lah? Mengsedih sangad!

Ogahlah aku jadi Tkw, takut diperkaos, wkwk. Akhirnya dengan sedikit memaksa, aku diijinin buat ke Sidoarjo. Kebetulan tetangga ada yang merantau juga di Surabaya, jadi nanti sementara aku tidur di kontrakan dia. Aku seret abangku buat nganterin ke polsek dan puskesmas di kecamatan, bikin skck dan surat sehat.

Setelah semua dokumen dan perlengkapan beres, berangkatlah aku. Emak super duper baek banget, aku dikasih uang saku 800rb, patungan sama abang. Cukuplah buat hidup sebulan di kota orang.

Sampai di Surabaya, aku bermalam di kontrakan temen (tetangga) tadi. Dia ngontrak bareng suaminya, jadi agak sungkan juga sih kalo malem tidur bertiga. Untung tidurnya di lantai. Kalo di ranjang, bisa-bisa jadi pelakor, aku. Fiuh!

Aku hubungi lagi si Budi. Aku bilang ke dia bahwa aku udah sampai di Surabaya. Dia agak syok, nggak nyangka kalau aku bakal senekat itu. Iyalah nekad, daripada di rumah ntar buru-buru dikimpoiin. Ogah banget!

Aku nanya sedetailnya, di mana aku harus ngelamar kerja, sebutin alamatnya dan ke sana lewat mana (harus naik apa). Dia jelasin semuanya lewat telepon, tapi dia agak nggak yakin gitu kalo aku bakalan berani atau berhasil nemuin kantor/PT nya.

Bermodal nekad, besoknya aku langsung nyegat angkot ke Sidoarjo. Tentunya sambil bawa berkas-berkas dokumen. Waktu itu aku disuruh naik angkot warna biru muda jurusan Sedati. Berhenti di pom bensin Sedati, trus jalan ke arah barat sekitar satu kilometer. Arah ke sana nggak dilewati angkot, jadi harus jalan kaki. Itu yang dia bilang. Aku harus nyari PT SIR.

Oke, aku ikuti semua yang dia bilang. Walaupun panas-panas, aku berhasil jalan sampai ke sana. Aku nanya-nanya ke penjual minuman di pinggir jalan, ketemulah itu si PT SIR. Ternyata letak rukonya di deretan agak ke belakang gitu, jauh dari jalan.

Sesampai di sana, kok sepi? Katanya ada lowongan? Jangan-jangan ditipu aku! Fiuh!

Akhirnya aku nanya sama security di situ dan langsung disuruh masuk ketemu sama hrd-nya. Alhamdulilah. Sampai di dalem, aku serahin dokumenku ke mbak-mbak hrd.

"Loh, ini surat lamarannya mana? Kok nggak ada?" tanya si mbak.

"Loh, pakai surat lamaran ya, Buk?"

"Iyalah pake. Masa ngelamar kerja nggak pake surat lamaran. Daftar riwayat hidupnya juga nggak ada!"

Waduh, mampus ini. Si Budi nggak bilang sih harus pake surat lamaran juga. Akunya juga beg* nggak mikir kalo ini tuh ngelamar kerja, jadi harus pake surat, wkwk. Apes memang.

"Aduh, maaf ya Bu, saya lupa."

"Yaudah, kamu pulang aja dulu. Besok ke sini lagi bawa persyaratan lengkap, ya."

"Iya, Bu."

MENGSEDIH! Ibu itu seenaknya nyuruh aku pulang, buat balik lagi besok. Tanpa dia tahu kalo aku ini nggak punya rumah, hiks! Tempat singgahku jauh di Surabaya. 😢


Nggak mau balik ke Surabaya dengan harapan kosong, aku pun nekad jalan-jalan di sekitar pom bensin Sedati. Nyari kost-kostan ceritanya. Setelah jalan dan nanya-nanya ke sana kemari akhirnya aku nemu kost di daerah Sedati Gede kalo nggak salah. Pokoknya seingatku, aku masuk gang masjid kiri jalan kalau dari arah selatan.

Aku nemu kost-an kosong sepetak pinggir jalan, waktu itu sewanya 200rb perbulan. Udah ada ranjang plus kasur. Okelah, langsung kubayar 200rb di muka. Aku nyari tahu sedikit, jadi kost-an itu ada 4 kamar berderet. Kamarku nomor dua dari depan. Sebelah kiriku dihuni seorang bapak-bapak (menjurus ke kakek karena rambut pada ubanan), sebelah kananku ibu dengan dua anaknya (nggak tau ada suaminya atau enggak), trus kamar paling ujung gembokan, nggak tahu siapa yang menghuni.

Fyi, aku cuma semingguan kost di sini. Ada satu dan lain hal kenapa aku harus pindah dari sini. Lengkapnya, nanti diceritain.

Oke, singkatnya aku balik ke Surabaya, pamitan ama temenku dan membawa barang-barang untuk pindah ke kost yang baru. Keesokan harinya aku datang ke PT SIR dengan membawa dokumen lengkap. Si mbak hrd bilang aku suruh nunggu panggilan di hari kamis jam tigaan. Kalau keterima, bakalan ditelepon. Akhirnya aku pulang ke kost an dan istirahat, nyuci baju dan lain-lain. Sambil ngobrol-ngobrol sama ibu penghuni kost sebelah.

Ketika aku sedang sendirian di kamar (pintu kamar kubuka karena panas nggak ada kipas), tetiba datanglah bapak-bapak kost sebelah. Beliau nanya-nyanya.

"Mau kerja di pabrik ya, Nduk?"

"Nggeh, Pak."

(Note : aslinya semua percakapan dalam bahasa Jawa Suroboyoan, tapi aku ogah translate, jadi langsung pake bahasa Indonesia aja)

"Udah keterima?"

"Belum, Pak. Nunggu panggilan besok."

"Nduk, Nduk, kerja di pabrik itu berat loh. Badan kamu kecil gitu mana sanggup kerja di pabrik."

Dih, menghina sangad. Iya, emang badanku kecil, tapi aku akan berusaha kok, hiks!

"Ya, nanti aku coba dulu, Pak. Kuat atau enggaknya."

"Itu anaknya si anu kemaren aja kerja di pabrik baru seminggu nggak kuat, sampe diopname loh."

Lah, si bapak malah nakutin. Kok sampai opname, memang kerjanya kayak apa? Benar-benar bikin bimbang galau gegana ini mbah-mbah tua.

Aku cuma ber "oh", "nggeh toh?" dalam menanggapi si bapak. Nggak mau berkomentar lebih. Aku udah nekad dan nggak ada yang bisa menggoyahkanku!

"Daripada kamu capek-capek kerja di pabrik, mending kamu ikut aku aja."

Lah?

"Mengko yen kowe gelem melu aku, separo bondoku tak walik ning atas namamu. Aku nduwe omah akeh. Meluo aku, ngramut aku, ngancani uripku. Aku sek legan loh, Nduk."

Lah, si mbah mengerikan sangad! 😳
Aku arep dipek bojo! 😭



Percakapan itu terus terngiang-ngiang di kepalaku. Malamnya aku nggak bisa tidur. Ketakutan, gaes!

Tak sabar menunggu esok hari saatnya panggilan kerja.

Dan perjuanganku yang sesungguhnya baru dimulai!



Next bakal dilanjut kalo ada waktu luang

next di sini
Diubah oleh YenieSue0101 26-05-2022 14:18
bukhorigantrifatoyahbohemianflaneur
bohemianflaneur dan 16 lainnya memberi reputasi
17
4.4K
45
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.