• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Belajar dari peluang FJB Kaskus yang ditikung startup marketplace

letmechoice
TS
letmechoice
Belajar dari peluang FJB Kaskus yang ditikung startup marketplace
Wah rame juga ya ternyata, terima kasih agan aganwati yang udah mau mampir dan berbagi cendolnya, anyway jangan lupa mampir ke Thread ane yang lainnya.

Cara Menulis Artikel SEO Friendly

Cara Memilih Brand Ambassador atau KOL untuk Iklan atau Campaign

Tips optimasi campaign dengan KOL sebagai aset

Pengertian dan Menentukan ROAS

Menjual produk digital dan tipsnya


**DISCLAIMER, ini murni hasil riset, pengamatan dan opini penulis, bukan dibayar oleh pihak untuk mempromosikan suatu produk ataupun berniat menyerang pihak manapun.

FJB Kaskus atau forum jual beli kaskus, sempat merajai marketplace online bagi warga +62 atau dulu sebutannya netter Indonesia, bahkan pada 2012 tercatat total transaksi mencapai Rp 575 Miliar per bulannya, (entah bener entah betul,hehehe) sebagai platform jual beli favorit, setelah Tokobagus dan Berniaga, terlebih saat Blackpanda, fitur rekber yang memfasilitasi transaksi untuk menghindari aksi tipu-tipu atau pasal 378 secara online, mari kita lihat statisik, dengan sentimen analysis yang dibantu dengan tools dari archive.org.




Dan dikutip dari detikinet bahwa pada 2010 transaksi online di Indonesia mencapai USD 3,4 Miliar, sudah jelas bahwa aktivitas transaksi jual beli online sudah ramai bahkan sebelum profesi baru yaitu online marketer (sebutan kala itu untuk digital marketing jaman now).

Tokopedia dan Bukalapak ikut ambil bagian
Meski begitu, masih marak terjadi penipuan online, baik sebagai pembeli maupun sebagai fake merchant, tidak ketinggalan juga pencurian data dengan fake login ataupun malware yang disebar di warnet-warnet, bahkan kriminal dunia maya seperti carder (pencuri kartu kredit) pun juga turut 'berpesta' pada masa 10 - 14 tahun lalu.

Peluang tersebut dimanfaatkan oleh Tokopedia sejak 2010 dan Bukalapak yang mulai terlihat orbitnya pada 2011, dengan mengusung konsep rekening bersama yang mana uang pembeli akan bisa dicairkan saat barang telah sampai di tangan pembeli, namun lebih tersistem dan terus dikembangkan.

Kejatuhan FJB Kaskus
Selain awal terjadinya polarisasi pilgub DKI 2012, banyaknya iklan dan promosi Judi Online dan obat kuat,di tambah lagi merajalelanya pornografi, hingga maraknya kasus penipuan di forum bisnis khususnya sub forum Penawaran Kerjasama & Investasi, masih juga di hantam kasus penipuan rekber Blackpanda, kaskus mulai kehilangan kredibilitasnya.

Gencarnya iklan Tokopedia dengan konsep Mall Online terbesar Indonesia, dan mulai skeptisnya masyarakat akan transaksi online yang mengusung cara pembayaran masih itu-itu saja, Tokopedia dan Bukalapak mulai merebut hati pengguna FJB Kaskus.

Produk digital di Tokopedia dan Shopee
Jika kita masih berbicara tentang Marketplace, tentu 'soulmate' dari marketplace logo burung hantu ini gak perlu kita bahas, siapa lagi kalau bukan Gojek, yak siapa bilang #SelaluAdaJalan not today ya,,,kita semua tahu ke-digdaya-an Tokopedia di scene startup unicorn Indonesia, yang pernah menganulir Bukalapak, dan kini rivalan dengan Shopee, oh iya sampai sini dan sampai habisnya artikel ini, penulis tidak akan membahas soal anjloknya saham GOTO atau polemik yang berkaitan dengan conflict of interest di internal sono ya, cuma murni riset penulis loh ya.

Mulai dari tempat kerja idaman para gen Z yang tech savvy, tumbuhnya perdagangan online, adanya barang-barang aneh yang dijual, tap egg yang katanya bisa dapat Pajero bahkan dari 2019 sampai sekarang penulis kaga pernah dapet (et dah buset), sampai berkumpulnya juga para penimbun masker masa pandemi kemarin, semuanya ada disono dan #MulaiAjaDulu. Tapi, eh tapi ada satu fitur yang penulis yang tidak disediakan oleh Tokopedia dan Kenawhy ?

Adalah Marketplace Jasa dan Produk Digital, penulis yakin bahwa squad Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli dan kawan-kawan bukanlah kaleng-kaleng, dari pernak pernik Developer (DevOps, WebDev, Mobile Dev, Backend Dev, Fullstack Dev), Red-Blue Team, Researcher, sampai di posisi yang nggak terlalu relate dengan jenis industri utamanya, semuanya di pilih ketat.

Which is, bisa jadi, beliau-beliau ini sedang berencana dan mengerjakan satu feature khusus untuk marketplace Jasa dan produk digital, meskipun disana bisa menjual produk seperti source code, theme, hasil design atau jasa ilustrasi, tapi tidak tersistem seperti codecanyon yang mana soal hak cipta bisa terjamin atau freelancer, dengan harga yang lebih manusiawi,setidaknya untuk kurs orang Indonesia.

Atau mungkin fitur yang lebih hebat dari itu, who knows ya, secara ini riset sederhana penulis tentang kebutuhan wadah dari para pekerja dan penjual produk digital (gak termasuk konten syur jamaahnya Siska E nya tiga loh, ini gak perlu ada di Tokped), ibaratnya ini riset 1 orang dibanding beliau-beliau di Tokped yang lebih lebih dari 1 orang.

Karena kita tahu, produk digital seperti ebook atau source code di Tokopedia tidak bisa dijual dengan mudah, yang jelas harus mengirimkan produk fisik sebagai cariernya, yang artinya untuk produk digital harus dikemas di DVD terlebih dulu sebagai media penyimpanan paling murah, lalu bisa dikirim dan diterima pembeli dalam wujudnya, lalu uangnya cair.

Selain itu memang dari Tokopedia juga menyediakan cara berjualan untuk jasa pengerjaan part time berupa digital, tapi tidak kompatibel dengan service tipikal, contoh misal saat mengaktifkan indent, tidak bisa lebih dari 90 hari, atau contoh pekerjaan digital umumnya adalah tidak bisa mencairkan pembayaran DP untuk pekerjaan tahap awalnya.

Penindasan marketplace jasa 
Terus terang sebagai yang pernah menjadi user projects.co.id, meskipun tidak pernah dapat project sama sekali karena harga yang penulis pasang selalu tidak masuk bagi mereka-mereka para pemilik proyek dengan budget Honda Supra tapi requirement Toyota Supra, ditambah lagi melihat biding yang dibuat oleh para pemilik pekerjaan, sangat mengganggu penulis, bagaimana tidak, seperti pembuatan android Apps yang berkaitan dengan API, backend termasuk data train+data test untuk machine learning, yang notabene membutuhkan 4 bahasa pemrograman berbeda, seperti : Node+Vue+Python+Javascript native (maybe juga GO), bisa-bisanya dihargai 5 juta rupiah, GENDENG!

Memang, disana dibuatkan minimal harga, yaitu 50ribu rupiah, yang malah menurut penulis harga minimum juga terlalu mahal, misal untuk penulisan artikel sebanyak 350 char saja, malah harga pasarannya, cukup di range 30 - 40ribu rupiah, jika penyebabnya adalah harga bottom yang ditetapkan 50ribu adalah supaya mudah pencairan dananya, itu keterlaluan.



Begitupun layanan penjualan produk digital yang di provide di platform projects.co.id, menurut penulis UX tidak menarik dan kurang ditonjolkan, serta algoritma pencarian untuk mereka yang membutuhkan produk ini tidak terpromote dengan baik, apakah startup tersebut dibangun secara bootstraping atau dibantu jasa angel investor melalui relasi. 

Ataukah bantuan akselerator ataupun crunchbase itu jelas urusan dapur mereka pribadi yang berkaitan operasional dan promosinya, namun yang penulis garis bawahi adalah, sangat membutuhkan effort besar untuk pengguna disana bisa mendapat pekerjaan dan bisa win win solution, yang memang kelihatan sekali, bahwa projects.co.id membutuhkan promosi dan pengembangan produk yang lebih lagi.

Peluang bagi Tokopedia
Kenapa Tokopedia kenapa bukan Shopee, Lazada, Blibli, Ralali, Bukalapak, JD.id, Bhinneka dan lain-lain yang penulis mention disini ? karena penulis user Tokopedia baik sebagai pembeli ataupun penjual, ditambah lagi yang memang penulis riset kecil-kecilan ini ya baru Tokopedia, ditambah lagi kalau saja seandainya penulis ada di posisi yang diperhitungkan di internal Tokopedia, penulis akan membuat riset mendalam mengenai peluang ini.

Apakah dengan fitur baru, ataukah dengan sub-service, sub system sub apps baru yang jelas penulis akan sekali-lagi-meneliti peluang baru dan jika make sense, akan penulis ambil, karena lihat saja di socmed begitu banyak penjaja produk digital maupun penjual jasa yang memang cocoknya untuk pekerjaan part time ataukah remote job tersebut, membutuhkan platform yang manusiawi harganya.

Kontribusi dari para Startup
Jika di Facebook ada React.js yang menjadi karya dari tim Developernya untuk komunitas open source, ada pula Panada yaitu framework php yang dikembangkan oleh tim detik.com, tak ketinggalan juga CMS Lokomedia yang dulu pernah di pakai detik lalu oleh founder CMS tersebut pak Lukmanul Hakim (Salam untuk beliau) di sebar luaskan source codenya.

Sedangkan yang baru-baru ini ada mathdroid yang meng-gratis-kan API untuk covid, penulis tidak tahu apa yang di kontribusikan oleh tim Dev Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, JD.id, Bhinneka dll tapi, namun jika ada yang disumbangkan hal ini juga akan menjadi sarana branding dari startup itu sendiri dan justru peluang membesarkan startup itu juga, tapi tidak hanya kontribusi dari developernya, mengkontribusikan sebagian penghasilan untuk foundation atau yayasan open source juga cukup untuk 'say thank you' dan strategi branding juga.

Apa korelasinya ? balik lagi ke kontribusi dari developer startup, jadinya ya seperti Facebook dengan APInya juga yang mendukung authlogin, maka jika Tokopedia bisa menciptakan sesuatu yang serupa manfaatnya, selain bisa mendapat keuntungan bagi Tokopedia karena bisa lebih engage dengan para pekerja bidang digital, manfaat bagi penggunanya adalah bisa menciptakan improvement bagi skill si pengguna dan peluang untuk pengembangan dari apps yang di open source kan tersebut.

Apakah penikung akan ditikung ?

Balik lagi ke inti cerita soal tokopedia pernah menikung peluang FJB Kaskus yang tidak dikembangkan dengan mimin Darwis yang jika seandainya saja saat itu FJB di develop dengan baik, iklan judi online dimusnahkan, politik praktis antar momod lebih di moderasi (moderator got moderate), permusuhan di forum BP padamkan, ditambah lagi sub forum Kerjasama dan Investasi lebih di manage dengan baik serupa crowdfund tepatnya crunchbase, penulis yakin bahwa kaskus akan berjaya.

Bahkan terjadinya 'Nexus Event' dimana realitas alternatifnya adalah bukan Elon Musk membeli Twitter, yang ada juga Elon Musk mengakuisisi Kaskus, karena kaskus adalah poros netizen era 2000an, bahkan di 2008 yang ramainya cyberwar Indo vs Malay, kaskus bikin netizen tetangga jadi nyaman meskipun ada interaksi negatif antara netizen Malay dan Indo,tapi tidak sedikit pula interaksi positif dari keduanya, bukan tidak mungkin juga Netizen negara lain bisa main ke kaskus, ditambah lagi ada beberapa SFTH yang di realisasikan jadi Novel atau Film, belum lagi forum NightLife yang menjadi tempat terindah komunitas 'surga dunia'.

Semua 'kehidupan' di kaskus memiliki potensi dan ada pasar atau pengguna nya sendiri, mari kita breakdown, Lounge dan beberapa sub-forum diskusi lainnya, bisa menjadi area nongki para netizen setara dengan sosmed yang ada, sub-forum science bisa berpotensi menjadi online class, forum Penawaran Kerjasama bisa menjadi crowdfunding, NightLife bisa head to head dengan Michat, SFTH bisa dengan Wattpad, kaskus Radio bisa seharusnya lebih trend dari #CloseTheDoor emoticon-Big Grindan FJB....dengan...udah jelaslah ya.

Intinya kalau di tata lebih baik lagi jika di tangan yang benar dan kalau saja Yahoo di 2010 akuisisi Kaskus, bukan Koprol, mungkin, mungkin loh ya bisa mentereng, toh dulu juga sempat ada selentingan kabar, bahwa Zuckerberg juga tertarik dengan kaskus, karena pamor facebook yang cukup strugling saat bersaing dengan kaskus di Indonesia, tapi tim FB lebih smart, mereka banyak bekerja sama dengan provider paket data dan fitur 0facebook.com untuk bisa facebookan tanpa kuota.

Sayangnya, semua kejayaan kaskus itu berakhir karena menurut sudut pandang eksternal, sebab mis-management-nya kaskus, hingga Tokopedia berjaya mengambil pengguna FJB kaskus dilanjutkan fokus dengan core business nya yaitu Marketplace. Persoalan apakah nanti Tokopedia mengembangkan produk lebih inovatif (harusnya sih begitu ya) atau malah mengakuisisi startup lain (denger-denger kan unicorn emang suka gitu), itu biar menjadi fokus dan perhatian kakak-kakak Native-language Jaksel, ber-lanyard coach di Ciputra World office Tower sana.


Dari sedikit riset penulis, Tokopedia akan kehilangan peluang besar, apabila tidak mengambil pasar pekerja jasa part time dan penjual produk digital, karena dengan trend pekerjaan remote atau hybrid, ditambah lagi banyaknya lulusan bootcamp atau crash course yang butuh pekerjaan part time online, bisa mewadahi mereka untuk berkarya dengan harga yang masuk akal (gak kemahalan juga gak kemurahan).

Perlu di ingat juga, trend startup atau digital agency atau creative agency atau Software house dari Singapura mulai banyak yang melirik pekerja Indonesia, karena dinilai ekonomis dan lebih berkualitas dari pekerja Vrindavan atau dari Bangla, ini bukan kata penulis, tapi dari beberapa agency sana yang saat itu rekrut penulis, dan kata salah satu rekan penulis yang berprofesi sebagai pekerja di salah satu startup insurtech Singapore.

Akhir kata, semoga ini bisa jadi referensi atau refleksi bagi Projects.co.id atau Tokopedia atau bagi para startup founder,karena saya kalau ada resource, saya akan buat versi terbaiknya dari projects.co.id semoga bermanfaat.

Sumber : https://www.creativauz.net/news/bela...p-marketplace

Diubah oleh letmechoice 25-05-2022 07:47
jireshPirateKingsiloh
siloh dan 18 lainnya memberi reputasi
19
4.2K
51
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.