dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
'Dinasti' Diktator Marcos Kembali, Ada Apa dengan Filipina?
'Dinasti' Diktator Marcos Kembali, Ada Apa dengan Filipina?

Rabu, 11 May 2022 09:39 WIB


Kemenangan Marcos Jr dalam pilres Filipina ini akan menggiring Dinasti Marcos kembali ke Istana Kepresidenan Malacanang 36 tahun setelah sang ayah lengser. Dengan lebih dari 95 persen suara telah dihitung, Marcos Jr mendapatkan sekitar 30 juta suara, dua kali lipat lebih besar dari lawan terkuatnya. (Foto: AFP/TED ALJIBE)

Jakarta, CNN Indonesia -- Ferdinand Marcos Junior, anak dari eks diktator Filipina Ferdinand Marcos, digadang-gadang bakal telak memenangkan pemilihan presiden tahun ini.

Kemenangan Marcos Jr dalam pilres Filipina ini akan menggiring Dinasti Marcos kembali ke Istana Kepresidenan Malacanang 36 tahun setelah sang ayah lengser dan keluarga melarikan diri ke Hawaii menghindari pemberontakan massal.

Dengan lebih dari 95 persen suara telah dihitung, Marcos Jr unggul suara dengan mendapatkan sekitar 30 juta dukungan. Angka itu lebih besar dua kali lipat dari lawan terkuatnya, Wakil Presiden Leni Robredo, yang meraup sekitar 14 juta suara.

Banyak aktivis, pastor gereja Katolik, hingga politikus oposisi khawatir kemenangan Marcos Jr hanya akan mengembalikan pemerintahan otoriter seperti sang ayah berkuasa lagi di Filipina

Meski begitu, sosok Marcos Jr nyatanya tetap diminati masyarakat Filipina bahkan unggul telak dalam pemungutan suara pilpres.

Presiden Pusat Hukum Internasional (Centerlaw), Joel Ruiz Butuyan, dalam opininya di Inquirer menyampaikan bahwa 'kebangkitan' dinasti Marcos ini dipengaruhi oleh kekuatan media sosial.

Sejak Marcos Jr kalah dalam pemilihan wakil presiden pada 2016, dinasti Marcos dan pendukung mereka berupaya memperbaiki citra Marcos Jr di media sosial, seperti TikTok dan YouTube.

"Mitos terkait Marcos beredar secara online lewat video pendek, dokumenter singkat, dan penulisan singkat," tulis Butuyan.

"Video singkat yang menarik dan melodramatis, pun dokumenter terkait mitos Marcos telah secara efektif menggambarkan dinasti Marcos sebagai korban dibandingkan pelaku sebenarnya," lanjutnya.

Selain itu, Buyutan menilai kegagalan besar dari sistem edukasi Filipina juga turut ikut serta dalam kepopuleran Marcos Jr.

"Sistem edukasi kami gagal mengajarkan generasi muda kami terkait kekerasan besar yang dilakukan di negara dan masyarakat kami dalam kediktatoran Marcos. Sangat memprihatinkan saat mengetahui beberapa buku yang digunakan sekolah anak-anak kami menutupi kekerasan ini," tuturnya.

"Jelas saja banyak generasi muda Filipina yang tidak tahu bagaimana penderitaan negara kami kala tahun-tahun tersebut [ketika Marcos berkuasa]."

Dinilai Bawa Kesejahteraan

Sementara itu, pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Pelita Harapan, Yosef Djakababa, menilai banyak masyarakat Filipina yang merasa negara lebih sejahtera kala dipimpin ayah Marcos Jr.

"Tentu saja banyak yang merasa demikian, apalagi yang dari provinsi Ilocos Norte di mana Marcos berasal. Mereka di sana sangat loyal kepada keluarga tersebut. Sedangkan untuk di tempat-tempat lain, muncul rasa kecewa juga, selama puluhan tahun setelah Marcos tumbang, situasi ekonomi dan kesejahteraan tidak kunjung membaik," ujar Yosef ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (10/5).

Walaupun demikian, Yosef menyampaikan bahwa masyarakat Filipina seakan lupa bahwa dinasti Marcos ikut andil dalam kerusakan institusional yang terjadi di negara itu.

"Karena untuk membangun good governance dan akuntabilitas adalah upaya yang dilakukan supaya kemajuan ekonomi bisa lebih sustainable. Sehingga waktu dan energi [pemerintahan setelah Marcos Sr] banyak terserap di situ. Ini berujung pada pencapaian kesejahteraan dan halangan dalam pemberantasan isu, seperti korupsi, juga terhambat dan turut berkontribusi pada kinerja pemerintahan setelah Marcos," ujar Yosef.

"Tidak mengherankan banyak warga yg kecewa, tapi mereka lupa siapa dan apa yang menyebabkan kebobrokan tersebut," katanya lagi.


Keluarga Marcos menjadi salah satu yang memiliki pengaruh besar dan mengakar di Filipina terlepas dari riwayat sang ayah sebagai pemimpin diktator. (Foto: AP/Aaron Favila)


Warga Filipina soal Marcos Jr

Seorang pemilih dari provinsi Rizal, Reian Azcune, menilai Marcos Jr merupakan "orang yang memiliki hati."

"Dalam seluruh kampanye dan demo yang ia lakukan, ia tidak pernah mencemooh orang lain, atau ia tidak pernah memfitnah siapapun," kata Azcune, dikutip dari Time.

"Seorang pemimpin hebat tidak perlu mempengaruhi orang lain dengan kebencian," lanjutnya.

Walaupun begitu, data dari Amnesty Internasional menunjukkan bahwa sekitar 70 ribu 'musuh negara' ditangkap kala pemerintah Marcos Sr. Sebanyak 34 ribu orang disiksa dan lebih dari tiga ribu orang dibunuh.

Tak hanya itu, sejumlah media independen ditutup. Represi ini berlangsung selama sembilan tahun.

Bahkan, keluarga Marcos pernah dituduh mencuri kas negara hingga US$10 miliar (Rp145 triliun). Namun, keluarga Marcos membantah klaim tersebut, meski pihak berwenang telah menyimpan sekitar US$3,3 miliar (Rp47 triliun) kekayaan tak jelas dinasti itu.

Tak ingin dicap sama seperti sang ayah, Marcos Jr yang dikenal dengan sapaan Bongbong berupaya menenangkan publik yang ragu usai ia diprediksi menang pilpres. Ia meminta publik tak menilainya dari masa lalu kelam keluarganya.

"Jangan nilai saya dari leluhur saya, tapi dari tindakan saya," ujar Bongbong melalui pernyataan yang dirilis juru bicaranya, Vic Rodriguez, seperti dilansir Reuters, Selasa (10/5).

Rodriguez merilis pernyataan ini ketika Bongbong diduga kuat bakal memenangkan pilpres Filipina setelah proses hitung cepat sejumlah lembaga menunjukkan keunggulan telak anak mantan diktator tersebut.

Meski hasil resmi diperkirakan baru keluar akhir bulan ini, Bongbong dan timnya sudah mulai merayakan kemenangan tersebut.

"Ini merupakan kemenangan bagi seluruh rakyat Filipina, dan untuk demokrasi," tutur Rodriguez.



Kemenangan Marcos Jr dalam pilres Filipina ini akan menggiring Dinasti Marcos kembali ke Istana Kepresidenan Malacanang 36 tahun setelah sang ayah lengser. (Foto: AFP/JAM STA ROSA)


Dinasti Keluarga Tertentu Kuasai Filipina

Yosef juga menyoroti kekuatan keluarga Marcos dan Duterte dalam politik Filipina. Sara Duterte, yang notabene adalah anak dari Presiden Filipina saat ini, Rodrigo Duterte, mencalonkan diri sebagai wakil presiden berduet dengan Marcos Jr.

"Sangat kuat, political based mereka solid karena mereka adalah dinasti politik yang memang sudah mengakar di politik Filipina," kata Yosef lagi merujuk pada dinasti Marcos dan Duterte.

Yosef menekankan, politik Filipina pada dasarnya dikuasai oleh keluarga tertentu dan membentuk dinasti. Kekuatan politik tersebut mengakar selama beberapa generasi.

"Jadi akan sulit, walau bukan berarti tidak mungkin, bagi mereka yang dari luar keluarga dinasti politik ini untuk bisa masuk ke dalam lingkaran politik [Filipina]," tuturnya.

https://www.cnnindonesia.com/interna...gan-filipina/3

maryannalexis
maryannalexis memberi reputasi
1
899
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.