• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Habis Lebaran Ikut Saudara Merantau, Fenomena Tahunan yang Belum Ada Solusinya

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Habis Lebaran Ikut Saudara Merantau, Fenomena Tahunan yang Belum Ada Solusinya


Merantau. Sebuah kata yang selama dua tahun ini cukup jarang kita dengar. Bagi sebagian orang merantau adalah sebuah kesempatan untuk merubah nasib sekaligus mencari pengalaman baru di tanah orang. Sudah ada ribuan cerita tentang merantau dan cukup banyak kisah perantauan yang bermula dari saudara mengajak untuk ikut ke kota selepas hari raya.

Mudik memang selalu menjadi kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga dan bukan berkumpul namanya jika tak ada saling pamer di antara kita. Untuk orang-orang yang hidup di pedesaan, mereka yang berasal dari kota tentu terlihat seperti bintang berkilauan yang membuat kagum sekaligus membuat iri. Singkat cerita, mereka pun memilih ikut merantau dengan harapan mendapat hidup yang lebih baik.
Tapi berapa banyak yang berhasil mendapat kehidupan yang lebih baik?

Kesenggangan antara desa dan kota memang menimbulkan perbedaan yang cukup signifikan. Pembangunan infrastruktur, sarana hiburan, jumlah lapangan kerja dan lain-lain menyebabkan banyak orang-orang desa merantau ke perkotaan sedangkan orang-orang kota hanya berkunjung ke desa saat mudik atau liburan saja. Akhirnya daerah perkotaan menjadi semakin dan semakin padat hingga akhirnya pertumbuhan kota tak bisa mengimbangi.



Hasilnya adalah pertumbuhan jumlah gelandangan dan pengemis, terciptanya usaha-usaha ilegal, dan kepadatan penduduk yang tak tertahankan. Jika mengambil contoh kasus terburuk, para perantau ini harus rela kerja apa saja demi bertahan hidup di kota. Yang pria jadi kuli bangunan, yang wanita buka jasa open BO. Meskipun ada beberapa kasus mereka berakhir sukses, sebagian besar yang lain harus menelan pil pahit yang bernama kenyataan.

Dan sayangnya sama sekali tak ada orang yang bisa melarang siapa pun untuk mengadu nasib ke perkotaan. Manusia memang cenderung menganggap rumput tetangga lebih hijau dibanding rumput sendiri jadi sebelum merasakan pahitnya dunia perantauan orang-orang pasti akan terus datang dan datang hingga ke tahap tak akan ada tanah lagi untuk dipijak di perkotaan.



Sekarang setelah kita terbebas dari covid dan para perantau kembali menginjakkan kaki di kota maka pemerintah harus mulia mencari solusi untuk setidaknya mengurangi jumlah perantau yang datang. Mungkin bisa dimulai dengan memperbaiki infrastruktur pedesaan atau membuka berbagai macam lapangan kerja atau membangun bioskop di tengah-tengah hutan agar orang-orang desa bisa ikut menonton Dokter Aneh di Kegilaan Lintas-Semesta.

Intinya adalah mengubah apa yang awalnya desa menjadi sebuah kota. Dan untuk itu pembangunan daerah harus terus ditingkatkan. Bangun, bangun, dan bangun hingga tak ada lagi kesenjangan antar tiap daerah. Apa itu mungkin? Mari doakan saja yang terbaik.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
pixecute
nilwatikta1965
screamo37
screamo37 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
6.4K
107
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.