Hello GanSis dimanapun Anda berada, terasa kita telah hampir sampai di pertengahan tahun 2022, kali ini ane mau bahas sedikit tentang perang, yang terfokus pada sejarah perang masa lama.

Sebelum melanjutkan pada pembahasan soal perang zaman kuno, ane akan coba tuliskan dulu apa itu perang?

Kata 'war' dalam bahasa Inggris adalah serapan dari kata bahasa Jerman kuno Werran yang artinya 'untuk membingungkan atau menyebabkan kebingungan' kemudian diserap kedalam Inggris kuno menjadi Werre (artinya sama).

Perang umumnya dipahami sebagai kegiatan yang terkendali dan sistematis dari konflik bersenjata antara negara-negara, menggunakan kekuatan dan strategi militer, sampai satu lawan dikalahkan di medan perang atau menuntut perdamaian dalam menghadapi kehancuran yang tak terhindarkan dan hilangnya nyawa manusia yang lebih besar.

Perang pertama yang tercatat dalam sejarah adalah perang antara Sumeria dan Elam di Mesopotamia pada 2700 SM di mana Sumeria menang, dan perjanjian damai pertama yang pernah ditandatangani dalam mengakhiri peperangan adalah antara Rameses II (Yang Agung) dari Kekaisaran Mesir dan Hattusili III dari Kekaisaran Het pada tahun 1258 SM. Pada kedua kasus di atas, perang dilancarkan dan sebuah perjanjian ditandatangani untuk menyelesaikan konflik politik dan budaya yang terjadi.

Peperangan telah menjadi bagian dari kondisi manusia sepanjang sejarah yang tercatat dan selalu merupakan hasil dari mentalitas sukuyang melekat dalam komunitas manusia dan ketakutan atau ketidakpercayaan mereka terhadap 'suku' lain yang berbeda.

Perang dilancarkan oleh suatu negara untuk menyelesaikan perselisihan politik atau teritorial dan dilakukan di medan perang oleh tentara yang terdiri dari tentara dari negara-negara yang berperang atau oleh tentara bayaran yang dibayar oleh pemerintah untuk berperang.

Sepanjang sejarah, baik individu maupun negara telah memperoleh kedaulatan atas wilayah melalui perang. Mesopotamia, salah satu peradaban paling awal di dunia memiliki kisah perselisihan yang hampir konstan. Bahkan setelah Sargon Agung dari Akkad (2334-2279 SM) menyatukan wilayah di bawah Kekaisaran Akkadia, perang masih dilancarkan entah melawan pemberontakan atau melawan penjajahan.

Di Cina, Dinasti Zhou memperoleh kekuasaan melalui peperangan pada tahun 1046 SM dan konflik pada Periode Negara - Negara Berperang (476-221 SM) dapat diselesaikan ketika Negara Qin mengalahkan negara-negara pesaing lainnya dalam peperangan dan menyatukan Cina di bawah kekuasaan Kaisar Shi Huangdi (memerintah 221-210 SM).

Pola yang sama berlaku untuk negara-negara lain sepanjang sejarah. Pasukan yang bersaing dari negara-negara secara historis menyelesaikan perselisihan politik di medan perang meskipun pada akhirnya pasukan ini berubah baik secara formasi maupun jumlah.

Perang air yang ane maksud adalah perang laut, biasa juga disebut dengan perang napal, kapan awal mulanya? Begini.

Perang laut di zaman kuno dapat ditelusuri kembali ke Mediterania pada milenium ketiga SM (3000-2001 SM), dari bukti lukisan di Cyclades dan model kapal yang dibuat melintasi Laut Aegea. Kapal digunakan untuk transportasi dan perdagangan sipil, serta untuk tujuan militer. Kapal didorong oleh dayung dan layar, tapi karena Mediterania terkenal dengan pola cuaca yang tidak konsisten, mendayung mungkin merupakan sarana utama untuk mendorong kapal. Bukti fisik pertama yang didokumentasikan dari pertempuran laut ditemukan dalam lukisan relief yang terletak di kuil Medinet Habu, dekat Luxor, Mesir. Ini menunjukkan kemenangan Ramses III atas 'Sea-Peoples' di delta sungai Nil pada awal abad kedua belas SM. Sea-Peoples awalnya diyakini sebagai keturunan Filistin dan Fenisia, sementara ada spekulasi bahwa mungkin ada pengaruh Yunani dalam pelayaran mereka.

Bahkan sebelum lukisan relief ini, ada catatan tentang praktik pertempuran laut tahun 2550 SM di bawah Firaun Sahue Mesir, yang dilaporkan menggunakan kapal pengangkut untuk mengawal pasukannya ke pantai asing.

Bahkan ada bukti lebih lanjut dari sumber sebelumnya yang menggambarkan pelayaran dan aksi militer di sekitar Delta Sungai Nil selama periode awal dinasti di Mesir, tepatnya pada pemerintahan Ramses II.

Sebelum kemenangan Ramses III, negara Mesir tidak memiliki akses kayu yang dibutuhkan untuk membangun kapal laut dan kapal perang dalam skala besar. Alih-alih mengimpor kayu dalam jumlah besar untuk membangun kapal perang, arsitek angkatan laut Mesir dan mulai mengubah perahu sungai Mesir menjadi kapal perang. Mereka mengubah ukuran kapal dengan menambahkan pohon-pohon besar untuk menopang lambung kapal di laut lepas. Kapal perang yang dibangun dengan cara ini berkontribusi pada kemenangan Mesir.

Pada zaman kuno, pasukan perang terdiri dari dua jenis infanteri : Pasukan Kejut, yang tujuannya adalah untuk mendekati lawan dan mencoba merusak formasi lawan, dan Peltast yang lebih mobile dan bergerak dalam formasi yang lebih longgar untuk menembakkan senjata jarak jauh ke musuh.

Menurut sejarawan Simon Anglim "Infanteri adalah tulang punggung pasukan mana pun, menjadi satu-satunya unit yang dapat menyerang atau bertahan secara sama efektifnya. Kebanyakan pasukan telah mengembangkan kemampuan infanterinya untuk mendekat dan membunuh musuh”. Dalam banyak kasus, bahkan setelah pengenalan unit kavaleri dan kereta perang, Infanteri masih tetap populer.

Perang tumbuh secara alami dari 'tribe mentality (mentalitas suku). Mentalitas suku adalah kecenderungan manusia untuk mencari dan terhubung dengan orang-orang yang berpikiran sama yang memiliki minat, kepercayaan, atau kebiasaan yang sama. Suku adalah sekelompok orang yang terhubung satu sama lain. Tribe mentality juga terkadang membuat orang menelusuri asal-usulnya ke suatu nenek moyang, yang mungkin saja merupakan seseorang yang nyata ada, pahlawan mitos, atau bahkan dewa-dewi, kemudian masing-masing suku biasanya memandang orang luar atau suku lain sebagai berbahaya dan melawan mereka itu diperlukan maka terjadilah perang. 

Mentalitas suku selalu menghasilkan pengelompokan 'kita' vs. 'mereka' dan menimbulkan ketakutan terpendam terhadap 'orang lain' yang budayanya bertentangan dengan, atau setidaknya berbeda dari, budayanya sendiri. Ketakutan ini ditambah dengan keinginan untuk memperluas, atau melindungi sumber daya yang diperlukan, hal ini sering kali mengakibatkan perang.

Di atas GanSis sudah membaca tentang pasukan perang, kita lanjutkan ke strategi dan formasi perang. Formasi perang paling awal adalah 'phalanx'yang pertama kali digunakan di Sumeria tahun 3000 SM yang menjadi standar formasi infanteri selama ribuan tahun. Phalanx menjadi terkenal pada Pertempuran Marathon pada tahun 490 SM ketika orang-orang Yunani menggunakannya secara efektif untuk mengalahkan Persia, kemudian disempurnakan oleh Alexander Agung tahun 332 SM dalam invasinya, dan selanjutnya dibuat lebih tangguh oleh tentara Roma. Phalanx digunakan dalam berbagai bentuk strategi oleh sebagian besar kekuatan tempur di  masa lama.

Perang telah menjadi faktor penting dalam menciptakan negara dan kerajaan sepanjang sejarah sekaligus dalam menghancurkan negara dan kerajaan. Kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan, teknologi yang membawa peradaban juga menjadi kebutuhan penting selama masa perang. Meningkatnya perkembangan taktik militer serta hambatan geografis, menjadikan insinyur bagian penting dari pasukan mana pun. Tentara Alexander Agung dari Roma terkenal karena penggunaan insinyur mereka dalam peperangan terutama oleh Alexander di Pengepungan Tirus (332 SM) dan oleh Julius Caesar di Pengepungan Alesia (52 SM).

Kedua jenderal ini mengambil keuntungan penuh dari setiap sumber daya yang mereka miliki untuk menghancurkan musuh mereka dan mencapai tujuan mereka. Insinyur menciptakan kemajuan teknologi seperti menara pengepungan, yang menjadi sarana yang sangat penting untuk mencapai tujuan.

Dengan kemajuan teknologi, perang semakin mendatangkan kekacauan dan kehancuran pada kehidupan, baik pada kota - kota yang terlibat peperangan dan kota-kota yang tidak ikut berperang. Sesuai dengan asal usul namanya, perang telah menaburkan kebingungan sepanjang waktu. Konflik bersenjata pertama dalam sejarah yang dicatat oleh saksi mata adalah Pertempuran Megiddo pada 1479 SM antara Thutmose III (memerintah 1458-1425 SM) Mesir melawan pasukan aliansi bekas wilayah Mesir di bawah kepemimpinan Raja Kadesh .

Nama Ibrani untuk Megiddo adalah 'Armageddon' yang terkenal dari alkitab “Kitab Wahyu” sebagai tempat pertempuran terakhir antara yang baik dan yang jahat dan telah digunakan sebagai istilah umum untuk situasi dramatis yang melibatkan akhir dunia.

Bagaimanapun juga, perang terus berlanjut sebagai perpanjangan dari perselisihan politik di zaman modern dan karena manusia tidak pernah secara radikal mengubah wataknya maka sepertinya perang akan terus digunakan di masa depan seperti di masa lalu yang didorong dan dibenarkan oleh mentalitas suku kuno.

Demikian trit ane tentang Perang, semoga bisa bermanfaat untuk GanSis yang membacanya, Ane @raeukipamit undur diri.

sumber : 1,2,3