pienduttAvatar border
TS
piendutt
Lelah Pada Hidup ( Kisah Nyata )


Lelah Menjalani Hidup (Kisah nyata )

Namaku Tari, aku adalah wanita yang bekerja di luar negeri. Tepatnya di Taiwan. Sudah hampir 12 tahun aku kerja dan pulang ke Indonesia hanya beberapa kali saja. Hidupku memang bisa dibilang tidak separah orang lain, tetapi aku berharap dengan tulisan ini kalian bisa belajar bahwa menjadi seorang wanita itu tidaklah mudah.

Suamiku, Dodik. Berada di Indonesia untuk menjaga anak semata wayangku. Kami sering bertengkar masalah uang, uang dan uang. Sudah kubangun sebuah rumah di atas tanah keluargaku, sudah pula kuberikan lahan untuk diolah. Ditambah uang listrik dan air aku juga yang membayarnya setiap bulan. Anak juga aku yang membiayai kebutuhannya meskipun tidak banyak. Aku selalu berpikir kurang apa aku padanya?

Tetapi, kami selalu saja bertengkar katanya uang yang kukirimkan selalu tidak cukup untuk kebutuhan rumah.

Aku lelah menjalani kehidupan ini, di mana seorang istri yang harusnya disayang, tidak dibebankan dengan hal-hal yang berat, tidak dikasari, tidak dimaki. Tapi aku mendapatkannya. Aku hanya ingin ada seseorang yang bisa membantu meringankan beban, ikut berjuang bersamaku mengubah nasip. Namun, semua tidak pernah sejalan dengan apa yang kupikirkan.

Aku selalu terpuruk memikirkan bagaimana menyambung hidup. Gaji dari luar negeri selalu habis untuk kebutuhan yang tidak ada habisnya, mengurus sawah, membangun rumah ini dan itu. Ibarat pepatah, kebutuhan manusia tidak akan pernah ada habisnya.

Aku mulai menjauhi suami agar perasaan hatiku tenang, tak ingin diganggu karena luka yang dulu ditorehkan. Niatku ingin dia membuktikan kepadaku bahwa bisa menjadi kepala keluarga yang tidak lupa dengan tanggungjawabnya, yaitu menafkahi keluarga. Selama ini aku tidak pernah meminta atau menuntut suami untuk mencari nafkah. Akan tetapi, aku berharap dia sadar bahwa sebagai pria harus punya tanggung jawab. Meskipun hanya menghasilkan 5000, 10.000 per hari dari usaha menjual sayur atau apa. Itu sudah membuatku bahagia.

Tapi sampai sekarang, aku masih kesusahan. Bekerja sendiri untuk membiayai mereka semua. Aku memang jarang mengeluh, tapi ada saatnya aku merasa iri melihat hubungan suami-istri lain yang begitu harmonis. Aku adalah wanita yang harus terus berjuang untuk mereka semua, meskipun tidak ada yang tahu bagaimana keadaanku sekarang.

Aku sebenarnya tidak menuntut banyak, hanya ingin di saat aku lelah saat bekerja. Ada seseorang yang mampu menghiburku, membuatku tertawa akan kekonyolannya. Menguatkanku dengan semua cerita motivasinya, tidak mengeluh tentang uang dan kekurangan di rumah. Andai saja aku mendapatkan orang seperti itu, mungkin sekarang aku tidak merasakan lelah di dalam dada.

Wahai pria, mohon baca tulisan ini. Meskipun istri kalian berada di luar negeri dengan gaji setara 7-8 juta perbulan. Tapi kalian tidak pernah tahu bahwa ada segelintir wanita yang tidak pernah bahagia. Karena uang seberapapun itu tidak akan bisa menggantikan kebahagiaan.

Tolong hibur istri-istri kalian, jangan selalu membicarakan tentang uang, uang dan uang. Selagi bisa membuatnya tertawa, senang, bahagia, jangankan uang. Apapun akan mereka berikan. Tapi jika engkau membuatnya terluka, itu akan sulit membalut luka di hatinya.


Penulis @piendutt
Sumber : opini pribadi
terbitcomyt
dewisuzanna
provocator3301
provocator3301 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
8.8K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.