• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Si Doel Anak Sekolahan, Sinetron Masterpiece Rano Karno yang Tak Akan Tergantikan

cintadineAvatar border
TS
cintadine
Si Doel Anak Sekolahan, Sinetron Masterpiece Rano Karno yang Tak Akan Tergantikan

Rasanya banyak sekali judul sinetron Indonesia yang pernah tayang di tv nasional. Namun hampir semuanya tidak memiliki kualitas yang mumpuni apalagi ketika era sinetron stripping dimulai, kualitas benar-benar dilupakan dan para pembuat sinetron hanya menghambakan diri pada rating sampai menjadikan sinetronnya asal jadi. Akan tetapi, kita juga tak bisa menampik kalau tak semua sinetron Indonesia kualitasnya bapuk. Dengan kata lain, ada berlian di dalam tumpukan sampah.

Sinetron berkualitas yang dimaksud adalah Si Doel Anak Sekolahan (SDAS) yang merupakan sinetron paling banyak diputar ulang walaupun sudah puluhan tahu. Sinetron yang ane bahkan berani mengatakan kalau ini adalah sinetron masterpiece yang dibuat oleh seorang Rano Karno.

Si Doel Anak Sekolahan


Sinetron ini lahir ketika era pertelevisian Indonesia sedang dalam masa keemasannya yaitu pertengahan 90an di mana tv swasta mulai bermunculan di Indonesia dan menjadikam acara tv demikian beraneka ragam dan warna. Si Doel Anak Sekolahan sebenarnya adalah adaptasi lepas dari novel karya Aman Datuk Majuindo berjudul Si Doel Anak Betawi dan versi layar lebarnya pernah dibintangi oleh Rano Karno saat masih anak-anak.

Namun SDAS ceritanya benar-benar lepas dari novel tersebut karena menceritakan Doel yang telah bersekolah di perguruan tinggi. Sinetron ini ditayangkan pertama kali pada Minggu, 16 Januari 1994 pada malam hari di RCTI. Season 1 hanya berjumlah satu episode saja karena merupakan percobaan.

Namun siapa sangka, ternyata sambutannya luar biasa hingga dibuatkan season keduanya pada 1995 yang kemudian berlanjut sampai 2006 sebagai season terakhirnya.

Sebuah Karya Sinetron yang Unik


Setiap opening kita mendengarkan lagu yang bunyinya "Anak betawi... Ketinggalan zaman....katenye.."

Dengan digaungkannya lagu tersebut maka penonton bersiap menonton sebuah keluarga betawi dengan segala kesehariannya dan kita para penonton seakan ikut terlibat masuk ke dalamnya dan juga ikut peduli dengan setiap karakter yang ada. Mungkin saking bagusnya sinetron ini, sampai layak dijadikan skripsi penelitian oleh para mahasiswa.

Sinetron ini tidaklah pamer utopia seperti sinetron kebanyakan jaman sekarang. Kita benar-benar dihadapkan dengan semua detil yang natural seakan-akan kita menonton sebuah dokumenter dengan pengambilan gambar seperti film biasa.

Sinetron ini menyoroti sebuah keluarga betawi yang ada di pinggiran Jakarta, khususnya Si Doel yang menjadi gambaran pria yang idealis setelah dia lulus kuliah.

Karakter yang Seakan Sangat Nyata
Konten Sensitif

Salah satu faktor kenapa sinetron ini sukses besar dan dicap sebagai sinetron Indonesia terbaik sepanjang masa adalah para karakternya yang natural dan seakan benar-benar nyata, bukan akting. Setiap karakter punya ciri khasnya tersendiri dan seakan benar-benar ada di dunia nyata. Ini disebabkan oleh Rano Karno yang memberikan kebebasan improvisasi ke setiap pemain.

Si Doel yang kita tahu adalah pria yang super idealis namun tak punya visi dan pendirian dalam memilih Sarah dan Zaenab. Mandra yang kita tahu adalah seorang yang "terbuang" dan nasib asmaranya yang tak pernah mujur.

Mak Nya alias ibunya Si Doel yang berjualan di warung kecil, Babe Sabeni yang tegas dan ingin anaknya sukses dan berpendidikan walaupun harus jual ini itu. Kemudian tokoh lainnya seperti Mas Karyo, Pak Bendot, Nunung, dan yang lainnya semuanya relate dengan dunia nyata.

Kualitas Produksi yang Jempolan

Berbeda dengan sinetron jaman sekarang yang syutingnya stripping dan produksinya asal-asalan, SDAS hadir dengan kualitas produksi yang bahkan sangat baik di masanya. Mulai dari pengambilan gambar, naskah, dan juga alur cerita. Jumlah episode SDAS sebenarnya tidak terlalu banyak karena ditayangkan per musim selayaknya serial jaman sekarang yang sering tayang di media streaming. Menjadikan kualitasnya tetap terjaga dan tidak terbuang begitu saja. Dalam salah satu video Youtube, Rano Karno pernah mengatakan kalau dirinya tak akan sanggup memproduksi sinetron yang ditayangkan setiap hari tanpa henti.

Sebuah Masterpiece yang Takkan Terulang

Para pemain SDAS kini sudah berumur dan sebagian lainnya sudah meninggal dunia. Kalau pun dilanjutkan pasti ada tambahan pemain baru seperti generasi baru anaknya Si Doel dan rasanya takkan sama seperti dulu lagi. Lagipula, Rano Karno mengatakan kalau serial lanjutan SDAS pasca trilogi The Movie-nya tak akan diproduksi dalam waktu dekat. Awalnya akan diproduksi pada 2020 yang lalu namun terkendala pandemi dan replika rumah Si Doel harus dibongkar lagi karena sudah habis masa kontraknya.

Kehadiran Babe Sabeni, Mas Karyo, dan pemain lainnya yang sudah tidak ada menjadikan sinetron ini punya warna yang tak bisa digantikan oleh yang lainnya. Pada akhirnya, Si Doel Anak Sekolahan adalah sebuah mahakarya sinetron dengan nuansa sederhana namun melekat di hati masyarakat Indonesia.

Nah, menurut agan bagaimana gan? emoticon-Big Grin

Referensi
indrag057
ivansatriani142
ekoaje
ekoaje dan 36 lainnya memberi reputasi
37
7.6K
123
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.