Media sosial tengah dihebohkan dengan beredarnya sebuah video yang menunjukkan jamaah shalat tengah menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya sebelum pelaksanaan tarawih.

Di dalam video tersebut memperlihatkan sebuah masjid dua lantai dimana semua jamaahnya dengan kompak menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum melaksanakan shalat tarawih.

Belum diketahui lokasi perekaman atau pengambilan video, namun masyarakat khususnya para netizen sudah memberikan banyak spekulasi dengan nada-nada pro dan kontra terhadap apa yang terjadi.

Mungkin ini terlihat sedikit aneh dan tidak biasa ya GanSis. Lagu Indonesia Raya biasanya dinyanyikan pada acara-acara formal seperti acara kedaerahan, rapat DPR, acara sekolah, acara-acara dinas tertentu, atau bahkan juga di beberapa daerah mall-mall juga mewajibkan karyawan menyanyikan lagu wajib di jam pagi sebelum kerja.

Untuk acara keagamaan memang ada beberapa pengajian akbar yang rangkaian acaranya di awal ada penyanyian lagu Indonesia Raya dan mars-mars. Namun untuk acara peribadatan dapat dikatakan menyanyikan lagu Indonesia Raya adalah hal yang baru dan sedikit aneh.

Terkait pro dan kontra masyarakat terhadap aksi menyanyikan lagu wajib jelang shalat tarawih, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan memberikan tanggapan terhadap aksi dan tindakan tersebut.

KH Muammar Bakry selaku Sekretaris Umum MUI Sulawesi Selatan menjelaskan bahwasanya antara negara dan agama memiliki kesakralan tersendiri yang mana harus ditempatkan sesuai proporsinya masing-masing.

MUI Sulawesi Selatan menilai bahwasanya tindakan menyanyikan lagu Indonesia Raya jelang shalat tarawih berjamaah ini mengarah pada pelecehan agama karena konteks yang kurang tepat lagu wajib Nasional dinyanyikan di acara peribadahan.

KH Muammar Bakry juga menjelaskan secara terperinci bahwasanya syiar agama yang dapat ditoleransi adalah saat syiar tersebut tidak bertentangan dengan syariah Islam dan akal sehat serta persepsi umat Islam GanSis. Jika biasanya acara ibadah umat Islam diawali dengan bacaan zikir atau wirid maka itu lebih baik karena sesuai dengan konteksnya.

Namun KH Muammar Bakry juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan bijak dalam menanggapi kejadian ini. Bisa jadi memang ada orang-orang yang sengaja memanfaatkan momen untuk menjatuhkan dan mencoreng nama golongan tertentu.

Ane pribadi sepakat dan sependapat dengan apa yang disampaikan oleh MUI Sulawesi Selatan GanSis, bahwasanya memang antara negara dan agama memiliki kesakralan tersendiri yang konteksnya tidak dapat disamakan dan harus disesuaikan.

Sesuatu yang benar akan menjadi kurang tepat jika dilakukan di situasi dan kondisi yang tidak sesuai GanSis. Jadi bukan maksud untuk tidak cinta tanah air karena tidak menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya jelang shalat tarawih, hanya saja memang situasinya kurang pas jika lagu Indonesia Raya dinyanyikan jelang shalat tarawih.

Mungkin Agan dan Sista juga banyak yang sepakat dengan apa yang disampaikan MUI Sulawesi Selatan. Jangan sampai kita dipecah belah oleh oknum-oknum kurang bertanggung jawab yang berniat menabrakan antara agama dan negara GanSis.

Oke, mudah-mudahan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi Agan dan Sista semua, untuk menjadi bijak dan selalu aman damai tidak mudah tersulut emosi.