• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Alasan Mengapa Agama Penting bagi Manusia, Menurut Pengalaman Pribadi TS (Part-1)

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Alasan Mengapa Agama Penting bagi Manusia, Menurut Pengalaman Pribadi TS (Part-1)
Jadi opini dalam trit ini bukan pakai teori ilmiah yang ruwet-ruwet. Juga bukan hasil menerima wangsit atau bisikan ghaib. Murni 100% dari introspeksi pribadi TS. Maka TS juga nggak akan ngukuhi atau ngeyel bahwa alasan-alasan ini itu sudah paling benar, dst.

Beda orang, bisa jadi beda renungan, beda pengalaman hidup, sehingga beda juga hasil kesimpulannya.

Menurut ane, agama itu penting dan sulit, atau bahkan tidak bisa dihapuskan, dari kehidupan manusia.

Ada beberapa penyebab atau alasan, mengapa agama sebaiknya jangan dihilangkan dari kehidupan manusia.

1. Menjaga Moralitas Masyarakat.

Ini mungkin bakal memicu debat, karena ane juga tahu, tidak beragama bukan berarti tidak bermoral. Hanya saja, menurut ane mengajarkan moral dalam kerangka agama itu lebih sederhana, dibandingkan mengajarkan moral tanpa kerangka agama.

Sederhana dan gampang, kalau mencuri kamu masuk neraka, kalau berbohong kami masuk neraka, dst.

Penjarahan, gbr diambil dr TribunNews

Tanpa kerangka agama, maka jalannya jadi lebih panjang untuk menjelaskan, mengapa seseorang itu jangan mencuri/berbohong/dsb. Dengan agama, nggak perlu berpikir, atau misalnya dibacakan pidato pembelaan Socrates di depan penuduh-penuduhnya yang diceritakan dalam Apology yang ditulis Plato. Bagaimana sebuah tindakan tidak bermoral, sebenarnya akan berbalik menyusahkan diri kita sendiri. Sehingga orang yang berpikir, tentu akan memilih tata hidup dan perilaku yang bermoral.

Ruwetlah itu, lebih gampang, pokoknya bikin dosa, ente masuk neraka.

(Meskipun lebih gampang =/= lebih efektif, nyatanya perilaku kriminal masih kental di negara yang beragama ini).


2. Memberikan Ketenangan Batin.

Semakin lama kita hidup, biasanya kita akan semakin menyadari, betapa banyaknya faktor-faktor di luar diri kita yang bisa mempengaruhi kehidupan kita. Kemampuan kita untuk mengontrol kehidupan kita sangatlah terbatas.

Hidup kita itu sebenarnya rentan.

Kita bisa berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat, berkendara hati-hati di jalan, dst. Cukup satu orang pengemudi mabuk, bisa membuat kita jadi orang cacat. Cukup sebuah pohon tumbang gara-gara hujan lebat, bisa membuat mobil kita penyok dan kita yang ada di dalamnya terluka parah. Dst.

Apalagi ketika situasi dunia gonjang-ganjing. Ada berapa orang yang kehilangan pekerjaannya, akibat pandemi Corona yang baru saja terjadi dan belum sepenuhnya usai ini?

Gbr diambil dr palembang.tribunnews.com

Dengan agama,  maka ada semacam penghiburan atau penenang batin. Ketika suami keluar untuk bekerja, si isteri berkata, "Semoga Tuhan selalu menyertaimu, Mas."

Sebuah ucapan yang sebenarnya tidak menjamin keselamatan suaminya, tetapi memberikan ketenangan batin pada sepasang suami isteri tersebut.

Dibandingkan hidup selalu was-was karena menyadari kenyataan bahwa kehidupan kita bisa menjadi buruk bahkan sangat buruk, dalam sekejap mata saja, lebih baik hidup dalam iman yang menenangkan batin. Toh kejadian buruk itu juga belum tentu terjadi.

Kalaupun sampai terjadi, kita masih bisa menghibur diri, "Tuhan punya rencana yang baik. Kita belum paham, tetapi aku percaya ada rencana Tuhan yang baik, di balik kecelakan ini."


3. Agama Menjadi Jawaban atas Kematian.

Kematian itu tidak bisa dihindari, semua makhluk hidup pasti akan mengalaminya. Manusia bisa memahami kematian, jauh sebelum kematian itu datang menyapa dirinya, atau orang-orang di sekitarnya.

Kematian itu menakutkan karena salah satu naluri kita sebagai makhluk hidup tentunya adalah ingin untuk bertahan hidup (setidaknya selama hidup itu masih ada nikmatnya). Kematian juga sesuatu yang menyedihkan karena kematian memisahkan kita dari orang-orang yang kita kasihi.

Bukan hanya menakutkan dan menyedihkan, kematian adalah sesuatu yang fatal dan menutup kesempatan kita untuk memperbaiki sesuatu.

Misalnya tidak jarang, seorang anak mengenang almarhum orang tuanya sambil berpikir, "Seandainya saja, aku memperlakukan mereka lebih baik, saat mereka masih hidup."

Kematian menutup kesempatan untuk dia memperbaiki sesuatu yang disesali.

Gbr diambil dr Kompas.com

Agama yang mengajarkan bahwa masih ada kehidupan setelah kematian, memberikan jawaban atas ketakutan, kesedihan dan penyesalan itu. Bagi yang beriman, kematian jadi tidak lagi terlalu menakutkan.

Bagi yang beriman, saat rindu pada orang yang dikasihi dan sudah meninggal, masih ada harapan untuk bertemu kembali.

Bagi yang beriman, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki sikap hidup kita yang mungkin kita sesali, karena ada harapan untuk bertemu kembali dan memperbaiki apa yang dirasa kurang semasa hidup.

--------------

Demikian menurut ane, mengapa kehadiran agama itu diperlukan manusia dan penting untuk dipertahankan.


Sumber referensi
1. http://classics.mit.edu/Plato/apology.html
2. https://ernestbecker.org/resources/t...gement-theory/
3. Opini dari pengalaman pribadi.
AgusLie007
alizazet
aloha.duarr
aloha.duarr dan 13 lainnya memberi reputasi
12
4.9K
145
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.