TRIBUN-VIDEO.COM - Guru pesantren di Tarakan berinisial RD atau RA, Kalimantan Utara melakukan tindak asusila terhadap 48 siswanya.

Sebagian besar korban saat ini mengalami trauma berat dan dalam pendampingan serta terapi.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk serta Keluarga Berenca Kota Tarakan, Maryam.

Tak hanya korban yang menjalani terapi tetapi juga keluarga korban.

Hal ini lantaran diharapkan keluarga tak menjadi sumber pemantik trauma.

“Orangtua dalam hal ini jangan sampai bertanya. Mengulangi lagi, membahas lagi. Untuk penanganan kepada anak-anak juga sudah dilaksanakan dan saat ini masih terus berjalan,” ujarnya.

Dikutip dari TribunKaltara.com, Jumat (25/3/2022), 46 orang korban menjalani terapi kelompok.

Sedangkan dua orang korban harus menjalani terapi private lantaran memiliki traumatik lebih dari korban lainnya.

“Risiko berat dua anak. Traumatiknya cukup tinggi dan terapinya tersendiri privat. Sisa 46 itu dibagi tiga kelompok dan diterapi teman-teman HIMPSI,” ucap dia.

Agar hal ini tak lagi terulang, digelar rapat koordinasi lintas sektor dan SKPD.

Dalam rapat itu hadir Kemenag, Disdik dan kepala KUA.

Beberapa langkah antisipasi yang akan dilakukan adalah diperlukan adanya asesmen sesuai kualifikasi.

Selain itu juga harus ada Standar Operasional untuk meminimalisir dan mencegah kejadian yang sama terulang.

Kewajiban Memuliakan Ulama


alhamdulillah, 48 santri telah merasakan nikmatnya memuliakan ulama