Benny-KAvatar border
TS
Benny-K
Mengapa Sekejam Itu kepada Arie Hanggara


Ilustrasi: Edi Wahyono

Tino dan Santi memiliki latar belakang keluarga broken home. Arie Hanggara menjadi pelampiasan akibat ketidakmampuan kedua orangtuanya itu menyelesaikan masalah keluarga.

"Orangtua jahat, bunuh saja!" teriak massa yang memadati sebuah rumah kontrakan di Jalan Haji Maun, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, pertengahan November 1984. Warga yang geram terus merangsek mendekti Machtino Eddiwan (Tino) dan Santi. Mereka emosi ingin memukul wajah kedua pasangan yang tega menyiksa anaknya sendiri, Arie Hanggara, hingga tewas.

Massa yang kian menyemut itu akhirnya tak berani mendekat ketika mendengar tembakan peringatan dari polisi. Saat itu penyidik dari Polsek Mampang Prapatan tengah melakukan rekonstruksi kasus penyiksaan Arie di rumah tersebut. Ayah kandung dan ibu tiri Arie itu melakukan beberapa adegan penyiksaan yang mereka lakukan.

Masyarakat juga terlihat membludak saat menghadiri sidang Tino dan Santi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ruang sidang yang biasanya menampung 100 pengunjung bertambah dua kali lipat. Penonton sidang itu merupakan warga yang penasaran dengan sosok Tino dan Santi atau sekadar ingin mengikuti jalannya persidangan.

Kebanyakan dari pengunjung adalah emak-emak dan anak sekolah. Bahkan mereka mengikuti sidang yang berjalan selama tiga jam. Bukan itu saja, mereka menunggui sampai kedua terdakwa keluar dari ruang sidang dan dimasukan ke mobil tahanan untuk dibawa ke Rumah Tahanan Salemba, Jakarta Pusat.

Quote:


Tino yang kala itu berumur 36 tahun didakwa Jaksa Penuntut Umum (JPU) JR Bangun dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. Sedangkan, Santi, saat itu berumur 28 tahun, didakwa ancaman hukuman 15 tahun penjara. Tapi setelah beberapa kali persidangan, majelis hakim yang diketuai Reni Reynowati memutuskan Tino divonis 5 tahun penjara dan Santi divonis 2 tahun penjara.

Baca juga : Duka Nasional Kematian Bocah Arie Hanggara


Gambaran penyiksaan terhadap Arie Hanggara seperti terlihat dalam film "Arie Hanggara" tahun 1985  -  Foto: YouTube

Sejak kasus penyiksaan kepada Arie terungkap hingga dibawa ke persidangan, banyak masyarakat yang 'menghukum' Tino dan Santi. Muncul pertanyaan ketika pengadilan berjalan, benarkah kedua terdakwa bersalah? Mungkihkah kedua pasangan itu berbuat keji karena memiliki riwayat hidup yang juga berasal dari keluarga yang mudah bersikap kasar? "Tino setahu saya adalah anak kesayangan papanya," tutur Dahlia, mantan istri pertama Tino atau ibu kandung Arie.

Dari persidangan terkuak fakta bahwa Tino yang merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara itu sejak kecil hingga dewasa mendapatkan perlakuan khusus dari ayahnya sendiri, Eddiwan. Ayahnya yang tercatat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Karya Pembangunan (FKP) bercerai dengan istrinya atau ibu Tino. Tino dengan tujuh saudara kandungnya terpaksa tinggal bersama ibunya.

Sementara Eddiwan menikah lagi dengan istri keduanya yang membawa tiga orang anak. Eddiwan kepada anaknya tetap sebagai anak-anaknya dan diwajibkan rutin untuk datang satu pekan sekali. “Kalau kami tak muncul, papa akan marah,” ungkap Tino.

Tino pernah berkelahi dengan salah satu anak bawaan istri muda Eddiwan. Tapi ayahnya selalu membelanya, karena dianggap selalu benar. Tino dinggap ayahnya memiliki perbedaan dengan saudara-saudara lainnya, bahkan hingga ia beranjak dewasa. “Dia itu selalu tidak berhasil. Padahal sudah cukup banyak saya bantu,” terang Eddiwan atau kakek Arie Hanggara.

Tino pun mengakui, walau wajib bertemu dengan ayahnya, ia dan kakak-adiknya jarang diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat atau perasaannya. Eddiwan selalu mengambil peran di depan. Ia selalu tak bosan mengulang cerita berjalan kaki ketika sekolah dan berhasil berkat kerja kerasnnya sendiri. Karena itulah, Tino mengidolakan ayahnya sendiri, Eddiwan.

Memang Eddiwan sejak remaja sudah lepas dari orangtuanya. Selepas lulus dari MULO (setingkat SMP), Eddiwan diterima diperusahaan penerbangan Belanda, KLM. Di era kemerdekaan ayah Tino mendirikan Koperasi Perikanan Indonesia (KPI), lalu menjadi Sekretaris Bank Kopersi Indonesia, juga mengajar sebagai dosen di Akademi Usaha Perikanan dan Akademi Koperasi.


Persidangan kasus penganiayaan Arie Hanggara dengan terdakwa ayah kandung dan ibu tirinya  -  Foto : Istimewa

Kesuksesan ayahnya membayang-bayangi hidup Tino. Celakanya, bayang-bayang itu tak dianggap sebagai tantangan, tapi hanya sesuatu yang enak diangan-angankan saja. Terkesan Tino sebagai orang yang malas untuk bekerja keras. "Ia kurang bisa memecahkan persoalannya sendiri. Meski supel, ia banyak kecewa dengan kenyataan yang berbeda dengan apa yang diangankannya,” kata Kepala Biro Psikologi Polda Metro Jaya, Sumarningsih.

Sumarningsih juga mengungkapkan fakta soal Santi. Tino bertemu sosok Santi, istri keduanya yang dianggap wanita pekerja. Santi sama dengan Tino. Orangtuanya bercerai dan memaksanya untuk belajar hidup sendiri tanpa kasih sayang dari sosok ayah atau ibu. Tino bertemu Santi yang sudah bekerja di perusahaan swasta dan kursus bahasa Inggris dan Perancis.

Santi seakan menemukan sosok ideal pada diri Tino. Sebaliknya Tino menemukan sosok wanita sukses. Namun, setelah mereka hidup serumah, Santi mulai rewel dan sering menanyakan kapan suaminya mendapatkan pekerjaan. Kedua pasangan ini dinilai kurang terbuka. Tino takut kehilangan Santi, sedangkan Santi yang belum memiliki anak tak sampai hati meninggalkan anak-anak Tino.

Hal itu menyebabkan, bila muncul tingkah laku anak dalam anggota keluarga yang tak berkenan di hati mereka, anak itu mudah menjadi pelampiasan konflik terpendam. Malangnya itu yang harus dialami Arie, anak kedua Tino. Bocah itu memang berbeda dengan saudaranya yang lebih penurut.

Tino dan Santi dalam persidangan itu menyesali apa yang sudah mereka lakukan. “Saya akan menjalani dengan kepasrahan yang sepenuhnya,” ucap Tino. Sementara Santi dan Dahlia sudah bertemu dan berbaikan menjelang jalannya persidangan. Santi meminta maaf kepada Dahlia sambil bercucuran air matanya. Sedangkan Dahlia mencoba menghibur Santi dan dirinya sendiri. “Yang sudah biarlah. Sudah kehendak Tuhan,” kata Dahlia.

Baca juga : Duka Nasional Kematian Bocah Arie Hanggara




sumber
Diubah oleh Benny-K 28-03-2022 06:24
fachri15
fachri15 memberi reputasi
1
2K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.