Lebih enak jadi pegawai atau freelancer?



Zaman makin berkembang, pilihan pekerjaan banyak ditemukan di luar sana. Ada yang memutuskan menjadi pegawai kantoran dengan segudang aturan ketat dalam proses seleksi dan persaingan yang luar biasa serta ada pula yang bekerja secara mandiri entah dengan buka usaha sendiri maupun menjadi freelancer.

Nah, di thread kali ini TS akan banyak membahas seputar kehidupan freelanceralias pekerja lepas yang tak punya gaji tetap. Bisa saja bulan ini mereka dapat penghasilan besar, tapi bulan depannya malah tak ada pendapatan sama sekali.

Sebenarnya bukan cuma freelancer saja yang merasakan ketidakpastian penghasilan ini, pedagang pun turut merasakannya. Kalau jualan laris, duit mereka banyak, tapi pas tidak laku ya mereka nggak punya duit.

Tidak ada gaji tetap bulanan, tak ada jaminan dari kantor, tak ada BPJS kesehatan yang ditanggung tempat kerja, freelancer dan pedagang berdiri sendiri menghadapi gempuran cobaan duniawi yang makin hari makin pelik.



Di saat semua orang bilang bahwa "lebih baik buka usaha sendiri daripada kerja ikut orang", namun kenyataannya tetap mereka yang berseragam dan menjadi budak korporat lah yang dilihat lebih terpandang ketimbang mereka yang memutuskan membangun usahanya dari nol dan berbekal kaos oblong serta celana pendek saat bekerja.

Setiap perkumpulan keluarga, yang ditanyakan adalah "Kerja dimana?" ketika jawabannya merujuk pada sebuah nama perusahaan besar seperti Bank X, seketika itu juga pandangan mata si penanya berubah menjadi kagum.

Namun saat jawabannya: "Buka usaha sendiri," tatapan mata itu menunjukkan sinar yang biasa saja. Lantas masih berlakukah ungkapan lebih baik buka usaha sendiri daripada ikut orang? Melihat fakta di lapangan sepertinya tidak, jika yang jadi jurinya adalah mereka yang mengagungkan pegawai berseragam.

Kalau sudah begitu, freelancerhanya bisa telan ludah. Meskipun tidak semua pekerja lepas hidup kekurangan dan menderita. Namun seragam kerja bagaikan sebuah pembeda yang mengklasifikasikan setiap "jenis" pekerja.



Seragam seolah menjadi hal yang bergengsi di masa kini ketika berada di masyarakat. Pandangan mengenai orang yang bekerja pakai seragam hidupnya lebih terjamin daripada freelancerseperti sudah menjadi pandangan umum, padahal bisa benar bisa juga salah.

Sebagai contoh, seorang guru honorer digaji 300 ribu per bulan. Dia berangkat pakai seragam dan dianggap sejahtera oleh para tetangganya. Sedangkan freelancer di bidang IT bekerja dari rumah dan menyelesaikan proyek pekerjaannya dalam 2 hari dengan nilai upah Rp3 juta hanya dengan bekerja dari rumah dan memakai celana pendek serta kaos oblong.

Mana yang menurut gansist lebih enak? Jawabannya tergantung apa yang gansist cari saat bekerja, apakah gansist mencari status ataukah uang.

Namun karena ane adalah orang yang lebih condong ke arah duit, ya ane bilang enakan si freelancer. Meskipun tidak menentu kapan datangnya proyek pekerjaan dan tak setiap hari bekerja, namun dia bisa mendapatkan upah yang terbilang cepat dan lebih banyak secara nominal.



Tapi tiap pekerjaan punya suka dukanya masing - masing. Jadi pegawai tidak salah, jadi freelancerjuga tidak salah. Semua punya jalan hidup dan pilihannya sendiri - sendiri.

Tapi yang paling enak memang menekuni keduanya, jadi pegawai sekaligus nyambi jadi freelancer. Dengan begitu keuangan aman, status di mata masyarakat tetap terjaga hahaha

Jangan lupa ikuti akun @adnanami untuk mendapatkan thread inspiratif lainnya.

Kalian juga bisa berkunjung ke halaman kaskus ane dengan klik gambar di bawah ini! Sampai jumpa kembali di lain kesempatan.



Share pendapat kalian di kolom komentar ya!

Sumber: observasi TS