Minyak, satu elemen dalam kehidupan yang tidak terlalu sering mendapat perhatian, terutama minyak goreng. Kasus minyak goreng di Indonesia sendiri masih jauh dari kata selesai karena sampai sekarang minyak goreng masih belum terlihat di pasaran dan kalaupun ada harganya belum seperti yang pemerintah janjikan.

Kasus-kasus penipuan yang melibatkan minyak pun menjadi berita mingguan yang wajib menghiasi layar berita. Ditipu penjual minyak online, memesan lima drum minyak tapi yang datang air, hingga kasus penimbunan minyak yang ketahuan baru-baru ini. Hmm… tampaknya masalah minyak masih akan terus menemani kita hingga satu bulan ke depan.



Jika ditinjau kembali masalah ini sebenarnya bermula dari harga minyak yang melambung tinggi dan tiba-tiba dipaksa turun oleh pemerintah. Tak ingin menjual minyak yang sudah diproduksi dengan harga murah, para mafia minyak pun menahan peredaran minyak sehingga stok pasar kosong. Kelangkaan minyak pun mengakibatkan kenaikan harga yang jelas merupakan tujuan mereka.

Pemerintah memang mencoba mencari solusi yakni mengedarkan minyak murah melalui supermarket, tetapi tingkah masyarakat yang sama korupnya dengan mafia minyak merusak alur peredaran minyak. Banyak masyarakat ikut menimbun hingga akhirnya stok kosong dan minyak mahal menjadi satu-satunya pilihan.



Haduhh, gini amat hidup. Minyak goreng sebagai salah satu kebutuhan pokok rumah tangga memang menjadi ladang uang yang begitu menguntungkan, tetapi masyarakat jujurlah yang harus menjadi korban. Terlebih lagi minyak merupakan kewajiban pokok bagi beberapa beberapa pedagang seperti tukang gorengan. Dengan kelangkaan minyak goreng, sumber pendapatan mereka mendapat guncangan. Siapa yang salah? Entahlah, buang-buang tenaga rasanya untuk menyalahkan seseorang.

Jadi, bagaimana keadaan minyak goreng di tempat Anda? Apakah sudah normal atau masih ada kasus penimbunan yang belum terungkap? Baru kemarin, di Sumatera Utara Satgas Pangan berhasil menemukan 1,1 juta kilogram minyak goreng yang ditimbun di dalam gudang. Itu baru di Sumut, bagaimana dengan provinsi lain?

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

sumur