ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
Malapetaka Los Alfaques, Awan Yang Meledak di Langit Alcanar

Sekitar pukul 12:05 siang pada tanggal 11 Juli 1978, sebuah truk tangki yang berisi penuh bahan kimia, meninggalkan kilang di sebuah kota kecil di wilayah Catalonia, Spanyol. Perjalanan itu rutin dilakukan menuju Puertollano, sebuah kota industri yang berjarak sekitar enam jam perjalanan melalui jalur darat. Namun, truk tersebut tidak pernah sampai ke tujuannya. Belum ada setengah perjalanan, truk itu mengalami kecelakaan yang merenggut lebih dari 200 nyawa tak berdosa.

14 Hal Tentang Suku Indian Apache

Truk tersebut dimiliki dan dioperasikan oleh Cisternas Reunidas, sebuah perusahaan pengangkutan bahan kimia berbahaya dan barang industri lainnya. Bahan kimia yang diangkut pada hari itu sangat berbahaya, yaitu Propelan cair. Propelan jenis ini digunakan dalam pembuatan berbagai macam produk olahan bahan kimia. Dalam bentuk mentahnya, itu adalah bahan yang sangat mudah terbakar dan sangat mudah menguap.

Propelan biasanya berupa gas yang disimpan di bawah tekanan dalam bentuk cairan dan kemudian diproses dan diangkut untuk keperluan industri. Laporan tentang bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi sangat bervariasi. Truk yang diisi penuh dengan Propelan cair, sedang melewati wilayah Alcanar dengan mengambil jalur alternatif yang relatif kecil ketika terjadi sebuah masalah. Beberapa saksi menyatakan bahwa truk itu oleng dan terjatuh, sementara ada yang melaporkan terjadinya kebocoran yang mendorong pengemudi untuk berhenti dan mencoba memperbaiki masalah tersebut. Belum diketahui apakah truk tersebut mengalami kebocoran atau terjatuh, namun yang pasti tangki utama truk telah pecah.


Propelan yang keluar dari tanki, langsung menguap menjadi gas. Gas tersebut membentuk awan putih pekat, dengan dibantu oleh angin yang bertiup, gas menuju ke atas tempat perkemahan Los Alfaques yang berada di dekat truk. Pada hari itu tempat perkemahan Los Alfaques dipadati oleh sekitar 1.000 wisatawan. Awan Propelan meluas sehingga menganggu jarak pandangan dan hanya sedikit orang yang ada di perkemahan menyadari bahwa sebuah truk yang berhenti menjadi sumber awan aneh itu berasal.

Beberapa orang yang mengetahui asal awan aneh itu, mendekati truk tangki karena penasaran, mungkin menganggapnya sebagai fenomena cuaca yang aneh. Sementara dengan cepat awan Propelan menyelimuti perkemahan, awan gas Propelan juga melayang di jalanan sampai ke diskotek terdekat. Salah satu kompor pengunjung perkemahan telah memantik awan propelan. Api langsung menyambar awan, menyebar sampai ke truk yang akhirnya terjadi ledakan dahsyat dari tanki. Awan gas yang menyelimuti perkemahan dalam beberapa menit menjadi bola api besar.


Semua yang berjarak 90 meter dari truk tanki hancur akibat ledakan. Mobil-mobil melebur, gedung-gedung rata dengan tanah dan banyak orang yang langsung tewas ditempat. Semua yang ada dalam jarak 300 meter rusak akibat sambaran api, termasuk semua tenda perkemahan. Para korban terlihat dengan rambut dan pakaian mereka terbakar, melarikan diri ke laut untuk berupaya memadamkan api.

Beberapa saksi melaporkan bahwa air laut sendiri hampir dalam titik didih karena panas akibat dari ledakan. Panas dan nyala api juga menyebabkan beberapa ledakan lain. 34 kendaraan hancur total, dengan ada beberapa yang meledak dan menyebabkan korban lain. Tabung gas masak yang digunakan para pekemah menjadi bahan peledak yang mematikan.


Segera setelah itu, upaya penyelamatan mulai dilakukan. Penduduk setempat membawa korban terluka ke dalam mobil dan mengirim mereka ke rumah sakit terdekat. Petugas pemadam kebakaran dan ambulans tiba dan memulai tugas yang mustahil, menyelamatkan ratusan orang yang terluka parah. Total ada 140 orang dengan luka bakar parah yang dibawa ke salah satu dari dua rumah sakit setempat.

Pada tanggal 11 Juli 1978 bencana tersebut merenggut nyawa 217 orang, meskipun lebih banyak lagi yang meninggal karena luka-luka dalam minggu-minggu dan bulan-bulan berikutnya. Korban terakhir mencapai 270 tewas dan 300 terluka. Tugas untuk mengidentifikasi semua korban adalah tugas besar yang diperumit dengan fakta bahwa banyak dari korban tewas hanya mengenakan pakaian renang, tanpa identitas yang dapat ditemukan pada orang tersebut.


Sementara semua korban akhirnya dapat diidentifikasi, dengan bantuan catatan gigi yang memakan waktu bertahun-tahun sebelum jenazah dikembalikan ke negara asalnya. Investigasi mengungkapkan beberapa kegagalan protokol keselamatan yang menjadi sebab kecelakaan tersebut. Truk tanki itu, tercatat, telah diisi terlalu banyak Propelan, suatu hal rutin yang dilakukan di kilang Enpetrol. Fasilitas itu tidak memiliki alat pengukur untuk menentukan seberapa penuh sebuah truk tanki, atau penutup otomatis untuk mencegah pengisian yang berlebihan.

Pada bulan-bulan sebelum kecelakaan, banyak truk tanki yang meninggalkan fasilitas itu dalam keadaan kelebihan muatan dan itu sangat membahayakan. Selain itu, truk tidak memiliki katup pelepas tekanan darurat. Seharusnya katup tersebut bisa mencegah terjadinya kebakaran, tetapi peraturan baru telah dilonggarkan dan katup pelepas tekanan tidak lagi wajib digunakan. Tidak adanya katup pelepas tekanan diperparah lagi oleh lemahnya lambung tangki.


Pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan bahwa tanki sebelumnya telah digunakan untuk mengangkut zat korosif yang sangat melemahkan struktural dinding tangki. Sementara itu tanki tidak dapat rusak jika ada katup pelepas tekanan, yang bisa menjaga tanki agar tidak meledak, jika hal itu dilakukan mungkin tanki akan tetap utuh dalam waktu yang cukup lama sehingga area di sekitarnya dapat dievakuasi.

Cisternas Reunidas bertanggung jawab atas kecelakaan itu dan mengakui semua kesalahan dan kelalaian perusahaan, tetapi tetap saja ada sebuah perselisihan. Pengemudi melaporkan bahwa mereka telah secara rutin diinstruksikan untuk menghindari lewat jalan tol dan lebih disarankan untuk memilih jalan alternatif yang lebih kecil di dekat daerah padat penduduk. Alasannya? Untuk menghindari perusahaan mengganti biaya masuk jalan tol.


Cisternas Reunidas bersikeras bahwa rute yang diambil sepenuhnya tergantung pada pengemudi dan tidak ada intruksi resmi dari perusahaan. Akhirnya empat karyawan Cisternas Reunidas dijatuhi hukuman penjara karena kelalaian mereka. Hukuman dalam jangka waktu yang relatif pendek yang akhirnya malah dibatalkan dalam waktu satu tahun. Kompensasi yang diberikan untuk para korban senilai 16 juta Dolar dan telah dibayarkan kepada semua korban, cukup untuk menyelesaikan semua tuntutan perdata terhadap perusahaan.


Bertahun-tahun setelah kecelakaan itu, banyak perubahan yang dibuat pada peraturan seputar pengangkutan barang berbahaya, terutama larangan pengangkutan barang berbahaya melalui daerah berpenduduk ketika tersedia jalur utama. Perkemahan Los Alfaques dibangun kembali. Pemiliknya mengaku bahwa dia masih trauma dengan peristiwa 11 Juli 1978, tetapi tidak ada pekerjaan lain yang lebih baik baginya daripada menyambut wisatawan ke perkemahan, termasuk beberapa keluarga yang selamat dari bencana yang telah memilih untuk kembali di tahun-tahun berikutnya. Tempat itu selamanya dihantui oleh momok ledakan Propelan, perkemahan itu bisa pulih dan mendatangkan banyak wisatawan.


KOLEKSI THREAD MENARIK

Quote:
Diubah oleh ashibnu 27-01-2022 03:32
uray24
zerauw
pilke89
pilke89 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
4.5K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.