ih.sul
TS
ih.sul
Harga Minyak Yang Turun Mengungkap Sifat Asli Masyarakat Kita


Baru beberapa hari yang lalu pemerintah secara resmi menurunkan harga minyak goreng yang selama ini sudah melambung terlalu tinggi. Percobaan penurunan harga minyak ini dimulai dengan minyak kemasan yang diedarkan melalui supermarket seperti Indomaret atau Alfamart. Penurunannya juga amat signifikan dari yang biasanya 20 ribu perliter langsung menjadi 14 ribu perliter. Hasilnya, banyak orang yang berebut ingin beli.

Untuk mencegah seseorang memonopoli minyak murah pemerintah pun menetapkan kebijakan bahwa satu orang hanya boleh membeli maksimal 2 liter minyak namun sekali lagi rakyat menunjukkan bahwa mereka (kita) sudah jauh lebih pintar dalam masalah seperti ini. Jika satu orang hanya bisa membeli 2 maka bawa saja suami, istri, anak, mertua, sepupu hingga kucing peliharaan. Jika satu rumah dihuni oleh 10 orang maka keluarga tersebut sudah mendapat 20 liter untuk mereka dan itu hanya dari 1 supermarket saja.

Katakanlah keluarga tersebut membawa mobil dan berkeliling mengunjungi setiap supermarket yang ada di kota lalu membeli minyak sebanyak yang mereka bisa. Kira-kira berapa banyak minyak yang berhasil mereka dapatkan?



Well, caranya mungkin cerdas namun di sisi lain sungguh tidak berperikemanusiaan. Untuk orang-orang yang ketinggalan info dan orang-orang yang tak punya banyak anggota keluarga harus menelan ludah pahit saat menghadapi rak minyak yang kosong melompong, mengelus dada sembari berkata, "Kampret."

Kurang dari 24 jam berita mengenai "serbuan indomaret" bisa kita kita lihat di internet. Orang-orang dari seluruh penjuru Indonesia ternyata memiliki mindset yang sama, timbun sebanyak mungkin selagi harganya murah. Dengan mindset semacam ini maka tak heran jika rak minyak murah selalu kosong bagi mereka yang benar benar membutuhkan.



Mirip dengan kasus masker diawal-awal korona, masyarakat mencoba mendapatkan sebanyak mungkin minyak selagi harganya masih murah karna takut harganya akan kembali melambung naik. Dan demi mendapatkan hal itu hal-hal kotor pun dilakukan, semua demi keuntungan pribadi.

Inilah satu mindset bobrok yang sangat sulit dihilangkan dari masyarakat. Orang-orang begitu takut akan kehabisan dan berujung pada panic buying yang justru mengakibatkan permintaan meningkat dan harga semakin naik. Orang-orang pun menjadi apatis pada orang lain yang tidak kebagian selama itu tidak merugikan mereka. Mereka memilih menimbun barang tersebut dan meraup sebanyak mungkin keuntungan entah itu dengan menjualnya lagi atau memakainya sendiri.



Seperti itulah masyarakat kita. Saat harga naik protes beramai-ramai, saat harga turun timbun sebanyak-banyaknya dan jika stok habis salahkan pemerintah. Malu rasanya jika melihat tingkah masyarakat yang cuma mau enaknya aja, dan semua itu disebabkan oleh sebungkus minyak.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Diubah oleh ih.sul 22-01-2022 06:05
attosaibu6666661234oldmanpapa
oldmanpapa dan 52 lainnya memberi reputasi
53
20.9K
292
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.