ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Mengapa Banyak Orang Terobsesi Menjadi Presiden?


Belum sebulan lamanya kita menikmati tahun 2022 namun persaingan memperebutkan kursi presiden menjadi semakin dan semakin memanas. Setiap ada kesempatan kita akan melihat para kandidat saling sindir dan kirim kritik, setiap ada bencana kita akan melihat baliho dan sembako bergambarkan si calon. Beberapa orang masih malu-malu menunjukkan motif aslinya namun kebanyakan rakyat sudah paham polanya.

Padahal pemilu masih 2 tahun lagi namun kampanye sudah digaskan sejak dini hari. Tampaknya para calon dan partai pendukungnya punya begitu banyak uang untuk dihambur-hamburkan, semua demi menghantarkan calon idaman menuju kursi tertinggi di negara ini.



Tapi sebenarnya mengapa begitu banyak orang yang rela menghalalkan segala cara demi meraih kursi presiden? Jika para calon presiden ditanya satu persatu maka jawabannya tak akan jauh-jauh dari "memimpin Indonesia kearah yang lebih baik" atau "menyatukan Indonesia" atau "mensejahterakan rakyat." Tak ada yang tahu apakah jawaban itu jujur atau tidak tapi saya pribadi menganggap jawaban template semacam itu terlalu sederhana untuk menjadi alasan sebuah obsesi.

Jadi begini, apa gunanya menjadi presiden jika dalam prosesnya kamu akan memecah belah bangsamu sendiri? Bukankah itu berlawanan dengan visi kesatuan dan kesejahteraan?



Dalam sejarah politik Indonesia tak ada yang namanya pemilu yang benar-benar bersih. Sogokan, kepentingan bersama dan balas budi sudah menjadi bumbu gelap dalam pesta demokrasi ini. Seluruh pihak seolah mencoba bertaruh pada kandidat mereka dengan harapan mendapat imbalan berupa jabatan atau kemudahan administrasi saat sang kandidat sudah menjadi presiden. Dengan banyaknya faktor yang mengikat seperti itu maka menjadi presiden yang benar-benar objektif terasa mustahil dilakukan.

Sekilas menjadi orang nomor satu di Indonesia memang terdengar begitu luar biasa. Berdiri di puncak, memiliki kekuasaan tertinggi, dikenal oleh semua orang. Hal-hal seperti itu jelas membuat beberapa orang merasa mabuk sehingga tak segan segan menghabiskan banyak uang demi meraih kursi presiden.



Namun bicara dari kacamata bisnis, menjadi presiden bukanlah pekerjaan yang mendatangkan banyak uang, terlebih lagi pekerjaannya amatlah banyak dan mendapat monitor 24 jam. Gaji presiden itu kecil jika dibandingkan dengan youtuber terkenal atau pengusaha besar jadi mustahil (sangat-sangat mustahil) untuk mengembalikan dana yang hilang semasa kampanye.

Dan karnanya godaan korupsi sangat sulit untuk dilawan. Korupsi disini bukan hanya sekedar mengambil uang pajak rakyat, ada ratusan cara untuk menggelapkan uang seperti memanfaatkan kekuasaan untuk menjalin hubungan 'akrab' dengan para pejabat. Dengan kekuasaan sebagai orang nomor satu maka tak sulit bagi seorang presiden untuk menunda keputusan yang tidak menguntungkan, mengijinkan sesuatu yang tidak seharusnya diijinkan dan bahkan meringankan hukuman seseorang yang penting baginya.



Fyuhh, jadi ujung-ujungnya kembali ke korupsi. Well, segala hal di dunia ini memang butuh uang dan presiden sekalipun perlu makan. Meski demikian sering kali saya terheran, apakah uang yang kamu dapatkan setimpal dengan hal-hal buruk yang akan kamu lakukan? Perang fitnah, sewa buzzer, saling menghina hingga sewa oknum-oknum untuk memanaskan keadaan. Dan meski berhasil menjadi presiden kamu harus siap menanggung malu atas setiap keputusan kamu lakukan demi keuntungan sendiri dan tentunya juga harus siap bertahan melawan para musuh politik yang selalu mencari kesempatan.

Singkatnya, menjadi presiden bukanlah pekerjaan yang enak dan tidak menguntungkan secara finansial. Karnanya orang yang benar-benar berniat menjadi presiden harus memiliki niat yang murni tanpa adanya motif mengejar keuntungan. Namun begitulah manusia, di depan bilang begini di belakang rupanya begitu. Pilihannya kembali ke tangan rakyat yang memilih.



Tapi saya sungguh berharap agar rakyat bisa memilih dengan akal sehat yang tidak dipengaruhi oleh pihak manapun. Gunakan kepalamu, pikirkanlah mana yang benar-benar pantas menjadi pemimpinmu. Apakah orang yang katanya ingin menyatukan Indonesia akan menggunakan taktik kampanye yang memecah belah bangsa? Apakah orang yang katanya ingin menegakkan nilai kejujuran akan menyogok suara Anda menggunakan amplop?

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
cryingbrutal
emineminna
EriksaRizkiM
EriksaRizkiM dan 12 lainnya memberi reputasi
13
5K
130
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.