Kalau kita memanusiakan manusia memang rasanya lebih elok, kolonialisme berujung pada pemberian kasta pada mereka yang leluhurnya sudah beranak pinak di negerinya lebih dulu. Itu terjadi kalau di kolonialisme di wilayah Amerika dan Australia, lantas bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia cukup unik, kolonialisme di beberapa wilayah sebenarnya masuk wilayah kesultanan. Sultan-sultan inilah yang memegang peranan dan bekerjasama dengan loji dagang dari eropa. Karena hampir wilayah Nusantara ketika kolonialisme hadir sudah banyak yang Islam maka kasta perlahan mulai pudar.



Tapi di India, ada yang namanya Dalit, sekelompok manusia yang dianggap najis, menjijikan, tak boleh disentuh, hingga bayangannya saja pun dianggap layaknya kotoran, mereka disingkirkan hidupnya dari kaum yang lainnya.

Menarik membahas tentang kelompok dalit ini, karena dunia seakaan tutup mata, populasi dalit di India sekitar 16% kira-kira 200 juta jumlahnya dari populasi di India. Namun tak ada pemberitaan heboh ketika kelompok manusia ini dianggap lebih rendah derajatnya dari hewan.

India dalam beberapa tahun ini perkembangan ekonominya cukup maju, teknologinya juga tak bisa diremehkan lagi dan menjadi negara berkembang paling maju. Tetapi mereka punya masalah besar dari sisi kemanusiaan, karena mereka masih mempercayai apa itu kasta.



Dan kedudukan kasta di India tidak bisa berubah, dan tidak bisa sama sekali diubah, walaupun lintas generasi. Jadi kasta terendah tidak bisa bermimpi berubah kastanya walau ia pintar sekalipun.

Yang paling tertekan adalah kasta Dalit mereka adalah kasta terendah di India, bahkan tidak masuk dalam empat tingkatan sistem varna (Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra) sehingga digolongkan sebagai varna kelima (panchama). Untuk nama “dalit" mempunyai arti “yang tertindas" dalam Bahasa Sanskerta atau “yang terpecah/tercerai berai" dalam Bahasa Hindi.



Bagaimana seorang dalit diperlakukan? Ane akan mengutip beberapa kisah yang mengharukan.



Berapa banyak kasus terhadap kelompok dalit tak diproses hukum, karena alasan dalit dan dunia pun bungkam seribu bahasa.



Jadi intinya dalit wajib miskin, tidak boleh membeli barang dengan simbol kemewahan, dianggap bukan manusia tetapi mahluk yang hidupnya hanya untuk dihina karena mereka itu kutukan, kenapa seperti itu? Dalam tradisi budaya India mereka percaya reinkarnasi dan dalit ini kehidupan sebelumnya sangat buruk, jadi mereka lahir untuk penyucian diri dari kehidupan mereka yang sebelumnya.




Maka tidak boleh ditolong, dibantu, dan seterusnya. Menariknya dalit tidak boleh disentuh namun perempuan dalit dirudapaksa kok boleh? Maka itulah kasus rudapaksaan di India cukup tinggi.

Walau Sonkar berbicara ada larangan praktik “untouchability" sejak tahun 1956, jadi di dalam hukum formal ada perlindungan khusus dalit, namun hal ini berkaitan dengan tradisi dan banyak orang menganggap ini bagian dari agama maka ekstrimisme agama itu selalu berbahaya daripada ekstrimisme politik.



Menariknya tradisi ini pun dianut oleh orang yang diluar agama mayoritas, mereka yang beragama lain juga terbawa bahwa orang dalit ini haram untuk disentuh. Aneh bin ajaib, tapi begitulah kehidupan ada aturan tak tertulis diberbagai wilayah.

Apa tanggapanmu tentang hal ini?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik, klik
Pic : google