Melihat banyaknya game dan juga film yang mengambil tema zombie, tentu diri kita akan timbul pertanyaan apakah zombie ini bisa ada di dunia nyata?

Jawabannya memang relatif bisa iya dan bisa juga tidak.

Kenapa bisa iya?



Zombie itu bisa dibilang manusia yang masih hidup, jadi persepsinya bukan mayat hidup. Dimana cara penularan zombie adalah lewat cakar, gigitan, bersin atau lainnya itu sangat mungkin terjadi.

Karena penyebab Zombie itu adalah virus atau bakteri, mau direkayasa atau tidak akan semakin terus berkembang semakin canggih dan lebih sulit untuk dikalahkan.

Sebab akan lebih resistance terhadap segala jenis anti septik, anti biotik, bahkan vaksin. Kalau sudah seperti itu apakah akan muncul virus zombie? Logikanya, mungkin.



Kita bisa melihat virus rabies, virus sapi gila, itu salah satu variant dari virus zombie. Manusia yang terkena virus tersebut akan berhalusinasi, ngelamun, ngiler, dan bila mencakar atau menggigit orang lain mungkin akan bisa menular.

Hal ini diungkap ketika penelitian rabies-influenza, dimana virus yang bisa menginfeksi sistem saraf pusat yang dapat mendorong orang untuk berprilaku keras dan gila, menurut Samita Andreansky , seorang ahli virus di University of Miami Miller School of Medicine di Florida yang juga muncul dalam film dokumenter tersebut.



Walau saat ini rabies pada manusia yang terinfeksi tidak membuat mereka seperti zombie, namun ciri-cirinya sudah ada, seperti kecemasan, kebingungan, halusinasi, dan kelumpuhan yang biasanya muncul selama sepuluh hari hingga satu tahun, sebagai tanda virus berinkubasi dalam tubuh.

Jadi kemungkinan virus zombie ada cukup besar dimasa depan, apalagi manusia banyak sekali merekayasa virus saat ini untuk kepentingan tertentu.



Menariknya di Haiti, zombie itu ternyata dikabarkan benar-benar ada. Menurut cerita folklor yang beredar, dukun-dukun di Haiti dapat membangkitkan kembali mayat dan dijadikan budak untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan tebu. Hal itu diteliti oleh pakar etnobotani Universitas Harvard, Amerika Serikat, Wade Davis.

Kisah nyata juga terjadi pada Clairvius Narcisse, seorang pria berusia 40 tahun yang pada 1962 dikabarkan kena santet oleh dukun dengan diberikan racun dari ikan buntal, kondisinya pun di diagnosis meninggal kemudian dikuburkan.



Namun kuburannya kembali di gali, dan diberikan penawar, sambil diberikan campuran datura atau rumput beracun yang mengandung alkaloid serta kulit katak bufo yang juga beracun oleh si dukun vodoo.

Clairvius Narcisse itu kembali bangun dan hidup seperti sediakala, namun otaknya dihancurkan dibuat amnesia, dan berhalusinasi, tindakannya pun mirip zombie. Untuk apa? Untuk dijual ke pemilik perkebunan, yang nantinya tanpa perlu digaji. Namun hanya selama 2 tahun dia menjadi zombie, karena majikannya meninggal. Lalu, karena Narcisse tidak mengkonsumsi racun itu lagi perlahan iapun sembuh dan berkelana lalu 18 tahun kembali ke keluarganya dan menceritakan apa yang terjadi.



Wade Davis juga menulis buku The Serpent and the Rainbow. Tulisannya ini juga digarap menjadi film oleh Wes Craven. Di buku itu dijelaskan manusia bisa saja dijadikan zombie, dengan bakteri, dan neurotoksin tertentu selama dia hidup.

Tetapi kalau zombie adalah mayat hidup, yang bangkit kembali seperti di film itu mustahil terjadi, karena semua sel manusia akan ikut mati.



Lalu kalau zombie bisa ada kita harus bagaimana? Menunggu pemerintah membuat vaksin zombie, tentu saja protokol memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak diperlukan. Jangan lupa sekolah online, kerja online, ikuti anjuran ppkm yang sudah ditetapkan.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.







"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik, klik
Pic : google