rsmembumi
TS
rsmembumi
CANTIK OH KAU ....

Sumber: Potret Pribadi
(Jl. Sampangan, Kota Semarang)

Oleh: Rusydi Salahuddin (rsmembumi)

Asyik,
Aku dapat berjumpa denganmu
Kau memang cantik juga asyik
Hingar hingar kota aku hiraukan
Hanya kau si cantik
: Papandayan serta Menoreh yang kurakit dalam hati nan ciamik ini

Keringat bernoda debu,
Asap knalpot menembus kemeja resik klimis dandanan
: ala pekerja nyentrik yang kian hangat lengkapi kecantikanmu,
Oh, cantik
Cantik nian parasmu
: Jelang kumandang adzan magrib melengking memantik umat tuk sembayang
Aku terniang dalam memoriku,
: Dikau. Oh cantik.


Papandayan, 16/12/21
Pukul: 18.00 WIB
••••

Sarjana.
Oh sarjana.
Oh sarjana.
Oh Sarjana.
Kata nyentrik yang lekat pada dada, namun bukan payudara pengagum keagungan akan harapan masing-masing umat. Ingatanku kembali menyadarkan bahwa muka lusuh si perantau memikirkan, merisaukan bahkan sampai buat kepala cenat-cenut gara-gara bagaimana kelak harus tuntaskan simbol ke(sarjana)an-nya. Kini aku selamat dan begitupun kawanku yang pernah singgah di Sampangan.

Aku ingat betul, saat aku sering dolan dan menjadi manusia merdeka. Bahkan sampai saat ini, aku tetap merdeka menjadi si kribo berbadan kurus macam Charlie Chaplin seorang pelawak sekaligus aktor seni pantomim terkenal di penjuru jagat. Ya, demikian aku sematkan makna kemerdekaan bukan semata tanpa arti. Namun, ada unsur misterius yang aku bangun dalam diriku ini, bagaimana ihwal memaknai kemerdekaan hidup.

Meski Indonesia sudah merdeka, aku yakin kemerdekaan belum seutuhnya merasuk dalam jiwa jiwa bernyawa. Bernyawa-pun bagiku masih kurang asyik, jika masih ada saja peretasan, pelecehan, kemarukan lahan tanah dan mata pencaharian rakyat oleh sesama rakyat yang hanya diidentikkan dengan tampilan klimis, ber-jas, serta memakai wewangian namun tak selaras dengan yang dikenakan. Singkatnya bringas dan persetan!

Kujumpai mereka. Kupandangi, lalu kurasakan. Tak lupa aku cerna dalam-dalam sembari menyeruput kopi hitam bersanding gorengan pisang hangat yang aku santap di perempatan jalan Sampangan Raya, Kota Semarang.


Sumber:Potret Pribadi
(Angkringan Perempatan Jl. Sampangan, Kota Semarang)

Ada yang sekejap menjadi buruh pabrik, tukang ojek, tukang gorengan, tukang es cendol, tukang sate, tukang listrik, tukang becak, tukang tagih duit, tukang tarik kabel. Ya itu semua, bagiku lebih mulia. Sejatinya ia sedang menyamar menjadi santri. Mereka tulus, mandi keringat tanpa embel-embel dandanan klimis berdasi tapi tak se-elegan tampilannya. Mereka yang kusebutkan sebelumnya (tukang), sungguh ia sedang memerankan ke-santriannya untuk hidup dan menghidupkan nyawa-nyawa yang harus dicukupinya. Singkat kata, bukan seberapa tinggi kau duduk di bangku sekolah dan seberapa banyak duit yang dihamburkan buat sekolah. Jika tak sepadan serta selaras dengan kata kemuliaan dan kehormatan dalam memaknai simbol hidup yang merdeka.


Sumber:Potret Pribadi
Salam!

Semarang, 17 Desember 2021
Pukul, 11.51 WIB
(Menjelang Ibadah Jumat)
Diubah oleh rsmembumi 17-12-2021 15:32
smubarokah5246bukhorigansuryasalaka
suryasalaka dan 3 lainnya memberi reputasi
4
923
7
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.