• Beranda
  • ...
  • Movies
  • Mengapa Sekuel Sering Kali Tak Sebagus Pendahulunya?

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Mengapa Sekuel Sering Kali Tak Sebagus Pendahulunya?
Saat itu sedang hujan, saya berjalan-jalan di mall, berniat membeli buku untuk dibaca dan tanpa sengaja saya melihat buku Harry Potter yang bukan Harry Potter. Itu adalah buku ke delapan, buku yang merupakan naskah panggung dari pentas drama Harry Potter: The Cursed Child. Saya sudah dengar tentang buku itu dan saya tahu JK Rowling ikut aktif menulis naskah tersebut jadi saya pun membelinya, hitung-hitung nostalgia.

Dan apa yang saya dapat? What the fuck? Sialan! Kembalikan uangku! Jujur saja saya kecewa sekali. Jika benar itu ditulis sendiri oleh JK Rowling maka itu artinya dia sudah kehilangan sentuhannya atau sudah tidak memikirkan karya besarnya selama belasan tahun. Harry Potter is such a masterpiece but this book is serious shit!



Okay, lupakan tentang Harry Potter. Sebenarnya kasus seperti ini sudah seringkali terjadi baik itu di dunia novel maupun film yakni kejadian dimana sekuel dari sebuah cerita memiliki kualitas yang lebih rendah dibanding cerita awalnya. Dalam beberapa kasus sekuel tidak hanya memiliki kualitas yang rendah namun benar-benar mengerikan.

Ingin contoh? Okay. Untuk bagian novel indonesia sendiri ada Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazi. Bagian pertama amatlah luar biasa, saya tersentuh membacanya namun sequelnya terasa… urrghh, mungkin cuma setengah dari kualitas buku pertama.



Untuk bagian film, ada Fast & Furious. Kualitas aksi dari film ini memang semakin dan semakin gila namun ceritanya semakin dan semakin aneh, membingungkan, tidak masuk akal. Saya pribadi menganggap Fast Furious hanya bagus sampai film kelima, film keenam dan ketujuh lumayan dan seterusnya wassalam. Tampaknya memasukkan unsur militer dan senjata api ke film ini merupakan keputusan yang amat fatal.



Lalu bagaimana dengan komik atau manga? Tentu saja ada, contoh yang paling terkenal adalah manga Naruto. Naruto sebenarnya tamat dalam 700 chapter namun di chapter terakhir sang mangaka seolah memaksa untuk memasangkan karakter-karakternya sehingga mereka punya anak dan anak-anak inilah yang melanjutkan petualangan mereka dalam sekuel terparah sepanjang dunia anime manga, Borutu: Naruto next generation. Saya bahkan tak sudi membahas isi Boruto ini.



Sejujurnya, sekuel dari sebuah cerita menanggung beban yang berat karna harus memenuhi ekspektasi penggemar dari cerita sebelumnya dan mungkin karna ekspektasi yang terlalu tinggi banyak orang merasa kecewa dengan eksistensi sebuah sekuel. Hanya cerita-cerita yang luar biasa lah yang bisa mendapatkan sekuel dan mengulang keberhasilan (yang mungkin saja disebabkan keajaiban) itu sama sekali tidak mudah.

Namun sering juga terjadi kasus dimana kesuksesan sebuah cerita membuat sang pengarang 'dipaksa' untuk membuat sekuel. Cerita yang awalnya sudah selesai dengan sempurna harus digali kembali demi membuat ceritanya tetap berjalan sehingga sering kali terjadi inkonsistensi, saya yakin Harry Potter seperti itu.

Hal ini jugalah yang menjadi penyakit bagi dunia perfilman Indonesia, khususnya sinetron. Rating yang tinggi membuat ceritanya terus dipanjangkan sampai menjadi tidak masuk akal. Sinetron yang tema dan cerita awalnya bagus pun harus menjadi sinetron ampas dengan jumlah episode mencapai ribuan. Tujuannya apa? Apalagi kalau bukan uang?



Jadi, jika Anda menyukai cerita dan melihat bahwa cerita tersebut memiliki sekuel maka jangan taruh harapan Anda tinggi atau Anda mungkin akan merasa kecewa. Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
aldo12
EriksaRizkiM
teachmandarin45
teachmandarin45 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
7.2K
158
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThread17.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.