• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Sedih. Rumini Pilih Meninggal Bersama Sang Ibu Terkena Erupsi Semeru

adhie1185Avatar border
TS
adhie1185
Sedih. Rumini Pilih Meninggal Bersama Sang Ibu Terkena Erupsi Semeru
emoticon-Turut Berduka
Gansis sebelumnya ane pribadi mengungkapkan turut berbelasungkawa kepada saudara-saudara kita yang terkena bencana Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021.

Illustrasi (Image: Antara)

Erupsi gunung Semeru masih menyisakan nestapa bagi masyarakat yang tinggal di Lumajang dan sekitarnya. Termasuk salah satu warga bernama Rumini yang meninggal bersama Ibunya.

Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021 yang lalu memang terjadi sangat cepat dan menimbulkan banyak korban jiwa dan harta benda.




Spoiler for Foto Alm. Rumini:



Beberapa orang masih dinyatakan hilang selain diantaranya meninggal dunia. Selain itu, erupsi Gunung Semeru juga telah membuat 2.970 unit rumah, fasilitas pendidikan, dan jembatan rusak.

Viral di sosial media terkait dengan erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Nama Rumini, seorang perempuan berusia 28 tahun yang tinggal di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang ditemukan meninggal bersama ibunya di dapur rumah milik mereka.

Sosok Rumini, ditemukan meninggal dunia dalam posisi memeluk sang ibu yang bernama Salamah berusia 70 tahun yang dalam kondisi renta serta tidak bisa berjalan.


Rumah penduduk tertimbun abu vulkanik Gunung Semeru. (Image: Antara)

Kisahnya berikut ini memang akan membuat hati siapapun tersentuh dan sedih. Iya peristiwa erupsi Gunung Semeru yang terjadi begitu cepat, seakan tidak mau menyisakan apapun yang dilewatinya.

Saat Erupsi Semeru terjadi, Rumini harus memilih antara dua pilihan yang sama-sama tidak menguntungkan dan sulit. Antara Rumini harus lari menyelamatkan diri sendiri dan meninggalkan ibunya, atau menemani ibunya yang memang sudah renta dan tak bisa berjalan untuk menjemput maut bersama alias meninggal dunia.

Ternyata, Rumini memilih pilihan kedua, ia tetap menemani sang ibunda dan memeluk tubuh rentanya dan kejadian berikutnya pun yang terjadi adalah Rumini dan sang Ibu meninggal dunia bersama.



Seorang relawan Semeru dengan akun Facebook bernama Bayu Gawtama membagikan kisah Rumini tersebut. Hingga tulisannya dibagikan oleh ratusan ribu orang dan termasuk ulama kondang Gus Miftah turut membagikan postingan story mengenai Rumini.
“Namamu melangit, malaikat menyambut ruh yang mewangi meski tubuh terbakar material panas, nafas terakhir mu saat memeluk ibumu, InsyaAllah seluruh penduduk langit kini tengah memelukmu,” tulis Bayu.

Seluruh relawan Semeru dan tim yang menemukan tubuh keduanya tak  kuasa membendung haru dan air mata. “Rumini telah mengajarkan kepada kami tentang kesungguhan mencintai dan berbakti kepada ibu,” pungkasnya.



Selain itu, viral juga sebuah dialog haru yang menggambarkan tentang keadaan Rumini dan ibunya pada saat terjadi erupsi Semeru.
Ibu: Anakku Rumini, larilah, Ibu udah 70 tahun, udah nggak mampu lari, Semeru bakal ngubur desa ini dan penghuninya. Lari aja nak, ikhlaskan ibu istirahat panjang di sini.


Rumini: Nggak buk. Raga bisa lari, tapi hati ini tidak bisa, nggak sanggup ninggalke ibu sendiri.

Kisah Rumini yang lebih memilih menemani ibunya hingga menjemput maut bersama memunculkan menjadi viral dan memunculkan rasa simpati rakyat Indonesia. Banyak masyarakat dan netizen mendoakan yang terbaik untuk keduanya.


Berikut tulisan Bayu Gawtama tentang Rumini.
Rumini Namamu


Mungkin kami harus belajar darimu tentang mencintai, terutama ibu. Tak rela kau tinggalkan ibumu saat erupsi Semeru menyerang desamu, Curah Kobokan, Candipuro, Lumajang, Sabtu 4 Desember 2021.


Rumini (28) ditemukan meninggal dunia berpelukan dengan sang ibu, Salamah (71) yang sudah renta dan tak sanggup berjalan. Pilihan berat bagi Rumini, antara lari menyelamatkan diri atau meninggalkan sang ibu yang tak sanggup berjalan. Rupanya Rumini memilih untuk mendekap sang ibu berjuang hadapi terjangan erupsi Semeru. Jasad keduanya ditemukan di dapur rumah mereka.


Namamu melangit, malaikat menyambut ruh yang mewangi meski tubuh terbakar material panas, nafas terakhir mu saat memeluk ibumu, InsyaAllah seluruh penduduk langit kini tengah memelukmu.


Kami seluruh relawan di Semeru tak kuasa membendung haru, Rumini telah ajarkan kami tentang kesungguhan mencintai dan berbakti kepada ibu.


Angkat topi sejuta kali untukmu, Rumini.

Tak terasa air mata menetes menulis kisahmu. Alfatihah

Rumini, kami yakin kau sedang tersenyum di langit. Sebab begitu banyak orang di bumi menyebut namamu, begitu besar cintamu pada ibumu, Salamah.

Teruslah tersenyum Rumini, kau memilih mendekap surgamu, InsyaAllah kau akan masuk surga dengan membawa serta kuncinya, ibumu.

“Kenapa harus lari jika surga bisa kupeluk?”

Kini Rumini bukan hanya dalam pelukan ibunda, pelukan Semeru, boleh jadi dalam kehangatan sambutan penduduk langit.

Kami pantas iri kepadamu, Rumini.
Semeru, 4 Desember 2021, semestinya layak untuk selalu dikenang.






Mohon maaf untuk Keluarga dan Kerabat Beliau, saya tidak bermaksud membuat keadaan menjadi lebih sedih. Tetapi saya berharap kisah ini menjadi inspirasi buat kita semua karena Alm sangat berbakti kepada ibunda.






onee643
ichad14
Kagemane4869
Kagemane4869 dan 58 lainnya memberi reputasi
59
9.4K
105
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.