Mata dari pecinta otomotif khususnya roda dua dunia saat ini sedang menuju Mandalika Lombok, banyak hal yang unik tercipta di tempat tersebut.

Dari antusias penonton yang tinggi, hingga pohon-pohon menjadi tempat menonton warga lokal yang akhirnya pihak MGPA pun menebangnya agar tidak terjadi hal yang berbahaya.



Walau banyak drama tentang kesiapan SDM terutama Marshall namun ane tak akan bahas hal itu, karena import Marshall dari Sentul dan Malaysia adalah solusi yang tepat.

Yang kita bahas bagaimana para pembalap menikmati Kuta Mandalika, gaharnya deru mesin raungan roda dua seakan sirna melihat tingkah para pembalap yang terkesima dengan kearifan lokal.



Seperti Scott Redding yang memberikan kesan dari alam Mandalika hingga memberikan rezeki kepada seorang anak penjual gelang. Bahkan beberapa pembalap ada yang berswafoto dengan warga lokal setempat.

Tak lupa juga pembalap dari Turki, om Toprak yang menyabit rumput bersama ibu-ibu di sekitaran sirkuit Mandalika tentu kegiatan dari para riders seperti itu cukup unik.



Bahkan yang menarik mobil safety car milik Dorna, untuk perhelatan WSBK terlihat sedang steam di salah satu tempat pencucian mobil lokal.

Bisa dibilang hal ini membuat cerita tersendiri bagi rider dan team mereka ketika singgah di Lombok, balapan rasa liburan hingga hingar bingar gaharnya balapan seakan tak menjadi magnet utama.



Para rider bisa saja selalu rindu dengan kearifan lokal tentu saja mereka bisa saja kembali ke Lombok tanpa harus menunggu waktu race tiba, hanya untuk sekedar liburan dan mencari hiburan.

Itulah Indonesia, hal seperti ini terkadang bagi kita menganggap hal yang kampungan namun tidak bagi pendatang. Mereka seakan dihargai, bahkan akan banyak hal yang berkesan dimata mereka.



Sisi glamour dari balapan karena menunggangi kuda besi dengan harga jutaan dollar, seakan padam ketika mereka bergabung dengan kearifan lokal. Hal inilah yang membuat Mandalika cukup unik, tentu saja hal-hal remeh seperti ini janganlah dibully sebab inilah identitas kita yang apa adanya.

Hal seperti ini jangan kita merasa malu, minder apalagi inferior karena sisi ini adalah jati diri masyarakat kita. Tanpa cerita itu semua Mandalika akan terasa hambar, Mick Doohan pernah menjabarkan riders akan sulit membedakan ini balapan atau liburan.



Terima kasih Bapak Presiden Jokowi kini dunia sedang melirik Indonesia, dengan banyaknya tempat wisata perlahan negeri ini akan banyak kunjungan.

Terlihat bahagia itu sederhana, tak perlu mewah asal nyaman di hati. Kesederhanaan yang tak mungkin mereka lupakan dari Indonesia.

Mari sama-sama kita sukses, bangun negeri ini dengan ikhlas disinilah kita lahir dan disinipula kita akan mati. Karena sudah saatnya garuda terbang tinggi, memperlihatkan kearifan kita sebagai budaya yang abadi.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google