si.matamalaikat
TS
si.matamalaikat
Dicicil Selama 5 Tahun, Indonesia Setuju Untuk Melanjutkan Proyek KF-21 Boramae
Pada thread sebelumnya TS membahas kunjungan delegasi Korsel ke Jakarta untuk membahas kelanjutan program jet tempur KF-21 Boramae, di mana Indonesia yang berkontribusi 20% dalam program ini telah menunda pembayaran kewajibannya. Dan kabar terbaru dari hasil perundingan antar kedua negara, baik Indonesia dan Korsel telah sepakat untuk melanjutkan program jet tempur ini.

Mungkin ada agan yang belum sempat mengetahui kabar kelanjutan program yang penuh kontroversi ini, maka ane akan sedikit memberi sedikit informasi terkait bagaimana hasil kesepakatan kedua negara tersebut. Seperti yang dikatakan Om @gonugraha76, bahwa Indonesia akhirnya kembali memantapkan niat dan membukatkan tekad untuk meneruskan proyek pembangunan jet tempur KF-21 Boramae.

Mengutip laporan Janes.combahwa Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk mendanai 20% dari biaya pengembangan untuk pesawat tempur multiperan KF-21/IF-X, dengan sekitar 30% dari nilai kewajiban akan dibayarkan dalam bentuk barang, hal itu diumumkan oleh Defense Acquisition Program Administration ( DAPA) pada 11 November 2021. Seain itu Indonesia akan mulai melakukan pembayaran bertahap (dicicil) selama lima tahun ke depan hingga tahun 2026.

Pengumuman tersebut merupakan bagian dari kesepakatan yang dicapai antara perwakilan Korea Selatan dan Indonesia dalam pertemuan tingkat kerja bilateral keenam yang diadakan di Jakarta. “Negosiasi diselesaikan dengan cara yang saling menguntungkan kedua negara melalui konsultasi bilateral yang memadai, dan kesepakatan diharapkan dapat berkontribusi pada stabilisasi cepat program pembangunan bersama serta untuk menyelesaikan kontribusi yang belum dibayar oleh Indonesia”, ujar Direktur DAPA Kang Eun-ho. DAPA tidak memberikan informasi tentang bagaimana atau kapan pembayaran yang lewat jatuh tempo akan dibayar, hanya mencatat bahwa rincian tentang kontribusi 30% belum ditentukan.


Quote:



Berdasarkan perjanjian awal yang ditandatangani pada tahun 2016, Indonesia berkomitmen untuk membayar 20% dari total biaya pengembangan proyek KF-21/IF-X senilai 8,8 triliun won (USD7,5 miliar) hingga tahun 2028, dengan Korea Selatan dan Korea Aerospace Industries (KAI) masing-masing menanggung biaya 60% dan 20%. Secara khusus, disepakati bahwa 8,12 miliar won akan diinvestasikan dalam pengembangan sistem antara tahun 2015 dan 2026, sementara 680 miliar won akan ditambahkan antara tahun 2026 dan 2028 untuk pengujian senjata tambahan.

Saat ini ada 32 teknisi dari Indonesia yang berpartisipasi dalam proyek di lokasi pengembangan di Sacheon. Jumlahnya diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 100 orang pada akhir tahun ini. Seorang juru bicara DAPA mengatakan jika kedua negara tetap dalam pembicaraan mengenai pembayaran untuk proyek tersebut. DAPA meyakini jika kesepakatan bisa segera dicapai.

Menurut artikel Airspace Reviewnegara kita tercinta sudah sejak 2019 mengalami keterlambatan kewajiban pembayaran 20% biaya pengembangan KF-21 dengan total biaya 8,8 triliun won (US$ 7,4 miliar). Artinya, kewajiban pembayaran Indonesia sebesar 1,7 triliun won (US$ 1,5 miliar) atau setara kurang Rp 21 triliun. Kewajiban pembayaran sudah dimulai tahun 2016 hingga 2026. Dari jumlah yang harus dibayar, Indonesia baru membayar 227,2 miliar won. Terhambatnya pembayaran karena alasan masalah keuangan, hal itu diperparah dengan situasi pandemi Covid-19.


Quote:



Terlepas dari berbgai macam drama, mulai dari korupsi proyek KF-21 di Korsel, kesulitan mendapat teknologi pesawat dari AS, dan Indonesia yang terlambat dalam pembayaran kewajibannya, pihak Korsel tetap ingin melanjutkan program pesawat tempur generasi 4.5 ini. Prototype pesawat KF-21 telah diluncurkan pada 9 April 2021 di Sacheon, Provinsi Gyeongsang oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Sementara itu pihak Korea Aerospace Industries selaku manufaktur pesawat akan mulai menerbangkan pesawat tempur ini pada tahun 2022. Korsel rencananya akan memproduksi 120 jet tempur sementara Indonesia akan memproduksi 48 jet tempur dan mendapat satu prototype pesawat bersama teknologi di dalamnya. Proses pembuatan 48 pesawat akan dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia.

Quote:



Jujur TS sendiri kurang setuju dengan program KF-21 ini pada awalnya, karena membuat pesawat tempur itu rumit gan sist. Dan yang pasti akan melibatkan teknologi milik AS, Korsel saja tidak diberi 4 teknologi kunci pesawat tempur AS dalam program KF-21, padahal mereka sekutu strategis di Asia. Lalu bagaimana dengan Indonesia ?

Dan sekarang sudah terlambat untuk mundur dari proyek ini, media-media asing sudah sering menyebut nama negara kita dalam program KF-21. Jika mundur, maka itu akan jadi hal yang memalukan, karena negara kita dianggap tidak konsisten dan serius dalam pengembangan suatu alutsista. Terlebih negara kita juga sudah membayar kontribusi untuk program KF-21. Jadi, "karena sudah terlanjur basah"maka tak ada pilihan lain, Indonesia harus berkomitmen penuh pada program pesawat tempur ini.

Mari kita mencoba percaya pada Korea Selatan kali ini, semoga pesawat tempur ini tidak mengecewakan pihak "user", dalam hal ini adalah TNI AU. Di masa depan (sekitar 5 tahun lagi) di mana langit di kawasan Indo-Pasifik akan dipenuhi "siluman", mulai dari J-20 dan FC-31 China serta F-35 milik Australia dan Singapura, kita berharap KF-21 Boramae bisa menjadi pilihan yang tepat untuk ikut menjaga kedaulatan Indonesia dari udara. Semoga emoticon-Angkat Beer


Quote:





Referensi Tulisan: Janes.com& Airspace Review
Ilustrasi Foto: Korea Aerospace Industries
pakisal212anggrekbulangabener.edan
gabener.edan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
4.9K
47
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.