- Beranda
- The Lounge
Apa Arti Seorang Anak Bagimu? Memenuhi Gaya Hidup Atau Melahirkan Penerus?
...
TS
machin
Apa Arti Seorang Anak Bagimu? Memenuhi Gaya Hidup Atau Melahirkan Penerus?
Sebelum mengajak diskusi yang ada di judul, aku mau membagikan cerita dari Afghanistan terlebih dahulu. Negara yang katanya adalah "Kuburan Para Penguasa", banyak sekali penguasa yang berhasil dipukul mundur oleh masyarakat Afghanistan. Uni Soviet dipukul mundur oleh pasukan yang tak gentar mati, Inggris, dan bahkan Amerika Serikat. Aku belum tahu pasti bagaimana mereka, para 'pejuang' Afghanistan mempertahankan negara mereka, meskipun akibatnya adalah tidak ada hentinya peperangan di negara opium ini.
Namun, akibat dari kondisi yang tidak pernah merasakan ketenangan di Afghanistan, hukum di sana pun begitu adanya. Kemiskinan dan kelaparan yang menjadi momok masyarakat Afghanistan, memojokkan mereka untuk melakukan tindakan yang orang umumnya menganggap itu adalah sebuah kesalahan. Artinya, lebih baik mati dari pada melakukan tindakan tersebut.
Salah satu tindakan tersebut adalah adanya seorang ayah asal afghanistan yang memutuskan untuk menjual anak gadisnyayang berumur 9 tahun dengan harga 200.000 Afghani atau sekitar 32 juta rupiah. Uang itu mereka dapatkan dalam bentuk sebidang tanah, kambing, dan sebagian uang tunai. Dan faktanya, kejadian ini bukanlah kejadian yang aneh di Afghanistan, tidak hanya kasus ini, terdapat keluarga lain yang rela menjual anaknya agar bisa bertahan hidup. Bahkan, Malik, ayah yang menjual anak gadisnya tersebut, kemungkinan akan menjual anaknya lagi jika kebutuhan hidupnya memang tidak bisa membaik.
Namun, akibat dari kondisi yang tidak pernah merasakan ketenangan di Afghanistan, hukum di sana pun begitu adanya. Kemiskinan dan kelaparan yang menjadi momok masyarakat Afghanistan, memojokkan mereka untuk melakukan tindakan yang orang umumnya menganggap itu adalah sebuah kesalahan. Artinya, lebih baik mati dari pada melakukan tindakan tersebut.
Salah satu tindakan tersebut adalah adanya seorang ayah asal afghanistan yang memutuskan untuk menjual anak gadisnyayang berumur 9 tahun dengan harga 200.000 Afghani atau sekitar 32 juta rupiah. Uang itu mereka dapatkan dalam bentuk sebidang tanah, kambing, dan sebagian uang tunai. Dan faktanya, kejadian ini bukanlah kejadian yang aneh di Afghanistan, tidak hanya kasus ini, terdapat keluarga lain yang rela menjual anaknya agar bisa bertahan hidup. Bahkan, Malik, ayah yang menjual anak gadisnya tersebut, kemungkinan akan menjual anaknya lagi jika kebutuhan hidupnya memang tidak bisa membaik.
Quote:
Dari sudut pandangku pribadi, anak adalah penerus peradaban manusia, yang secara naluriah, semua makhluk hidup memilikinya. Baik itu tumbuhan dan hewan. Mereka semua mempertahankan spesiesnya dengan berkembang biak. Setelah melahirkan anaknya, mereka akan secara naluriah memberikan pembelajaran bagaimana cara bertahan hidup, berbeda dengan manusia, hewan mungkin bertahan hidupnya sudah dimiliki secara naluri, begitu juga tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya.
Kalau manusia, kalau hanya bertahan hidup saja, bisa makan dan bisa minum, secara naluri, manusia sudah bisa semua. Bahkan cara bertahan hidup dari ancaman, naluri manusia normal sudah terbangun. Namun, dengan peradaban manusia yang sekarang, anak harus diberikan bekal ilmu pengetahuan yang cukup untuk bertahan hidup di canggihnya peradaban manusia. Jika dulu makan hanya perlu menyiapkan tombak dan pancing, sekarang, harus menggunakan keterampilan yang bisa ditukar dengan uang. Artinya, memiliki anak bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.
Quote:
Karena hanya keputusan yang sangat cepat dan didasari atas keinginan, atau bahkan karena dorongan dari tetangga, teman, mertua atau bahkan orang tua, banyak orang tua yang tidak siap dengan kondisi mereka setelah memiliki anak. Baik secara ekonomi maupun secara mental.
Quote:
Maka tidak heran jika ada kasus orang tua membunuh anaknya, anak membunuh orang tuanya, orang tua menjual anaknya, dan berita-berita yang tidak diharapkan banyak orang pada umumnya.
Quote:
Kemudian, mengenai keputusan seseorang untuk tidak memiliki anak, itu bukanlah keputusan yang salah bagiku. Itu keputusan yang didasari dengan pertimbangan yang tidak semua orang tahu akan pertimbangan tersebut. Apa saja sejarah dibalik keputusan yang telah dia ambil tersebut. Sangat tidak tepat jika menyalahkan seseorang hanya karena mereka memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Bagi TS pribadi, memiliki anak itu bisa perlu, bisa juga tidak perlu. Perlu apabila TS sudah siap sepenuhnya untuk memiliki anak. Tidak perlu jika TS memang belum siap memiliki anak. Anak bukanlah mainan, mereka memiliki masa depan. Masa depan mereka memiliki awal yang bergantung dari bagaimana orang tua mereka mendidik mereka. Mental mereka bergantung dari awal mereka belajar dari orang tua mereka. Jadi, anak adalah anugerah yang benar-benar harus dirawat dan dijaga dengan baik dan penuh kesiapan.
Lalu, bagaimana menurut penduduk KasKus yang budiman? Komen di bawah dengan santuy ya. Selamat berdiskusi sehat.
--
Terimakasih sudah membaca trit siang ini.
Sehat dan bahagia selalu.
Sumber terlampir & opri.
Terimakasih sudah membaca trit siang ini.
Sehat dan bahagia selalu.
Sumber terlampir & opri.
makgendhis dan 19 lainnya memberi reputasi
20
6.1K
135
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru