ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Pentingnya Keberadaan Musuh Bersama


Coba bayangkan ada beberapa kerajaan yang berdiri di wilayahnya masing-masing. Masing-masing kerajaan ini hidup dengan damai tanpa ikut campur masalah kerajaan lain. Dan kemudian, sesosok monster tiba-tiba muncul dan memporak-porandakan kerajaan yang berada di wilayah paling barat. Setelah puas menghancurkan satu kerajaan, monster itu pun bergerak kearah kerajaan terdekat untuk menghancurkannya juga.

Kerajaan kedua pun bersiap menyambut monster tersebut. Tidak seperti kerajaan pertama mereka sudah siap dengan pasukan tempurnya. Prajurit-prajurit sudah dilatih dan persenjataan sudah dipoles. Akhirnya, mereka tetap hancur dibasmi. Begitu juga kerajaan ketiga, keempat dan seterusnya.

Akhirnya, sisa-sisa kerajaan yang masih berdiri pun sadar bahwa mereka tak bisa menang melawan monster tersebut, setidaknya jika mereka bertarung sendiri-sendiri. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk saling berjabat tangan dan mengerahkan seluruh upaya untuk membasmi monster tersebut dari peradaban. Dengan gabungan kekuatan mereka pun berhasil mengusir monster tersebut dan persahabatan kuat pun terjalin antar kerajaan dan membuat mereka jauh lebih makmur dibanding sebelumnya.



Percaya atau tidak, kisah seperti itu sungguh-sungguh terjadi. Kerajaan-kerajaan itu adalah kerajaan kuno yang dulunya berdiri di Indonesia dan monster tersebut adalah penjajah yang ingin mengeruk seluruh kekayaan alam kita. Kerajaan-kerajaan yang tersisa pun bersatu membentuk NKRI dan akhirnya berhasil mengusir penjajah.

Sekarang coba bayangkan, apa yang akan terjadi bila Indonesia tidak pernah dijajah? Yep, tak perlu dibayangkan karna tak ada gunanya membayangkan itu. Poin penting yang perlu kita ambil adalah Indonesia berhasil bersatu berkat keberadaan penjajah, berkat adanya musuh bersama.

Selain pemimpin bertangan besi, musuh bersama adalah salah satu cara paling efektif untuk menyatukan sebuah organisasi. Keberadaan musuh bersama inilah yang bisa meningkatkan motivasi orang-orang dan membuat mereka lebih aktif dan giat dalam bekerja. Keberadaan musuh bersama jugalah yang membuat pihak-pihak yang awalnya sulit bekerjasama harus bergandengan tangan.



Bicara tentang musuh bersama, ada satu sosok di Indonesia yang sering kali dijadikan musuh bersama oleh banyak pihak. Sosok tersebut adalah Basuki Tjahaja Purnama atau lebih kerap disapa Ahok. Dari aktivitas saya di forum BP saya sadar bahwa Ahok merupakan sosok yang sering sekali disorot meski sudah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta (sekarang Ahok mengisi jabatan komisaris pertamina).

Beberapa mantan pejabat (sebagiannya merupakan mantan napi koruptor) memiliki posisi yang mirip dengan Ahok, yakni mantan narapidana yang mengisi jabatan penting di BUMN. Contohnya adalah Emir Moeis yang diangkat sebagia komisaris PIM. Kendati demikian orang-orang ini jarang sekali diliput oleh media sedangkan Ahok selalu diliput sampai ke kehidupan pribadinya.



Keberadaan Ahok ini, percaya atau tidak, merupakan bahan bakar yang penting untuk memantik semangat banyak pihak yang tengah lesu karna tak adanya tujuan. Contohnya adalah PA 212 yang semata-mata terbentuk demi menyeret Ahok ke penjara. Masalahnya, meski tujuannya sudah terpenuhi, organisasi ini tetap masih berdiri dan sering kali melakukan aksi setiap ada berita mengenai Ahok. Saat Ahok diangkat menjadi komisaris pertamina mereka berdiri dan menyuarakan ketidaksetujuannya. Saat nama Ahok menjadi salah satu kandidat gubernur ibukota baru para pelopor 212 kembali menyuarakan ketidak setujuannya. Perlahan tapi pasti sosok Ahok dibentuk menjadi orang yang dibenci, menjadi musuh bersama 212 atau yang lebih parah, musuh bersama umat Islam.

Beberapa orang mungkin sudah menyadari bahwa isu agama menjadi lebih sering terjadi sejak pilkada Jakarta 2017. Beberapa orang mungkin masih ingat dengan betapa brutalnya pilkada tersebut yang mana berakhir dengan dijebloskannya Ahok ke penjara. Kini setelah Ahok bebas dari penjara sosoknya tetap saja dijadikan musuh kendati dia sudah tidak lagi terjun ke dunia politik. Meskipun mudah saja bagi semua orang untuk mengabaikannya (lagian kan dia sudah dihukum penjara) namun namanya terus saja diseret di setiap permasalahan yang melibatkan 212 dan FPI. (contohnya saat sidang Rizieq Shihab)



Sepenting itulah sosok Ahok dalam mempertahankan semangat juang PA 212. Tanpa Ahok PA 212 tidak akan pernah tercipta dan sebagian umat Islam (saya tak berani mengatakan seluruhnya) tidak akan bersatu membela agama.

Ironis, sungguh ironis. Menyatukan sebuah organisasi dengan mengkambing hitamkan satu orang itu tak ada bedanya dengan memukuli anjing demi menciptakan tempat wisata halal. Meski demikian seperti itulah faktanya, tanpa keberadaan musuh bersama organisasi-organisasi kuat (dan bahkan negara) tidak akan pernah tercipta.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

sumursumur
yoseful
pphitam
Tonozz
Tonozz dan 10 lainnya memberi reputasi
11
3.9K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.