mataduniawiAvatar border
TS
mataduniawi
Nilai Rapor TS Berderet Angka 9. Tapi Semua itu Sampah!

(dokumen pribadi)

Mendapat berderet nilai 9 di rapor seperti ini mungkin dari kaca mata orang pada umumnya adalah sebuah prestasi yang membanggakan. Tetapi tidak bagi TS. Tidak ada bangganya sama sekali. Sebab nilai tinggi itu tidak 100% didapatkan dengan cara jujur. 

Sebuah ironi. Sekolah kami merupakan SMA favorit di kabupaten. Sangat begengsi.  Mayoritas lulusan SMA kami bisa tembus PTN dan sekolah kedinasan ternama. Hampir tiap tahun langganan juara olimpiade tingkat provinsi, belum lomba-lomba lainnya, sekeliling tepi aula besar itu sampai penuh sesak oleh medali dan deretan piala. Namun di sisi lain ada praktik-praktik busuk yang akan TS beberkan di sini.

Pertama, Gila Belajar sampai Over Dosis. Mata pelajaran sampai 13 macam. Saat kelas 10 malah 14 macam. Belajarnya lebih lama dari sekolah biasa. Saat sekolah lain sudah bubar, kami masih harus berkutat dijejali pelajaran. Senin sampai rabu belajar sampai jam 5 sore. Kamis juga pulang sore dengan agenda ekstrakurikuler dari jam 1 sampai jam 5 sore. Jumat juga pulang sore dengan agenda organisasi dari selepas jumatan sampai jam 5 sore. Pulang ke kost jangan harap bisa langsung santai, sudah menunggu PR-PR yang harus diselesaikan. Lebih parah lagi kalau di kelas 12,  khusus semua siswa kelas 12 wajib tinggal di asrama sekolah sekalipun rumahnya berada di seberang pagar sekolah. Apa yang bikin parah? Ada kelas tambahan di malam hari selepas Isya. Dari pagi sampai sore belajar. Malam juga belajar. Belum lagi ngerjain PR. Teler bin mabok belajar. Jujur saja cara seperti ini amat merudapaksa otak kami! 

Hasilnya? Nih muncul praktik busuk kedua yakni Budaya Nyontek yang berada pada level Gila. Tidak bisa lagi disebut oknum, sebab ini dilakukan oleh hampir semua. Awalnya TS tidak ingin berbuat curang, tapi dorongan dari lingkungan amat tak tertahankan. TS mati-matian belajar sampai malam dan bangun sejam sebelum subuh sampai perih mata, sementara banyak siswa lain dengan nikmatnya merogoh lembar contekan dari sumber-sumber tersembunyi. Parahnya lagi, guru sendiri pun turut mengompor-ngompori.

Ketiga, ini yang lebih ekstrim, saat Ujian Nasional kami kompak gak belajar. Gak tahu ya kalau di asrama cewek. Kalau di asrama cowok gak ada yang belajar. Semua kamar ribut dengan aktivitas mencocokan kunci jawaban. Iya entah darimana sumbernya, kunci jawaban Ujian Nasional yang konon katanya merupakan dokumen paling rahasia tapi bisa bocor sampai ke kami siswa. Bayangkan saja saat ujian matematika kertas buram TS gak ada coretan angka sama sekali. TS gunakan untuk nulis puisi galau dan satu gambar pemandangan gunung kembar di baliknya. 

emoticon-Leh Uga

Ujian Nasional gak guna. Buang-buang uang negara saja. Malah melahirkan mental korup yang terstruktur dan tersistematisdari siswa sampai guru. Iya semua guru kami saat menjelang Ujian Nasional sepakat memberi nasihat agar jangan pelit-pelit dengan teman. Jaga nama baik sekolah. Satu orang tidak lulus adalah aib paling memalukan bagi sekolah unggulan kita. Gitu lebih kurang nasihat bijak dari mereka.

Oleh karena semua itulah dengan lantang TS bilang nilai tinggi berderet angka 9 itu SAMPAH!

Note: semua kejadian yang TS alami dan saksikan ini terjadi di belasan tahun silam.

july00artha
Anggadaz
rendiv
rendiv dan 59 lainnya memberi reputasi
52
32.7K
248
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.