Ketika kita membicarakan pohon yang sangat disakralkan tentu beringin menjadi salah satu pohon yang sering dibicarakan. Terlebih Beringin seakan mempunyai derajat tinggi di kalangan masyarakat Jawa.

Pohon dengan nama latin Ficus benjamina, berada di dada Garuda Pancasila bahkan menjadi lambang partai yang mencengkram ketika orde baru berkuasa.



Pohon dengan akar gantung dan meneduhkan mereka yang istirahat sejenak dibawahnya memang mempunyai hal yang magis, banyak cerita bahkan mitos yang menaungi tanaman ini. Tak jarang orang segan menanam beringin di pekarangan rumah, namun sepertinya zaman semakin berkembang orang takut hantu itu semakin berkurang.

Buktinya kuburan-kuburan yang dulu dianggap mistis kini berganti tempat untuk sarana rekreasi, baik itu yang hanya main layangan atau pacaran. Maka hantu-hantu di film horor pun sudah tidak ada harganya lagi ditambah dengan konten pemburu hantu para youtuber, semakin terintimidasi saja kehidupan mereka dengan manusia zaman sekarang.





Begitu juga dengan pohon beringin, keangkerannya perlahan mulai hilang dari ahli tanaman yang membuat beringin menjadi bonsai hingga ada variant dari beringin putih yang cantik bila ditanam diperkarangan rumah.

Beringin putih saat ini banyak dijual bebas, tentu saja harga yang ditawarkan cukup lumayan untuk ukuran pohon yang sudah tumbuh besar. Bahkan harga bonsai beringin putih dipasaran marketplace bisa mencapai 2-3 jutaan, menariknya beringin putih ini bisa mencapai tinggi hingga 20-25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial.





Beringin putih ini lebih sering dijumpai sebagai salah satu produk bonsai dari tanaman hias karena harganya cukup mahal. Selain itu daun beringin dapat bermanfaat untuk obat herbal seperti influenza, radang saluran nafas (bronkhitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut, disentri, dan juga kejang panas pada anak-anak. Maka tak salah bila semakin disenangi para pecinta tanaman hias.

Terlebih tanaman ini juga mempunyai filosofi yang tinggi, sering diartikan juga sebagai pengayoman, keadilan, hingga keabadian bagi masyarakat Jawa. Terlebih pohon ini memproduksi oksigen dalam jumlah segar, maka tak heran dibawah pohon beringin terasa lebih sejuk.

Menarik memang pemangku adat dimasa lalu memberikan rasa takut kepada masyarakat tentang hantu, angker dan kesakralannya. Hingga masyarakat enggan untuk menebangnya, bahkan buang air dibawahnya pun takut kesurupan, namun zaman semakin maju zaman maka hutanpun habis dibabat, banyak hutan sudah berganti dengan kota-kota besar. Entah berapa beringin yang tumbang ketika buldozer datang, ketika angkernya dari suatu pohon itu sirna tinggal menunggu rusaknya ekosistem yang semakin nyata.



Kamu sendiri adakah tanaman beringin di perkarangan rumah?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google