Dan kali ini ane akan bekerja tentang Suatu pabrik tempatku bekerja dulu dengan aturan-aturan yang tidak tertulis yang aneh bagi ane. pabrik ini sayangnya sudah bangkrut namun ketika ane bekerja disana banyak kejadian yang menurut ane diluar nalar.
Hujan rintik-rintik disertai kabut mengguyur ciwidey kala itu, hujan yang disertai dingin yang menusuk kulitku membuatku harus memakai jacket tebal untuk menghangatkan tubuh. Aku ingat, hari ini aku harus berangkat ke kota Bandung, bertemu dengan teman-teman kerja ku dulu, ketika aku bekerja di salah satu pabrik di daerah kab Bandung.
Aku awalnya ragu untuk berangkat, karena jarak pandang di depan rumahku sangat minim, karena kabut tebal yang menutupi kampungku hari itu.
“apakah harus aku batalkan aja ya, melihat kondisi cuaca di ciwidey yang kurang baik” pikirku
aku terdiam sejenak di depan rumah, melihat kondisi cuaca yang sepertinya tidak memungkinkan untuk keluar, namun karena aku sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman kerjaku dulu, akhirnya aku memaksakan diri untuk berangkat.
Akhirnya aku memakai motor kesayanganku untuk menembus kabut tebal di ciwidey hari itu, aku menjalankan motor ku dengan sangat hati-hati, mengingat jarak yang ditempuh dari ciwidey ke Bandung sangat jauh.
Selepas ciwidey jarak pandangku semakin jauh, kabut tebal pun pelan-pelan menghilang, aku menyusuri setiap jalan yang berliku menuju bandung dengan motorku pada hari itu.
2 jam berlalu, akhirnya aku tiba di suatu cafe di buah batu, disana aku membuka WA ku dan melihat teman-temanku sudah sampai satu persatu. Aku memarkirkan motorku dan akhirnya aku masuk di cafe itu.
Akhirnya aku bertemu dengan mereka, bertemu dengan 3 orang teman kerja ku yang dulu di suatu pabrik di Kab Bandung. kulihat perubahan dari mereka yang sangat berbeda dibandingkan ketika dulu kita bekerja bersama sebagai buruh pabrik di tempat itu.
Disana aku mengobrol dengan mereka, saling bertukar cerita tentang kehidupan kita masing-masing selepas kita resign dari pabrik itu akibat alasan yang sebenarnya tabu bagi kita semua untuk diceritakan kembali.
Disana pula aku tau tentang cerita ujang, dari temanku yang kebetulan adalah salah satu penduduk di kampung itu, yang ceritanya aku sempat ceritakan
disini
“eh mang harusnya kamu bayar royalti, cerita ku malah kamu tulis jadi web novel” salah satu temanku yang bernama iman menggodaku
“lah, ga apa apa atuh, khan ceritanya lumayan bagus” kataku
“ah ntar takutnya jadi kayak cerita KKN penari, banyak orang yang datang nyari tempat itu” kata Iman sambil sesekali menyeruput minuman yang kami pesan
“moal kalem weh (engga ko santai aja), toh ceritanya aku samarkan, terus aku tambahkan bumbu-bumbu supaya menarik” jawabku
Kita terlarut dalam obrolan di hari itu, kita banyak cerita tentang hal-hal konyol ketika kita bekerja di pabrik, tak lupa kita juga saling bertukar cerita seram tentang pabrik, terutama ketika shift malam.
“eh katanya pabrik itu akhirnya bangkrut ya” kata dadi
Kami berempat yang sedang meminum minuman sontak langsung berhenti atas ucapan dadi.
“ah masa” ujang momo
“serius, kemarin sewaktu lewat ketika keluar dari tol soreang, pabrik itu terlihat sepi” kata dado meyakinkan kita berempat.
“mungkin gara-gara pandemi jadi banyak di PHK hingga akhirnya bangkrut” kataku
“atau mungkin gara-gara tumbal tahunan nya tidak terpenuhi tahun ini akibat WFH” kata iman
“hush” kata kataku
“lah benerkan, terakhir kecelakaan kerja itu tahun kemarin, ampe adiknya boss jadi korban juga” kata iman
“Indah” kataku.
“iya” iman mencoba menyakinkan semua orang disana termasuk aku.
Iman adalah orang yang paling dekat dengan indah ketika kita semua kerja di pabrik, karena mungkin mereka tinggal di kampung yang sama dan bekerja di tempat yang sama pula, sehingga dia hapal siapa indah yang tak lain adalah adik dari boss pabrik tempat kita bekerja dulu.
“Indah dulu sering bercerita tentang keanehan di pabrik, dia banyak bercerita padaku ketika masih ada, dan dia juga yang suka mewanti-wanti ketika kita semua shift malam” kata iman
“kan kalian tau sendiri banyak hal-hal aneh ketika di pabrik, kebanyakan karyawan baru juga banyak yang resign akibat itu, namun karena kita semua lebih percaya takut kehilangan uang dan pekerjaan sehingga kita bertahan dengan kondisi pabrik kayak gitu” kata iman.
Akhirnya kami pun bercerita tentang pabrik, bercerita tentang angkernya pabrik tempat kita berkerja, dan ini juga yang menginspirasiku untuk bercerita
Disana juga aku akan bercerita tentang Indah, salah satu adik bos dari pabrik tempat kita bekerja yang berakhir mengenaskan.