napeloginiAvatar border
TS
napelogini
Ketika Pilkades Lebih 'Gila' Dari Pilpres

Bagi kaum atau kelompok 'mending-mending' biasanya akan berpikir....

"Untuk apa menghabiskan uang ratusan juta hingga milyaran rupiah cuma buat nyalon kepala desa? Itupun belum tentu menang"

"Mendingan duitnya dipake buat beli mobil Esemka, motor Ngenmex atau usaha"



Rame-Rame Nyalon Kades



Ada keunikan tersendiri jika membahas soal pemilihan kepala desa di Indonesia.Apalagi di daerah-daerah tertentu yang selama ini memang dikenal ketat dan 'panas'.

Sejak bulan Juli 2021, di banyak wilayah sedang diselenggarakan pilkades serentak (walau banyak juga yang waktunya terus diundur karena pandemik).

Khususnya di pulau Jawa, pilkades sangat identik dengan pesta rakyat hingga adu kekuatan uang dan ilmu hitam. Banyak calon kepala desa yang rela menghabiskan uangnya hingga milyaran rupiah demi jabatan kepala desa.



Lalu apa istimewanya jadi kepada desa? Hingga rela melakukan sesuatu yang mungkin dianggap konyol oleh sebagian orang

Ada beberapa alasan kenapa orang berbondong-bondong mendaftarkan dirinya untuk nyalon sebagai kades. Berikut ini adalah beberapa alasannya :

1. Ingin Merubah Keadaan Desa

Walau terdengar klise, sebetulnya alasan ini memang biasa saja. Malah sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa itu semua cuma modus dan basi

2. Tergiur DD (Dana Desa) dan ADD (Alokasi Dana Desa)

Sejak dikucurkannya bantuan Dana Desa dari pemerintah pusat yang nilainya bisa 1 milyar lebih membuat antusiasme warga untuk mencalonkan diri menjadi kades sangat besar. Salah satu faktornya karena tergiur oleh DD dan ADD.

Padahal sudah banyak kepala atau mantan kepala desa yang dibui gara-gara korupsi Dana Desa

3. Gengsi dan Harga Diri

Bagi sebagian orang di wilayah tertentu, menjadi kades adalah kebanggaan yang luar biasa. Dan untuk meraih posisi tersebut memang dibutuhkan pengorbanan yang tak sedikit.


Pengalaman 'Gila' Tentang Pilkades



Saya punya pengalaman langsung terkait dengan proses pemilihan kepala desa di beberapa daerah di pulau Jawa. Seperti di wilayah III Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka. Hingga beberapa kabupaten di provinsi Banten.

Saya mengamati betul bagaimana panasnya proses pencalonan hingga sampai hari pencoblosan. Masing-masing calon dengan segala kekuatannya saling unjuk gigi. Mulai dari menyebar uang hingga pencitraan habis habisan.....

Makanya jangan kaget jika banyak calon kepala desa yang bisa menghabiskan uang hingga 1 milyar lebih. Dan itu dianggap biasa saja.....

Dibanyak desa di wilayah Cirebon, Indramayu dan Kab. Kuningan, pemilihan kepala desa sudah mirip seperti perang. 3 bulan sebelum pemilihan semua calon sudah siaga penuh. Mulai dari logistik, timses yang grasak grusuk, hingga menyiapkan pasukan anti ilmu hitam....


Lebih Gila dari Pilpres


Bentrokan antar pendukung cakades

Saya tidak tahu apakah fenomena pemilihan Pilkades semacam ini bisa disebut sebagai salah satu kearifan lokal? Jawabannya tentu saja bisa iya bisa tidak.... emoticon-Bingung

Bagi orang kota yang tidak memahami bagaimana kerasnya proses pilkades pasti akan berpikir "Gila nyalon kades aja sampe segila itu?"

Iya memang gila! Hasil pengamatan saya selama di lapangan, saya banyak menemukan hal-hal unik terkait dengan proses pilkades. Seperti berikut ini :

1. Membentuk Timses

Setiap calon kades akan membuat timses layaknya pemilihan anggota DPR hingga presiden. Tugas timses biasanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat calon pemilih


2. Rokok, Kopi, dan Amplop Ratusan Juta

Selama berbulan-bulan seorang calon kades harus membiayai timses dengan rokok, kopi dan uang lelah. Yang jika diakumulasikan nilainya bisa mencapai ratusan juta rupiah

3. Menyewa 'Tuyul'



Tuyul? Iya tuyul! Tapi bukan tuyul seperti dalam cerita film yang kerjanya nyolong duit. Melainkan sebuah istilah atau kata lain untuk menyebut tim survey bayaran.

Di Jawa Barat dan Banten, istilah 'tuyul' ini sangat identik dengan pilkades. Seorang calon kepala desa yang memiliki dana lebih akan menyewa jasa 'tuyul' (tim survei bayaran) untuk menganalisis basis respon dan perkiraan jumlah raihan suara.

Ada beberapa 'tuyul' yang terkenal di daerah Jawa Barat. sebut saja 'tuyul' asal Karawang dan Cirebon.


4. Membentengi Rumah Calon Kades

Percaya atau tidak tapi ini fakta. Bahwa di beberapa daerah di Indonesia (khususnya di pulau Jawa) masih banyak yang percaya bahwa sesama calon akan saling menyerang dengan ilmu hitam atau sejenisnya.

Menurut informasi yang saya terima, bahwa seorang calon kepala desa harus menjaga diri karena biasanya akan dikirimi guna-guna oleh calon kades lainnya.

Dan saya pernah menyaksikan dengan mata kepala sendiri ketika salah satu rumah calon kades yang pintu rumahnya dilempari oleh banyak (maaf) tahi manusia.... Edan!


5. Ajang Judi

Rasanya seperti sudah menjadi rahasia umum bahwa momentum pilkades sering dijadikan ajang judi oleh para bandar kampung atau antar tim sukses.

Nilainya lumayan besar hingga ada yang berani menaruhkan mobil, sawah, hingga rumah.





Saya, napelogini..............Terima kasih


Photo : Google & Dokpri

Referensi : klik

Diubah oleh napelogini 22-08-2021 03:31
benche87
asamboigan
davianjustice
davianjustice dan 38 lainnya memberi reputasi
37
11.8K
153
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.