Sebagai seorang publik figur memang harus siap untuk direndahkan, dicaci, bahkan dihina sekalipun. Sebab itu semua adalah bagian dari risijo yang mesti diterima sekaligus dihadapi.

Apalagi dunia internet sudah semakin canggih. Hampir setiap orang bisa mengaksesnya, tidak hanya sampai di situ saja mereka juga terkadang menjadi bagian orang-orang yang bergelut di dalamnya. Saat ini, sudah menjamur gambar, video, meme yang bertuliskan narasi kontradiktif, sarkas, bahkan pelecehan.



Agar bisa membatasi ruang gerak negatif di dunia internet maka dibuatlah UU ITE sebagai pengaman. Namun, ternyata aturan tersebut malah menjadi undang-undang karet. Setiap orang bisa menggunakannya dengan sangat mudah. Tersinggung sedikit lapor atas nama pencemaran nama baik di internet, merasa dirugikan sedikit membuat pengaduan kepada kepolisian dengan memakai UU ITE. Hingga implementasi dari undang-undang tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh orang yang berkepentingan untuk menjatuhkan harga diri seseorang.

Selain kritikan yang bermunculan di internet lewat gambar-gambar, video, dan semacamnya. Maka, kritikan juga hadir di tembok-tembok jalanan. Beberapa waktu lalu, viral baliho ketua DPR RI Puan Maharani dicoret dengan tulisan open BO yang peristiwa itu berhasil membuat para kader partai berlogo Banteng itu kepanasan dan melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.



Belum pulih luka PDIP atas pelecehan yang menimpa Puan Maharani, kini salah satu petugas partai sekaligus presiden RI yakni Jokowi juga mengalami tindakan serupa. Sebuah mural yang dibuat pada sebuah tembok kolong jembatan kereta api Bandara Soekarno Hatta, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang.

Mural yang menampilkan lukisan wajah mirip Jokowi itu menjadi viral. Namun, yang membuat semua itu asyik dibahas adalah tulisan 404: Not Found yang berada di bagian mata dari lukisan gambar tersebut. Hal tersebut adalah sebuah kritikan yang dibumbui dengan kreativitas.



Tulisan 404: Not Found yang ada dalam mural memiliki arti error. Jika ditafsirkan si pembuat mural tersebut sedang mengkritik kinerja dari Jokowi yang terbilang error. Kebijakan yang dikeluarkan oleh sang presiden dinilai tak berpihak kepada rakyat. Apalagi PPKM yang terus berlanjut seperti ini.

Sebagai negara demokrasi hal semacam ini sah-sah saja dilakukan. Bukankah rakyat memiliki hak bicara atas apa realita yang sedang terjadi. Kreativitas tanpa batas jika dipadukan dengan sikap kritis akan membuahkan hasil yang elegan.

Kini, mural wajah Jokowi itu sudah dihapus.

Sumber :

Ulasan dan opini pribadi

1

Gambar : Google