Hola Agan dan Sista! Selamat pagi, siang, sore dan malam bagi Gansis di seluruh dunia! Kali ini, ane bakal bahas spesifikasi bus lokal yang diekspor ke Bangladesh, pakai sasis Scania yang dibalut body SR-2.


Sepertinya, topik bus asal Jawa Tengah yang diekspor ke Bangladesh pada bulan  Februari lalu masih cukup hangat dibicarakan, terutama dari kalangan masyarakat. Banyak orang yang merasa bangga karena tak hanya produk makanan, kecantikan, per-Indomi*-an, dan lainnya, produk otomotif seperti bus pun bisa diekspor ke luar negeri.

Nah, seperti apa sih spek bus lokal tersebut? Bagaimana konfigurasi penumpangnya? Apa saja sasis yang dipakai? Kali ini, ane bakal bahas seputar hal tersebut nih Gansis.


Bus yang diekspor ke Bangladesh merupakan bus dengan body buatan Karoseri Laksana yang berasal dari Ungaran, Jawa Tengah. Karoseri Laksana ini memang sudah berdiri sejak lama, dan juga sudah berpengalaman dalam pembuatan body bus. Ada dua versi, bus single deck dengan jenis SHD/XHD, dan bus double deck.

Sasisnya sendiri untuk yang versi XHD, menggunakan sasis Scania K360IB. Setau ane, Scania K360IB pengembangannya di Swedia tetapi sudah CKD alias dirakit di Indonesia. Sasis ini termasuk ke dalam kelas sasis premium bertenaga tinggi, dengan tenaga maksimal 360 horsepower di 1900RPM dan torsi maksimal 1.750nm di 1000-1350RPM.


Sementara, yang Double Decker mengandalkan sasis Scania K410IB yang juga sudah dirakit lokal di Indonesia. Perlu diketahui, Scania K410IB memiliki tenaga 410 horsepower di kisaran 1700-2000RPM (CMIIW) dan torsi 1.900nm di 1000-1300RPM.

Tentunya, sebagai bus yang bodynya dikembangkan, dibuat dan dirakit di pabrik Laksana, bus-bus tersebut menggunakan body SR2 series, yang terdiri dari SR-2 XHD Prime dan SR-2 XDD Prime, dengan perbedaan di jumlah lantai dan kapasitas bagasi serta perbedaan-perbedaan lainnya. Keduanya juga sudah lulus uji guling E.C.E R66.


Versi ekspor ini memiliki sejumlah perbedaan dengan versi Indonesia. Versi ekspor, sesuai dengan permintaan customer di Bangladesh, memiliki dimensi yang sedikit lebih pendek, pintu penumpang di dekat kokpit (untuk Double Decker), format kursi 1-2 alias kiri satu dan kanan dua, serta tak memiliki toilet.

Tak hanya itu, desain kaca, bagasi dan lainnya pun berbeda. Karena memang, regulasi di Bangladesh mengharuskan sebuah bus yang memiliki as tunggal harus memiliki panjang yang maksimalnya ada di 12,5 meter, berbeda dengan regulasi di Indonesia yang biasanya panjangnya mencapai 12,8 meter.

Tetapi, selain hal-hal yang berubah tadi, spesifikasi lainnya masih sama dengan versi Indonesia. Misalnya, desain khas Laksana yang tidak diubah, dengan lampu dan selendang yang khas, serta stoplamp berbentuk "L". Interiornya juga masih menggunakan interior khas Laksana dengan dashboard melengkung dan lampu-lampu yang berbentuk menyamping, serta design floating roof yang tetap sama.


Dengan semua perbedaan tersebut, harganya tak berbeda jauh dengan versi Indonesia. Setahu ane, harga SR-2 XHD Prime versi ekspor itu 2,5 milyar, sudah sepenuhnya jadi namun belum termasuk biaya kapal, bea cukai, pajak masuk, dan lainnya. Sementara, SR-2 XDD Prime double decker versi ekspor harganya sekitar 3 milyar rupiah, sama seperti XHD yang sudah jadi namun masih off the road dan tidak termasuk biaya kapal.

Di Bangladesh, bus buatan Indonesia ini digunakan untuk armada Ena Transport dan beberapa PO lain. Dengan body SR-2, sasis Scania dan format kursi 1-2, bus ini langsung diminati masyarakat Bangladesh yang ingin bepergian dengan bus, karena memang designnya keren, serta dipadu dengan sasis Scania yang nyaman.


Nah, itulah isi thread ane ayang membahas seputar spesifikasi bus buatan Laksana yang diekspor ke Bangladesh. Jadi, gimana pendapat Gansis seputar thread ini? Oh iya, ane akan sangat berterima kasih apabila Gansis mengoreksi informasi di thread ini yang salah!


Pic: Terlampir
Narasi: Opini Pribadi
Disclaimer: Thread ini tak bertujuan untuk mempromosikan maupun menjatuhkan siapapun.
Original Written By: @ulungrinjani