si.matamalaikat
TS
si.matamalaikat
Kesalahan Prosedur Dalam Mencuci Pesawat, Mengakibatkan F-22 Jatuh Pada 15 Mei 2020
Merawat pesawat tempur tidak boleh sembarangan, apalagi jika pesawat tempur tersebut punya teknologi canggih yang disebut "stealth", yang menurut tafsir orang Indonesia diartikan sebagai "siluman". Setelah sebelumnya dikabarkan F-35B rusak tersambar petir dan Su-35 jatuh akibat gangguan mesin, jauh sebelum kedua pesawat tersebut mengalami musibah, pada tanggal 15 Mei 2020 F-22 Raptor dikabarkan jatuh setelah lepas landas dari Eglin Air Force Base. Dalam insiden itu pilot berhasil menyelamatkan diri dengan ejection seat.

Setahun berlalu, hasil penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat tersebut diungkap ke publik pada akhir bulan Juli kemarin. Yang membuat kita geleng-geleng kepala, bahwa insiden jatuhnya pesawat tersebut dikabarkan akibat kesalahan prosedur dalam mencuci pesawat yang dilakukan oleh para kru darat dari pesawat F-22. Dikutip dari Military.com, seorang sumber internal dari USAF mengatakan bahwa, kesalahan dalam perawatan mempengaruhi input kontrol pesawat tempur. Perawatan yang dimaksud disini adalah pada saat pesawat dicuci.

Sementara itu ACC (Air Combat Command) menolak untuk merilis rincian lebih lanjut tentang apa yang salah dari pesawat, hingga menyebabkan kecelakaan, seperti bagaimana metode mencuci pesawat yang terkait dengan masalah pemeliharaan.


Quote:



Sementara menurut laporan MINEWS, kesalahan dalam pencucian pesawat diduga kuat menjadi penyebab utamanya. Dalam artikel yang ditulis MINEWS, sebenarnya di bawah kokpit F-22 terdapat tabung yang bernama "airspeed tube". Tabung ini dirancang dengan lubang dan celah untuk memungkinkan udara bersirkulasi masuk. Karena F-22 punya tingkat otomatisasi yang tinggi, tabung tersebut juga digunakan oleh perangkat elektronik pada pesawat untuk melakukan perhitungan data penerbangan pesawat.

Para kru di darat kemungkinan tidak memberi penutup/cover yang maksimal pada tabung tersebut saat pesawat sedang dicuci. Air yang masuk melalui airspeed tube kemudian membeku di suhu yang rendah dan ketinggian tinggi, hal ini menyebabkan data yang dihitung komputer pesawat menjadi terdistorsi.

Komputer onboard lantas mengeluarkan instruksi yang salah berdasarkan data yang terdistorsi, hal inilah yang kemudian menyebabkan badan pesawat F-22 terangkat ke atas dan meningkatkan sudut serang, hal itu membuat pesawat di luar kendali dan akhirnya jatuh. Faktanya, airspeed tube milik jet tempur F-22 memang punya celah di mana air mudah masuk, kemungkinan para kru di darat terlalu banyak menggunakan air selama pembersihan. Hal itu diperparah dengan tidak dipakainya cover untuk menutupi bagian airspeed tube.

Bahasa gampangnya, apa yang terjadi pada F-22 ini adalah "fenomena masuk angin", akibat air yang masuk ke dalam airspeed tube membuat udara di dalam pesawat menjadi terlalu dingin, air tersebut pada akhirnya juga mengganggu sistem komputer pada F-22. Hal tersebut membuat komputer menampilkan data yang tidak sesuai.


Quote:



Dikutip dari Nort West Florida Daily News, tanggal 15 Mei 2020 F-22 Raptor yang merupakan bagian dari 325th Fighter Wing melakukan misi pelatihan rutin dengan Fighter Wing ke-33. Pesawat dikabarkan jatuh pukul 09:15 pagi, sekitar 12 mil timur laut Eglin Air Force Base. Dalam insiden ini pilot berhasil menyelematkan diri dengan ejection seat, ia hanya mengalami luka ringan.

Menurut keterangan pilot, setelah pesawat lepas landas, ia sudah mengetahui adanya peringatan Sistem Kontrol Penerbangan. Namun, ia tetap memilih untuk melanjutkan proses lepas landas. Saat pesawat berhasil mengudara, pilot mulai merasakan kesulitan untuk mengendalikan pesawat hingga akhirnya menyatakan keadaan darurat. Karena pesawat semakin sulit dikendalikan, pilot memutuskan untuk melontarkan diri menggunakan kursi pelontar. Untungnya dalam latihan tersebut pesawat F-22 tidak membawa bekal senjata.

Dalam artikelnya, MINEWSmengatakan bahwa, selama tahun 2020 ada 20 pesawat milik militer Amerika yang mengalami kecelakan saat latihan. Tiga dari pesawat tersebut adalah jet tempur Generasi 5, yakni 2 unit F-35 dan satu unit F-22. Total kerugian dari insiden tersebut mencapai US$ 500 miliar.

Tak lama setelah F-22 Raptpr jatuh, pada tanggal 19 Mei 2020 giliran jet tempur F-35A juga jatuh di Eglin AFB. Dewan Investigasi Kecelakaan (AIB) mengatakan, kecelakaan F-35 disebabkan karena kecepatan pendaratan yang berlebihan, hal itu diperburuk oleh masalah pada tampilan helm pilot.


Quote:



Hikmah dari kejadian ini adalah, bahwa di manapun kita bekerja baik di lingkungn militer maupun sipil, kita tak boleh meremehkan hal sepele. Karena bisa jadi hal sepele tersebut malah mengakibatkan hal buruk dalam pekerjaan kita. Seperti kasus F-22 Raptor ini contohnya, apa yang salah dengan mencuci pesawat ? Bukankah pekerjaan itu mudah ?

Ternyata mencuci pesawat itu tidaklah semudah yang dipikirkan, ada aturan yang harus dipatuhi oleh para kru yang bertugas. Bahkan sedikit air yang masuk ke dalam pesawat, bisa mengakibatkan masalah serius pada pesawat tersebut. Nah, demikian sedikit update berita mengenai penyebab jatuhnya F-22 Raptor pada tanggal 15 Mei tahun lalu. Semoga pembahasan ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan agan dan sista, jangan lupa untuk selalu mematuhi SOP yang berlaku dalam menjalankan setiap pekerjaan. Sampai jumpa emoticon-Angkat Beer




Referensi Tulisan: 1.2.3
Foto: U.S. Air Force
Diubah oleh si.matamalaikat 04-08-2021 11:31
screamo37EriksaRizkiMralph.
ralph. dan 39 lainnya memberi reputasi
40
10.4K
95
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.