Rarashasha
TS
Rarashasha
CINTA DALAM SECARIK RESEP ROTI TAWAR
"Ma, mama lagi dimana ?"
"Di jalan, Yah. Nyari kue."
"Kue apa ? coba mama bikin telur, gula, mentega, bubuk kapulaga, vanili di kocok kalau sudah roti tawarnya di oles dengan adonan tadi di goreng pakai teflon, pasti enak, Ma."
"Seriusan, Yah ?"
"Iya, itu resep kesukaan ayah dulu ibu sering bikin buat kami."
Arum tersenyum, ada dalam pikirannya rencana untuk mencoba adonan tersebut. Mempraktekkan resep dari orang yang kita cintai pasti akan membahagiakan orang tersebut.
Saat ini Arum tidak ingin membuat lipatan kesedihan dalam hidupnya. Semakin banyak berita kematian yang datang sejak masa pandemi menyerang. Sudah ada seratus dua puluh sembilan orang sahabatnya meninggal di usia yang terbilang muda. Arum hanya ingin mengukir keindahan dan kebahagiaan agar siapapun yang pergi mendahului maka yang terkenang adalah kenangan indah, kenangan manis bukan kepedihan.
Itu sebabnya Arum mulai tidak peduli dengan perkataan tidak enak yang kadang muncul dari mulut Hendrik.
Arum bertekad terus membahagiakan Hendrik meski Hendrik tidak berlaku sama, tak masalah. Tapi... sejauh ini Arum merasa apa yang disampaikan Hendrik hanya seperti sabetan pedang di sinetron-sineton. Pedih namun cepat sembuh.
Seperti hari itu.
Arum dan Hendrik ketemuan. Mereka sudah melewati masa iddah.
Mereka berjumpa dengan bahagia.
Baru saja Arum naik dalam mobil Hendrik. Hendrik langsung bilang.
"Ada nggak ya lagu yang judulnya berhentilah mencintaiku."
"Maksudnya apa ?"Tanya Arum sambil tersenyum menutup mulutnya.
"Aku ingin kamu berhenti mencintaiku."
"Serius nih ?"
"Iya, serius."
"Aku diusir nih, nggak usah macem-macem deh. Kalau mama ndak muncul ntar ayah kangen lho."
"Dulu iya, sekarang nggak." Jawab Hendrik tetap memegang kemudi dan tatapannya lurus ke badan jalan. Arum diam tak menghiraukan apa yang Hendrik katakan meski ia jelas mendengar.
Kemudian mereka berdua berputar-putar menyusuri jalanan dengan mobil mewah itu.
Hingga di suatu tempat, seseorang menghubungi Hendrik. Hendrik berbincang dengan orang tersebut, lumayan lama, sedang rumah hampir dekat. Arum tahu lelaki di sebrang sedang menawarkan wanita untuk dijadikan istri oleh Hendrik.
Ya... wajarlah, Hendrik kan duda, wajar bila berderet orang yang menawarkan wanita untuk dirinya dengan berbagai pilihan.
Ada clekit-clekit di hati Arum, terlebih rumah Arum hampir sampai. Harusnya waktu yang singkat ini jadi kebahagiaan untuk mereka tapi Hendik malah memilih berbincang dengan orang lain. Sakitkah Arum dengan sikap Hendrik ? Dulu IYA sekarang TIDAK. Karena tidak ada masalah yang bisa selesai dengan kemarahan.
Menyimpan sakit dalam hati sama dengan mempersiapkan liang kematian secara perlahan.

Arum melayangkan cubitan di pinggang Hendrik.
"Tutup dulu dong telephonnya rumah mama hampir sampai."
Hendrik menutup telephon dari lelaki itu. Arum diam. Rumah Arum hampir nampak. Arum turun sambil memajukan bibirnya pada Hendrik manja.
Hendrik tertawa dari balik kemudinya.
Arum sampai di rumahnya, ia sediakan roti tawar guna mempraktekkan resep dari Hendrik.
Di dalam kamar Arum menatap wajahnya yang semakin kuyu meski aneka suplemen sudah ia upayakan untuk dirinya.
Arum duduk di atas ranjang, melipat jilbabnya kemudian hampir saja ia terbahak mengingat kalimat yang diucapkan Hendrik tentang "Berhentilah mencintaiku."

Arum tidak marah ia justru bahagia, itu artinya Hendrik memiliki perasaan yang luar biasa besar padanya,kegalauan menimpa Hendrik antara menghalalkan hubungannya dengan Arum atau bersikukuh dengan kesendiriannya.
Arum bahagia karena kalimat itu artinya Hendrik bereaksi dengan hatinya.
Arum tidak ingin mendikte Hendrik karena lelaki di dunia manapun pasti tidak mau di dikte.
"Tidak usah melawan arus, ikuti saja air mengalir, kita pernah melawan arus dan kita terpental. Hati kita sakit. Bukankah rasa ini dari Tuhan juga, bukankah ingin ini dari Tuhan juga. Jadi kenapa kita risau. Selama kita tidak punya ingin berbuat makar. Kita mohonkan saja urusan ini pada Tuhan."

Arum geli dengan perbincangan hari ini. Hendrik yang terus mengukuhkan diri dengan ketakutannya berkomitmen.
Harusnya Arum membencinya, tetapi tidak, luas kasih Arum justru sangat memakluminya.

"Sudah bikin rotinya ?" Tulis Hendrik dari tempatnya.
Ada cinta dalam secarik resep roti tawar yang Hendrik berikan.
Hendrik bukan anak baru gede yang bisa memutuskan masalah tanpa pertimbangan. Hendrik lelaki matang yang kadang dalam bersikap justru penuh kehati-hatian.
Hendrik adalah wujud lukisan yang tersempurnakan dan Arum ingin sekali menjadi seseorang yang ikut memberi warna dalam lukisan tersebut.
Arum mulai memahami apa dan bagaimana lelakinya.
Dalam lelapnya ia menggumam..."Kalau ingin membuat aku berhenti mencintaimu mintakan saja pada Tuhan dan bila sampai hari ini aku belum berhenti berarti Tuhan masih mengijinkan aku mencintaimu. ATAU SEBENARNYA AKU MEMANG JODOH MU ?" Bisik Arum lirih sambil tersenyum lebar.
Andai itu disampaikan di depan Hendrik sungguh, ia tidak tahu bagaimana reaksi lelaki itu, pasti Hendrik akan menolak pernyataan Arum meski sejatinya dalam hatinya bersenandung.
Hendrik begitu menggemaskan....


Rarashasha
Selamat menikmati semoga segala kesulitan dalam hidup bisa kita pecahkan dengan komunikasi yang baik bersama pasangan

Jangan lupa, cintai selagi ada, sayangi selagi bisa
pulaukapokdanu114alfidanger
alfidanger dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.1K
8
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.