lowbrowAvatar border
TS
lowbrow
Kisah Ustadz Koko Liem Terpapar Covid-19, Ini Resep Iman dan Imun


Kisah Ustadz Koko Liem Terpapar Covid-19 mengemuka dalam Pengajian Orbit bertema Takziyah Virtual yang digelar Yayasan Orbit Lintas Karya, Kamis (15/7/21) malam.

Malam itu, hadir Pembina Orbit HM Din Syamsuddin, Ustadzah Hj Rashda Diana, dan Ustadz H Ali Limau. Beberapa artis seperti Nini Carlina dan Ramzi juga hadir untuk membaca al-Quran dan terjemahannya.

Koko Liem yang kini sudah sehat wal afiat membagikan kisahnya dan keluarganya saat terserang Covid-19. Tidak hanya Ko Liem, ibunya yang sudah tua (74) dan istrinya yang sedang hamil lima bulan juga terserang virus itu.

Persiapan Mental
Malam, jam 12, usai mengisi sebuah acara, Koko Liem meriang. Badannya merasakan demam yang luar biasa dan perutnya sakit. “Terutama yang diserang lambung, nyeri yang luar biasa” ujarnya.

Badannya merasa sangat kedinginan. “Ketika menginjak lantai saja nggak kuat, mesti pakai jaket dan kaos kaki,” ungkap pria yang kini bernama Muhammad Ustman Ansori, SQ, MA Al Hafizh.

Ketika di kamar mandi, air yang dia pegang seperti es batu. “Seperti air es, nggak bisa disentuh sama sekali, dinginnya luar biasa, tulang seperti mau copot,” kata dia.

Karena merasa lemas, keesokan harinya dia berobat ke rumah sakit. Tidak hanya diresepkan obat, dia juga langsung diminta tes swab. Dia yang sudah terbiasa swab sebagai prasyarat naik pesawat setiap kali hendak safari dakwah ke luar kota, merasa sudah siap mental.

Sebelum swab, dia menyatakan, “Ketika ini positif, koko akan kuat!”

Terpuruk, Tidak Langsung Percaya
Tapi begitu hasil swab-nya keluar positif, dia merasa down, terpuruk. Katanya dia tetap kaget, langsung lemas. “Menyentuh obatnya tidak kuat,” ujarnya. Ketika ke kamar mandi, dia perlu dibopoh.

Tak cukup tes swab antigen sekali untuk meyakinkan bahwa dia terserang Covid-19. Ustad Koko Liem kemudian tes swab di klinik lain. Hasilnya sama, positif. Dia lantas melakukan swab PCR. Sore itu hasilnya tidak langsung keluar, melainkan perlu menunggu 20 jam.


Malamnya, dia memperbanyak ibadah shalat sunah dan sedekah. “Koko yakin, sedekah bisa memanjangkan umur, menolak bala, dan menutup 70 pintu keburukan,” ujarnya.

Selain itu, dia ikhtiar dengan meminum berbagai obat, vitamin, dan makan buah-buahan. “Selera makan itu hilang seketika, tapi tetap harus makan, (perut) tidak boleh kosong,” tuturnya.

Peringatan Berbuat Baik
Koko Liem menyatakan, ketika orang Islam terserang Covid-19, perlu mengingat setelah hidup pasti ada kematian. Maka ketika hidup, dia mengimbau agar selalu mempersembahkan amal kebaikan.

Ini seperti pada surat al-Mulk ayat 2:

Koko Liem menerangkan, segala puji bagi Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan. Tujuannya ini sebagai ujian, agar Allah tau siapa di antara kita yang berbuat kebaikan.

Begitu pula pada surat an-Nisa ayat 78:

Jadi, sambungnya, tidak boleh takut berlebihan. “Ke mana pun kita ketakutan dan bersembunyi, bahkan dalam benteng Allah, kematian pasti akan menjemput kita,” tutur pria kelahiran Riau, 17 Januari 1979 itu.

Hikmah Istri Merawat Suami
Dia percaya, saat terkena Covid-19, Allah SWT memberinya hikmah. Hanya berselang sehari, keesokan harinya—dengan tetap mengamalkan banyak shalat, bermunajat, dan bersedekah—dia ke rumah sakit yang berfasilitas laboratorium. Setelah tes dan menunggu hasilnya sejam, ternyata hasilnya negatif.

“Alhamdulillah, qodarullah, hasilnya negatif. (Setelah melewati) 3 kali positif: 2 kali positif (tes swab antigen), 1 kali (tes) swab PCR positif,” terangnya.

Meski hasilnya sudah negatif, dia mengaku masih merasa lemas selama sekitar 7-10 hari. “Tetap membutuhkan waktu untuk memulihkan stamina kembali,” kata dia.

Dalam kondisi lemas itu, istrinya yang benar-benar kukuh mendampinginya, dengan beda kamar. Menurutnya, ini membawa berkah tersendiri. “Koko Liem yakin, karena berkah seorang istri menjaga dan merawat suami, Allah memberikan keberkahan,” tuturnya.

Berkah Anak Merawat Ibu
Keberkahan ini, menurutnya, juga berlaku ketika seorang anak merawat ibunya yang sakit. Ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Ketika ada yang sakit di antara kalian, jenguk dia. Ketika anda duduk di sana, Allah akan menurunkan rahmat.”


Dia pun mengajak untuk mengambil pelajaran, tidak meninggalkan sendirian orang yang sakit dan lemah. “Temani dia, berikan dia perhatian penuh kasih sayang, dia butuh support orang di sekitarnya,” tuturnya.

Belajar dari pengalaman sakit ibunya di usia senja dan memiliki asma, dia memutuskan tidak mengetes swab ibunya untuk menghindari beliau terpuruk.

Malamnya, sang ibu mengalami gejala kedinginan yang sama, sehingga ibunda memberikan pesan wasiat agar di bawa ke rumah sakit. Lalu dia memutuskan untuk memanggil perawat ke rumah. Perhatian dan kasih sayang juga ia curhat penuh.

Dari sini, dia berkesimpulan, perhatian dan kasih sayang adalah obat dari segala obat. “Ketika kita memberi kasih sayang orang tua kita, Allah memberikan rahmat karena Allah masih memberi amanah untuk menjaga orang tua,” ungkapnya.

Isolasi Mandiri
Saat itu, dia memang sengaja tidak rawat inap di rumah sakit karena menyadari kondisi rumah sakit sedang ramai, tidak memungkinkan.

“Wabah lagi di mana-mana, rumah sakit pun, semua medis, dihiasi dengan ketakutan, tampak dengan APD yang dia pakai begitu luar biasa,” ungkapnya.

Maka, jam 8.00-9.00 ketika matahari mulai terbit, dia shalat Dhuha. Kemudian dia berjemur antara pukul 09.00-10.00. Dia berjemur 15-30 menit menghadap ke arah matahari.

“Koko yakin, panas matahari itu rahmat yang luar biasa, sampai berkeringat,” ungkapnya.

Imun dan Iman
Kepada para peserta yang hadir, dia berpesan agar tidak hanya sibuk mengurus imun saja, tapi juga iman. “Imun dan iman, dua ini penting sahabat,” ujarnya.

Menurutnya, orang yang terkena Covid-19 sekarang lebih sibuk mengurus imunnya. Misal, menggunakan masker, makan buah, vitamin, jaga jarak, tidur cukup, dan sebagainya. Menurutnya upaya ini bagus, “Ini bagian dari upaya kita menjaga imunitas.”

Tapi, dia berpendapat ada yang lebih penting, yaitu iman yang harus dijaga. “Kita boleh percaya sama dokter, medis. Tapi kalau iman, hanya percaya pada Allah dan rasulNya,” ucapnya.

Bagian dari merawat iman, dia lantas mengajarkan doa Rasulullah, “Bismillahilladzi La Yadhurru Ma’asmihi Syai’un fil Ardhi wa Laa fis Sama’i wa Huwas Sami’ul ‘Alim.” (Dengan menyebut nama Allah dan dengan nama Allah itulah tidak ada suatu mudharat (membahayakan) baik di langit maupun di bumi).

Baca Juga: Dubes Hajriyanto: Indonesia Konsisten Dukung Palestina
Ustad Koko Liem menyampaikan, iman juga tampak dari keyakinan sebagaimana pada surat asy-Syuara ayat 80, “Ketika aku sakit, hanya Allah yang menyembuhkan.”

Siapa yang Sembuhkan
Dia juga mengingatkan, sebanyak apapun, uang tidak bisa menyembuhkan. “Uang hanya bisa menebus obat di apotek, bayar jasa dokter, dan rumah sakit,” urainya.

Siapa yang menyembuhkan? Dengan tegas dia menekankan, Allah SWT yang menyembuhkan. Sebab, tidak ada satu musibah pun yang menimpa di muka bumi ini, kecuali dengan izin Allah. Ini, menurutnya, juga bagian dari keimanan seseorang.

Selain itu, dia menerangkan firman Allah lainnya yang perlu diyakini, yaitu surat an-Nisa ayat 79:

Koko Liem menerangkan maksudnya, “Kalau kalian mendapat nikmat, yakin itu dari Allah SWT. Tapi kalau tertimpa suatu musibah yang buruk itu hasil dari perbuatan diri kita.” Artinya, kita harus percaya keberkahan.

Orang yang berkah, lanjutnya, Insyaallah sehat. Berkah yang dia maksud adalah bertambahnya nikmat yang Allah berikan. Ini seperti dijelaskan dalam surat Ibrahim ayat 7:

“Kalau pintar mensyukuri nikmatKu, maka benar-benar Kutambah nikmatKu. Ketika ingkar, artinya tak pandai bersyukur, hati-hati dicabut keberkahannya oleh Allah SWT.”

Tiga Bentuk Syukur
Syukur itu, tegasnya, pertama dengan melaksanakan shalat, lalu berdoa. Waktu shalat sebenarnya tidak panjang.

Dia menerangkan, setiap shalat biasanya membutuhkan waktu 5 menit. Jika dikalikan 5 kali shalat wajib, maka hanya butuh 25 menit. Padahal dalam sehari, hasil perhitungannya menunjukkan Allah memberi gratis waktu 1.440 menit.

Kalau dalam keadaan lemah, dia mengimbau untuk memperbanyak istighfar, lalu berazzam untuk tidak meninggalkan shalat lima waktu jika sudah sembuh.

Kedua, dia menegaskan agar tetap menjaga hubungan dengan sesama manusia melalui zakat maupun sedekah sunnah. Ketiga, dia menyarankan agar bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada orangtua. (*)

https://pwmu.co/200431/07/18/kisah-u...-dan-imun/amp/
0
1.1K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.