l13skaAvatar border
TS
l13ska
Tips Mengalihkan Perhatian Anak Dari Gadget Demi Menggali Kreativitas Anak Sejak Dini





Picture: Okezone.com


"Pada dasarnya tiap anak itu istimewa dan terlahir dengan keistimewaan mereka."


Memiliki dua anak dengan usia terpaut kurang dari 3 tahun adalah tantangan tersendiri buat saya. Sang kakak yang tahun ini akan berusia 7 tahun sementara adik baru menginjak usia 4 tahun. Mendidik keduanya bisa dibilang gampang-gampang susah.

Gampang karena keduanya adalah anak yang hebat bagi saya. Susah ketika gadget jadi lawan nyata bagi saya. Faktanya, sejauh ini keberadaan smartphone ternyata lebih menarik bagi mereka terlebih di era pandemi dimana segala kegiatan diluar dibatasi.


Alhasil saat mereka tak lagi bisa ke taman bermain dekat rumah, gadgetlah yang menjadi penghilang penat mereka. Meskipun hampir tiap bulan saya belikan mainan baru, sulit rasanya melepas ketergantungan akan teknologi satu ini.

Jadi tak heran jika mainan yang saya belikan hanya mengalihkan perhatian mereka selama beberapa hari saja. Setelah bosan, mereka kembali bergelut dengan gadget.

Gadget memang jadi musuh terbesar setiap orang tua dalam mendidik anak. Tak jarang anak yang kecanduan bermain gadget lupa bahwa mereka juga hidup di dunia nyata.

Hal inilah yang sering menimbulkan kekhawatiran pada diri saya. Khawatir kalau-kalau daya kreasi mereka hilang dan tak bisa jadi pribadi yang handal di kemudian hari. Khawatir kalau-kalau mereka jadi anak yang pemalas karena hanya melihat smartphone tiap hari.

Tak mengerti tugas dan tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang tua. Tak paham bagaimana mencuci baju dengan benar serta hilangnya rasa empati dan kasih sayang kepada sesama.

Kreativitasanak bisa digali dan dipupuk sejak dini, itulah yang saya yakini. Bahkan menurut hemat saya, usia tepat untuk menggali kreativitas anak haruslah dimulai sejak usia dini.

Gadget berupa smartphone mungkin bisa membantu anak untuk tak gagap teknologi dan mempelajari apa yang susah dijangkau lingkungan saat ini. Tapi keberadaan gadget hanya membuat anak malas bergerak dan terpaku pada beberapa fitur yang mereka sukai saja. Sulit rasanya mengeksplor kreativitas mereka lebih jauh lagi.

Olah fisik dan pikir tak kan bisa terlalu berkembang jika hanya melihat dan bermain gadget. Kreativitas tiap anak perlu dikembangkan lebih dalam lagi. Dengan memperbanyak legiatan fisik dan melupakan sejenak gadget, rasa-rasanya sangat efektif untuk memupuk kreativitas anak sejak dini.

Oleh karena itu, sebisa mungkin saya berusaha mengurangi penggunaan gadget dan melibatkan anak-anak dalam beberapa kegiatan fisik. Tak lain tak bukan demi menggali bakat dan potensi mereka.

Sejauh ini adapun cara yang saya lakukan untuk menggali kreativitas, bakat dan minat anak-anak serta menjauhkan dampak negatif gadget pada anak-anak saya antara lain:

1. Melibatkan anak dengan pekerjaan rumah




Sebenarnya untuk usia dibawah 5 tahun anak masih susah untuk dilibatkan dalam pekerjaan rumah. Mereka masih belum punya rasa tanggung jawab dan cenderung lebih butuh pengawasan. Terlebih ketika memegang benda-benda berbahaya seperti pisau, api dan listrik.

Oleh karena itu jika sudah menyangkut pekerjaan yang melibatkan benda-benda diatas, sebisa mungkin saya batasi dan awasi. Sehingga untuk beberapa pekerjaan rumah tangga yang bisa dilakukan bersama anak antara lain: menyapu, mengepel, cuci baju dan melipat baju serta mencuci piring.

Untuk urusan cuci piring pun, seringkali hanya saya sisakan benda-benda berbahan plastik. Demi menghindari terjadinya pecah dan melukai anak-anak. Selebihnya alat makan dan masak yang berat saya cuci terlebih dahulu.

2. Mengajak anak untuk lebih dekat dengan alam


Cara ini bisa dibilang sangat efektif untuk memgurangi ketergantungan akan gadget dan meningkatkan kreativitas setiap anak. Anak akan banyak belajar dan memiliki tambahan wawasan.



Mendekatkan mereka pada alam juga bisa menumbuhkan rasa empati dan simpati pada lingkungan dan alam. Secara tak langsung kita juga bisa mengajarkan untuk mengagumi keindahan alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.





Sebelum pandemi setiap triwulan sekali, pihak sekolah akan mengadakan kegiatan outbond. Namun kini sejak pembatasan kegiatan dan larangan sekolah kegiatan yang berhubungan dengan alam ditiadakan. Alhasil saya bersama anak-anak biasanya berjalan-jalan di sekitar kampung.

Kebetulan lingkungan tempat tinggal kakek dan nenek anak-anak masih ada di pedesaan. Disanalah kami menghabiskan waktu untuk lebih dekat lagi dengan alam. Menikmati indahnya pemandangan berupa hamparan sawah, mencari kayu kering dan bunga cemara di hutan, serta mengunjungi kolam ikan di desa sebelah.


Dokpri. 2019



3. Bermain dengan teman-teman


Bermain dengan teman jelas lebih menyenangkan dibanding dengan gadget. Selain terjalin interaksi langsung antar teman juga mengurangi resiko dampak buruk dari memakai gadget.

Spoiler for Kegiatan Si Sulung saat pandemi belum merebut hak mereka untuk sekolah:


Dimasa pandemi memang ada anjuran jaga jarak tapi namanya anak-anak tak bisa disuruh jaga jarak. Oleh karena itu berbagai pihak sejak awal pandemi melarang anak sekolah. Khawatir mereka jani penular terbesar virus covid.

Alhamdulillah, faktanya tak ada masalah ketika mereka bermain bersama teman-teman dan saudaranya. Terpenting adalah jaga kebersihan dan makan makanan bergisi.

Nyatanya meski main hampir tiap hari kami sehat semua. Justru anak-anak makin bahagia bisa berkumpul dan bermain dengan teman-teman. Kebahagiaan tersendiri bisa melihat mereka tertawa dan bahagia. 😁


Kegiatan kedua anak hampir tiap hari, bermain bersama teman-teman dan saudara.

Spoiler for Ketika bermain bersama teman lebih mengasyikan daripada gadget termahal:

"Kebahagiaan tiap anak adalah sumber kebahagiaan para orangtua yang tak bisa dinilai oleh banyaknya rupiah."

4. Mengajarkan sedikit tanggung jawab kepada anak




Dalam hal satu ini saya memberi pengertian kepada anak untuk lebih bertanggung jawab dengan lingkungan bermain mengingat tiap hari bermain di rumah bibinya saya selalu menekankan untuk membantu meringankan pekerjaan sang bibi termasuk membantu membersihkan daun bawang sebelum dijual di pasar usaha.



Sebisa mungkin saya berusaha mengajak anak-anak untuk lebih terlibat dalam beberapa pekerjaan. Tak hanya perkerjaan rumah namun juga pekerjaan keluarga. Semisal jika menyangkut pekerjaan sampingan yang saya geluti, saya ajak mereka untuk kirim barang.

{thread_title}


Harapan saya anak jadi juga punya beberapa pengetahuan dasar tentang perdagangan tingkat mikro. Sehingga dengan sendirinya kreativitas akan terbentuk sejak dini.

5. Bermain dengan benda sekitar



Belajar dan bermain menggunakan media kardus bekas

Mainan tidaklah harus dibeli. Ada banyak cara memanfaatkan benda sekitar menjadi mainan. Semisal dengan kardus dan ban bekas berikut ini, bisa dimanfaatkan jadi mainan yang mengasah kreativitas anak

{thread_title}

Ban bekas bisa jadi mainan yang mengasyikan dan memancing kreativitas anak-anak loh Gan Sis


Selain benda-benda diatas, anak juga bisa menggunakan barang bekas lain sebagai mainan yang mengasah kreativitas. Banyak barang disekitar yang bisa digunakan semisal botol bekas, kain perca dan lain sebagainya.

Nah demikian thread saya di forum Kids & Parentingkali ini, semoga bisa bermanfaat yah Gan Sis. Sekian dan terima kasih buat yang sudah mau mampir dan meninggalkan jejak positif di kolom komentar.

Wassalam,
Batu, 14 Juli 2021
L13ska


#KBY
#KomalkuIndonesia
trifatoyah
erina79purba
jokoariyanto
jokoariyanto dan 6 lainnya memberi reputasi
7
4.5K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.