Film Pipeline (2021), Rintangan Berat yang Dihadapi Tim Pencuri Minyak Mentah

Beranda

...

Kekoreaan
Film Pipeline (2021), Rintangan Berat yang Dihadapi Tim Pencuri Minyak Mentah

theoneta

08-07-2021 11:19

Film Pipeline (2021), Rintangan Berat yang Dihadapi Tim Pencuri Minyak Mentah

Seratus delapan menit cukup bagi sutradara Yoo Ha dalam menyajikan film yang berbeda dari sebelumnya seperti A Dirty Carnival (2006) dan Gangnam Blues (2015). Ane katakan berbeda karena kali ini tema heist tentang pencurian minyak mentah. Caranya dengan memanipulasi aliran minyak ke kilang penampungannya.

Aktor-aktor yang terlibat dalam film ini juga lebih didominasi oleh mereka yang sering terlihat di serial televisi ketimbang dalam full movie. Nama-nama aktor yang terlibat dalam film ini antara lain:

Seo In Gukberperan sebagai teknisi pengeboran, dia mendapat julukan “Mata Bor”
Lee Soo-Hyuk berperan sebagai Gun-Woo Pewaris kilang minyak Chaebol
Eum Moon-Suk berperan sebagai Jeobsae teknisi las yang tergabung dalam timnya “Mata Bor”
Yoo Seung-Mok berbagai sebagai Section Chief Na yang bertugas mengarahkan jalur pipa melalui jalan bawah tanah.
Seo Dong Won berperan sebagai Jenderal Dung yang punya hubungan saudara dengan Mata Bor
Tae Hang-Ho berperan sebagai Keunsab yang memiliki tanggung-jawab dalam penggalian.
Bae Da-Bin sebagai pemantau kondisi lingkungan sekitar.
Bae Yoo-Ram sebagai Man-Sik, petugas polisi yang telah lama menyelidiki kasus pencurian minyak ilegal dan tahu bahwa “Mata Bor” pelakunya.
Ji Dae-Han berperan sebagai Shaw ketua gang yang merekrut Mata Bor untuk melakukan pengeboran.

Adegan awal diperlihatkan bahwa Jeobsae mengaku sebagai teknisi pengeboran dengan “memakai” nama Mata Bor. Kasarnya, dia ini ngaku-ngaku kalau dia si Mata Bor padahal tidak punya keahlian dalam pengeboran. Akibatnya salah satu saluran pipa gas tersulut dengan percikan minyak sehingga ledakan pun tidak terhindarkan. Jeobsae berhasil menyelamatkan diri namun ia menderita luka bakar ringan di kakinya. Kesepakatannya dengan Shaw pun batal.

Dampak ledakan menyisakan pipa yang pecah, tanah berlubang dan gosong. Petugas polisi Man-Sik menyadari bahwa ini ulah dari mata bor, tapi hanya satu rekannya saja yang percaya. Man-Sik bersama satu rekannya itupun bergegas mencari keberadaan Mata Bor. Pada dasarnya Man-Sik sudah mengetahui sosok Mata Bor yang asli karena 5 tahun sebelumnya dia pernah menangani kasus tersebut. Man-Sik mendatangi kediaman Jenderal Dung dan si Mata Bor yang asli ada di sana. Tapi Man-Sik bukanlah polisi bodoh karena dia paham si pelaku pengeboran mengalami luka bakar ringan di kakinya. Hal ini diketahui karena terdapat bekas celana terbakar di lokasi kejadian.

Si Mata Bor yang asli heran dengan permintaan Man-Sik untuk menunjukkan bekas luka bakar di kakinya, meskipun dia sama sekali tidak terlibat dengan aksi pengeboran itu. Man-Sik pada akhirnya tidak bisa menahan Si Mata Bor karena tidak ada bukti luka bakar yang dialaminya.

Shaw ternyata memiliki koneksi dengan Jenderal Dung agar mendatangkan Si Mata Bor yang asli karena ada tugas pengeboran dan jika berhasil si Mata Bor dijanjikan bayaran yang cukup besar. Pada prakteknya Shaw kali ini tidak salah orang karena mereka berhasil sesuai rencana. Melihat kepiawaian Mata Bor, Shaw menawarkan bahwa ada penyokong lain yang menjanjikan bayaran lebih besar jika ia berhasil menyelesaikan tugasnya. Penyokong yang dimaksud adalah Gun-Woo pemilik kilang minyak Chaebol. Si Mata Bor akhirnya bertemu dengan Gun-Woo untuk melakukan negosiasi harga dan waktu terkait pengeboran minyak ilegal itu.

Pada Awalnya Gun-Woo memberi tawaran 100.000-200.000 won. Tapi Mata Bor menaikkan tawarannya menjadi 1 juta won dimana setengahnya dibayar terlebih dahulu sebagai uang muka. Tingkat kesulitan pengeboran kali selain sulit, Mata Bor juga harus mematuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Gun-Woo. Proses pengeboran pipa minyak, Mata Bor tidak melakukannya seorang diri melainkan ada orang-orang lain yang membantunya seperti Jeobsae, Chief Na, Bae Da-Bin dan Keunsab. Mata Bor ditunjuk sebagai Pimpinan tim dengan bayarannya yang lebih tinggi dari rekan-rekannya.

Mata Bor yang menjadi pimpinan tim semakin sesumbar mengingat tingkatannya yang paling tinggi di antara para rekan-rekannya. Terlihat sekali Mata Bor begitu pemarah dan semena-mena dengan menghakimi rekan-rekan kerjanya karena dia sendiri dituntut agar segera menyelesaikan tugasnya agar kesepakatan tercapai.

Pada kenyataannya, proses pengeboran tidak semudah yang dibayangkan, mereka harus menghadapi medan penggalian yang penuh dengan bebatuan keras. Belum lagi petugas polisi sering berlalu lalang di sekitar Hotel Ibukota dengan kecurigaannya terhadap suara berisik akibat pengeboran.

Masalah tidak berhenti sampai di situ karena rekan kerjanya ada yang membuat ulah dengan mencoba kabur dari hotel sambil membawa uang, sedangkan Chief Na kondisi kesehatannya semakin memburuk namun memaksakan diri untuk bekerja. Tenggat waktu semakin dekat dan pekerjaan mereka seperti belum menemui titik penyelesaian.

Parahnya lagi Gun-Woo sendiri ternyata mengalami masalah hutang terhadap rentenir yang berulang kalo menagih pembayaran. Dalam keadaan terdesak oleh hutang tersebut, Gun-Woo memiliki rencana jahat yang tidak hanya membahayakan nyawa tim Mata Bor saja melainkan untuk masyarakat yang tinggal di sekitar kilang minyak tersebut.

Kira-kira cukup sampai di situ saja penjelasan ane terkait film ini mengingat ada banyak hal lain yang memicu konflik menjadi lebih besar lagi. Pengkhianatan, tipuan, strategi, kekompakan dan pertarungan dihadirkan dalam film Pipeline sekaligus memiliki penjelasan yang cukup masuk akal. Film ini tidak serta-merta melewatkan komedi begitu saja. Ada beberapa adegan yang membuat ane ngakak melihat tingkah laku para tokohnya.

Secara keseluruhan film ini cocok untuk disaksikan oleh agan dan sista apabila ingin ikut merasakan keseruan yang dihadirkan oleh sutradara Yoo Ha dalam film Pipeline.

SUMBER:

Ulasan Pribadi Setelah Menyaksikan Filmnya

Sumber Gambar:

IMDB.com

Hasil Screenshot