Halo Agan dan Sista semuanya, semoga kita dalam keadaan sehat dan dijauhkan dari segala penyakit. Tetap utamakan protokol kesehatan ya GanSis jika ingin keluar rumah, dengan menggunakan masker dan menjaga jarak saja kita sudah turut meringankan pekerjaan medis.

Tulisan saya kali hanya membuka pola pikir pembaca saja, tidak bermaksud untuk menyinggung atau menyalahkan persepsi pribadi masing-masing karena itu hak Anda. Jadi, tujuan saya niatnya baik demi keselamatan kita semua.

Para Kaskuser tentunya sudah tau tentang viral-nya sebuah pernyataan dari seorang artis yang mengatakan virus corona itu tidak ada. Dan beberapa masyarakat pun sampai berani menentang fakta dari pandemi virus corona yang sudah banyak merenggut nyawa di sekitar kita.

Hal tersebut terbukti dari beberapa video yang viral saat ini dimana isi videonya tentang ketidakpercayaan beberapa warga terhadap Covid-19. Yang tak habis pikir adalah para warga yang tidak percaya dengan corona, dengan sombongnya mengatakan berani memegang mayat yang terkena corona, ada juga yang mengatakan corona hanya akal-akalan saja dan ada yang mengatakan endorse Covid-19.

Untuk kata endorse Covid-19 ini memiliki dua arti positif dan negatif, disatu sisi jika publik figur yang terkena Covid-19 lalu membuat pernyataannya lewat teks ataupun video untuk para penggemarnya, saya rasa itu tindakan positif. Karena bisa mengedukasi para penggemarnya tentang bahaya Covid dan bahaya tidak taat prokes.

Dan mungkin bagi yang tidak percaya, pasti menggangap publik figur tersebut hanya ber-akting agar masyarakat percaya. Ini sebuah pemikiran yang sangat fatal menurut pandangan saya.


Apa yang membuat mereka tidak percaya Covid-19?



Menurut saya sejauh ini, bagi mereka yang tidak percaya virus corona hanya kebebalan pikiran dan hati saja. Jadi untuk menyakinkan mereka sangat sulit, sebelum mereka mau menerima kenyataan sesungguhnya.

Secara manusiawi saya yakin mereka itu sebenarnya percaya adanya virus corona, hal tersebut bisa ditebak karena mereka melihat, mendengar dan mengetahui disekitarnya ada yang terinfeksi corona.

Jadi, cara pikir mereka ini sebenarnya sudah digambarkan oleh "Kabuto" sebuah karakter fiksi dari anime Naruto Shipuden.


Kenapa sampai ada warga mengatakan covid itu tidak ada melalui sebuah video?



Sebenarnya kalau ini tujuannya hanya cari sensasi publik saja sebenarnya, dan bagi orang yang ngengas bilang corona tidak ada melalui video dan menggunggahnya di media sosial sudahlah.

Berkaca lah dari India, dimana mereka saat ini diporak-porandakan corona karena mereka terlalu menganggap sepele virus corona, sehingga mereka berani berjibun-berjibun mandi di sungai Gangga untuk melakukan tradisi sakral mereka. Padahal negara mereka sempat lock down akibat pandemi ini, tapi tetap banyak yang mengabaikan protokol kesehatan.

Sejauh ini mereka-mereka ini memang belum terkena virus corona, dan doa saya kepada mereka semoga terhindar dari corona.



Pesan saya, coba cek berapa orang tenaga medis yang meninggal terinfeksi corona akibat menolong pasiennya? sudah berapa banyak orang meninggal karena corona baik di Indonesia maupun mancanegara.

Jika corona hanya ada di tingkat satu desa maupun Provinsi saja, argumen anda mungkin bisa diterima. Tapi jika sudah menyebar hampir keseluruh penjuru dunia apakah Anda masih tidak percaya juga? Apakah tunggu ada anggota keluarga anda yang meninggal karena covid baru anda percaya? Ayo lah, mari kita berpikir sehat, buka hati dan pikiran kita. Dan mari kita menjadi garda terdepan yang mensosialisasikan protokol kesehatan didaerah tempat tinggal kita masing-masing.

Sekedar guyonan; Giliran main togel dan berita HOAX banyak yang percaya, Covid-19 sudah banyak bukti nyata di depan mata masih saja tidak percaya.


Ayolah, mari kita sudahi pemikiran-pemikiran yang demikian, tujuan kita sekarang adalah membantu pemerintah, medis dan keluarga kita agar terhindar dari virus corona, dengan hanya cara menaati peraturan protokol kesehatan saja dan tidak menolak di vaksinasi Covid-19.



Penulis: Sambelterasi052
Tulisan: Pandangan dan opini sendiri