annaonymusAvatar border
TS
annaonymus
Jatuh Cinta Sama Teman Sekantor
Haiii agan dan sista kaskuseeerrr....
Thread kali ini aku mau curhat, kejadian yang sedang aku alami saat ini. 
Cerita ini berawal dari merger perusahaan tempat aku bekerja. Sebelum merger, aku ada cerita gagal menikah. Yang sebenarnya itu anugerah juga sih, soalnya rencana itu karena aku nurutin kemauan orang tuaku, dan ternyata lelaki itu brengsek. Dan aku berkata sepele, agak berharap juga sih "Yaudah sih, toh bentar lagi juga merger, makin banyak ikan di laut. Pastilah ada yang nyangkut" emoticon-Big Grin

Sampai akhirnya jadilah merger. Aku dengan timku yang baru, campuran dari tim lama dan legacy perusahaan yg ikut merger. Di hari pertama kita yah, istilah kata masa perkenalan sedivisi lah. Aku baru tau, di timku, ada cowok ganteng. Satu-satunya pemuda lah di divisiku. Aku kaget, dan terpana gitu. Saking terpananya, aku nggak berani kenalan sama dia. Aku cuma diem, ngelirik sesekali, dan dengerin cowok itu waktu memperkenalkan diri. 

Dan setelahnya, aku nyuekin dia gitu. Aku cuma wanita biasa yang normal, suka cowok ganteng, tapi aku cukup tau diri buat nggak mengharapkan dia. Karena dia ganteng banget, kalem lagi anaknya, dan dari penampilannya, kayak high class gitu. Dia nggak belagu sebenarnya, tapi aku yang tau diri. Aku takut jatuh cinta sama dia dan patah hati. Aku takut dia punya pacar, atau nggak melihat aku. Karena aku cuma perempuan biasa. Cantiknya standar, harta pas-pasan, introvert pula, nggak yang humble kayak cewek gaul gitu. Dan itu berlangsung selama hampir 4 bulan kita sekantor. Jadi kita menjaga komunikasi tetap plain dan nggak jauh-jauh dari kerjaan. Ya, sesekali dia curhat tentang kerjaannya, tapi aku berusaha nggak masukin ke hati. Ya itu tadi, aku menghindari banget buat jatuh cinta sama dia. Cause he's too good to be true.

Sampai kemudian, ada satu project, di mana aku dan cowok itu, hmm sebut aja namanya Lutfi. Hampir seharian kita kerja berdua-duaan. Jujur aja aku salah tingkah. Tapi aku tetap berusaha cool dan fokus ke pekerjaan aku. Lutfi pun kelihatan fokus sama project itu. 

Ketika akhirnya projectnya selesai, kami ngobrol. Awalnya obrolan ringan seputar kerjaan yang emang lagi hectic, soal project yang baru aja kami kerjain, ghibahin beberapa temen ehehe. Sampai akhirnya, Lutfi curhat tentang yah, betapa kerjaan bikin dia pusing dan kadang bikin dia ingin resign. Mungkin tempaan mentalnya belum matang ya, Lutfi emang baru pertama kali kerja. Belum pernah pindah-pindah perusahaan dan baru setahun dia kerja di perusahaan ini.

Aku cuma senyum aja dengerinnya. Bukannya gimana-gimana, tapi pengalaman aku emang lebih banyak daripada Lutfi. Since, aku cuma perempuan biasa aja, jadi aku harus kerja buat bantu keluargaku. Apalagi aku udah ngga punya Ayah dan aku anak pertama, yang otomatis beban tulang punggung jadi tanggung jawabku. Pahit-pahitnya kerja udah aku alami. Mulai dari atasan yang sensi dan nggak mau disalahin, kerja lembur sampai larut malam tapi nggak dibayar, harus jadi serbatahu saat nggak tahu apa-apa, dicecar nggak karuan, nangis di kamar mandi, pusing sampai mual, dipersulit saat mau resign, dan aku harus bertahan demi keluargaku. Karena kalau aku resign, ya mau makan apa sekeluarga? Kalau cuma keluhan diganggu saat weekend, atau disindir-sindir, istilah kata itu cuma level dua lah. Dan kantor tempatku bekerja saat ini, kantor yang sama dengan Lutfi, adalah kantor terbaik. Di mana hasil kerja selalu dihargai, atasan dan rekan yang support dan kompak, gangguan di weekend pun juga selalu ada solusinya sehingga aku nggak keberatan buat itu.

Semua itu aku ceritain ke Lutfi. Bukan bermaksud gimana-gimana. Aku mau kasih gambaran ke Lutfi, kalau dunia kerja emang sekeras itu. Aku mau dia bersyukur, karena kalau dia resign dan nyari lagi, belum tentu dapat yang lebih baik daripada kantor yang ini. Lutfi dengerin cerita aku antusias banget lah pokoknya. Bahkan dia masih antusias walau banyak interupsi. Dan dia nggak segan-segan buat bilang kalau dia kagum sama aku. Yang udah banyak pengalaman dan bisa lewatin semuanya. Kami bener-bener cerita heart to heart lah tentang pengalaman kerja.

Di hari itu, runtuhlah semua pertahanan aku. Bahkan sampai-sampai aku kegirangan kayak orang mabok. Hanya karena Lutfi mau terbuka dan kagum sama aku. Hahaha... jujur, aku bisa tahan godaan cowok goodlooking, tapi aku paling nggak bisa tahan dengan perhatian dan obrolan yang cocok. Tanpa bisa dicegah, aku jatuh hati sama Lutfi. 

Kemudian, atas saran adek aku, yang lebih ngerti tentang cinta daripada aku (apalah dayaku, ngga pernah pacaran wkwk... sekalinya punya hubungan, itu juga terpaksa). Dia nyaranin aku buat coba PDKT. Ngajak nonton kek, apa kek gitu kan. Tapi pas aku jalanin saran dari dia, justru aku dicuekin huhuhu... Dia bahkan (kayaknya) blokir sementara kontak aku. Dan bisa dihubungi lagi di hari kerja. Parah kan? Saking aku kesel sama itu cowok, aku ganti nama kontak dia jadi CHATBOT. Yah, namanya cewek dicuekin, pasti kesel lah yaa. Kesel plus malu. Tapi untung abis itu aku ngga ketemu dia 3 hari. During the weekend, sama WFH. Lumayan lah yaa, buat recovery muka gue ini wqwq.

Dan di hari pertama kami ketemu di kantor, si Lutfi innocently nyapa aku dengan senyum manis dan suara kalemnya. "Hai mba Anna!" lalu bersikap layaknya teman kerja. Dari situ, aku beraniin tuh nodong dia. Hahaha padahal selama naksir cowok seumur hidup, mana pernah aku berani modus, apalagi sampe nodong. Aku samperin ke meja dia.

"Parah ih mas Lutfi! Whatsapp aku nggak dibales!"

Lalu dia, dengan mengernyit heran. Entah itu beneran apa boongan, jawab. "WA yang mana?"

"Yang aku ngajak nonton."

"Aku bales kok, malah mba Anna yang nggak bales."

"Mana ada? Aku bales tauk!"

"Ih, beneran mbaa..." lalu ngambil hpnya dan kasih unjuk chat dia ke aku. "Tuh, aku kan balas, mau nonton kapan dan sama siapa aja. Trus mba nggak balas lagi."

Wah, totalitas dia playing innocent. Ya udah aku ladenin. Demi menyelamatkan harga diri kaan. Dan aku rasa cukup sudah aku nodong, kalo kebangetan dan makin parah, bisa kacau juga kerjaan kan. Secara dia satu tim sama aku. "Masa sih mas? Aku bales lagi tau abis itu."

Dan dia masih berlagak nggak tahu. Kemudian aku ngomong aja apa adanya. "Sebenarnya tuh mas, aku nggak apa-apa nonton sendirian. Tapi Mama aku nggak akan bolehin. Makanya aku cari temen. Akhirnya aku ngga jadi nonton deh itu."

Pas aku mau pergi, dia bilang. "Kalau mau mah jangan pas weekend, mending abis pulang kantor aja." Lalu aku cuma jawab iya dan balik ke mejaku. 

FYI, aku sama Lutfi itu seumuran. Tapi aku kebiasaan selama kerja semua aku panggil mas dan mbak, jadi aku panggil dia Mas Lutfi. Dan dia kebawa manggil aku Mbak Anna emoticon-Big Grin. Dan insiden whatsapp itu. Di balasan terakhir, whatsapp aku ke Lutfi ceklis, tapi fotonya masih ada. Waktu itu aku pikir error. Tapi kemudian aku dikasih tau temenku, kalau ternyata whatsapp bisa diblokir tapi fotonya masih keliatan. Entah gimana caranya. 

Setelah kejadian itu, aku memutuskan buat berhenti PDKT. Juga supaya kita bisa tetep profesional dan nggak terlalu bawa perasaan pribadi sih. Lalu di situ, aku jadi ingat pesan Ayah dulu. Aku paling nggak bisa PDKT dan punya pacar, sama kayak Ayah. Jadi, aku lebih baik cari teman. Kalaupun aku naksir orang, ya berteman aja. Kalau cocok, lanjut deh serius. Hmm kadang aku berharap Ayah masih ada dan aku bisa curhat. Tapi sekarang, cuma nasehat itu yang bisa aku pegang. Sambil aku berdoa sama Allah buat dikasih kesabaran dan keikhlasan buat nerima bagaimanapun sikap dia ke aku.

Dan Lutfi adalah satu-satunya lelaki yang aku naksir, yang bikin aku mau belajar. Mau belajar menanggalkan sifat-sifat childish. Mau belajar untuk kalem dan tenang. Mau belajar untuk rajin sholat, karena sebelumnya aku malaaasss banget sholat, beda sama Lutfi yang sangat-sangat rajin dan selalu ambil wudhu tiap adzan. Mau belajar buat memperbaikin penampilan dan caraku berjalan. Mau belajar bersyukur. Dan mau belajar ta'aruf dari pertemanan. Intinya, aku tergerak buat jadi lebih baik. 

Saat itu, aku emang pada akhirnya berniat melupakan aku jatuh hati sama Lutfi. Tapi itu belum selesai. Cerita ini masih akan berlanjut. Dan mungkin akan terus menerus berlanjut. Karena selama jalan ceritanya, akan ada banyak pertanyaan. Lutfi itu ramah, baik, sholeh, dan terbuka tapi misterius di saat bersamaan. Makanya di kontaknya aku namain CHATBOT. Karena ramahnya dia lempeng sekali kayak chatbot wkwk.
symoel08
ruhul007blues
sormin180
sormin180 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
7.6K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.