• Beranda
  • ...
  • Madura
  • Mengenal 9 Tahapan Pelet Betteng, Tradisi Turun Temurun di Madura

abahaquariusAvatar border
TS
abahaquarius
Mengenal 9 Tahapan Pelet Betteng, Tradisi Turun Temurun di Madura


Sembilan Tahapan Tradisi Pelet Betteng merupakan tradisi yang masih terus dilakukan juga dilestarikan hingga saat ini di Madura. Tradisi ini diperuntukkan bagi perempuan yang hamil untuk pertama kalinya dan dilakukan pada usia kandungan memasuki umur 7 bulan.

Tradisi Pelet Betteng ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama, si calon ibu dimandikan dengan air yang sudah dicampur dengan bunga mawar merah, lalu, calon ibu menggendong ayam, telur, dan kelapa geddhing (berwarna kuning) yang ditulis dengan huruf carakan, abjad latin, dan huruf hijaiyah.

Selain tahapan-tahapan tersebut, keunikan dari tradisi Pelet Betteng lainnya adalah alat-alat yang digunakan juga merupakan alat-alat khusus yang harus dipersiapkan terlebih dahulu karena sifatnya yang tidak umum.

"Alat tulisnya biasanya menggunakan paku sehingga hasilnya tampak jelas, gayungnya menggunakan kelapa yang sudah dikupas, gagang gayung menggunakan ranting pohon beringin yang daunnya lebat," urai pegiat tradisi Madura, Busiri.

Busiri juga memaparkan mengenai tujuan serta hikmah dari tahapan-tahapan serta alat-alat yang digunakan pada tradisi Pelet Betteng. Poin pertama, memandikan calon ibu dengan air bunga mawar merah merupakan bagian dari sunnah untuk menebar keharuman.

Kedua, menggendong ayam maknanya adalah berdoa kepada Allah, agar anak dalam kandungan nantinya akan menjadi anak yang wa towah ajem (semakin tua maka akan semakin cantik atau tampan dan baik perangainya).

Ketiga, menggendong telur memiliki makna doa kepada Allah agar kelahiran anak dalam kandungan nantinya diberi kemudahan sebagaimana mudahnya ayam bertelur.

Keempat, menggendong kelapa geddhing memiliki makna doa kepada Allah agar anaknya nanti dianugerahi kulit yang kuning mulus, seperti kuningnya warna kulit nyeor geddhing atau kelapa kuning tersebut.

Kelima, tulisan cakaran, hijaiyah, dan latin pada kelapa bermakna sebagai doa kepada Allah agar anak yang ada dalam kandungan kelak akan menjadi anak yang cerdas, pintar, dan pandai membaca serta memahami Alquran.

Keenam, alat tulis yang menggunakan paku sehingga bisa tampak jelas adalah doa kepada Allah agar ilmu yang didapat sang anak nantinya akan terus melekat dan bisa diamalkan hingga akhir hayat.

Ketujuh, gayung dari kelapa tua yang sudah dikupas adalah doa kepada Allah agar sang anak nanti bisa menjadi anak yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Kedelapan, gagang gayung yang terbuat dari ranting pohon beringin yang daunnya lebat memilik makna doa kepada Allah agar anaknya nanti bisa menjadi orang yang kuat, baik secara fisik juga mental.

Yang terakhir, dibacakan kisah Nabi Yusuf dalam Bahasa Jawa dan atau khotmil Alquran mulai dari pagi hingga siang hari.

9 tahapan dalam tradisi tersebut diharapkan bisa dipahami hal-hal atau nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tradisi ini telah turun temurun dilakukan di Madura.

Pesan yang terkandung di dalamnya ternyata tidak bertentangan dengan ajaran agama karena itu semua ternyata termasuk Tafa'ulan (berdoa dengan perbuatan).



Agan dan Sista ingin berbagi keseruan saat menyaksikan tradisi ini di medsos? Pastikan Agan dan Sista menggunakan Smartfren Unlimited MAXI yang telah terbukti mempunyai sinyal kuat di manapun berada. Smartfren Unlimited MAXI juga menjangkau lokasi mana saja, meskipun kawasan pedalaman sekalipun. Agan dan Sista bisa upload foto tanpa terkendala sinyal yang lelet. Seru dan keren kan, Smartfren Unlimited MAXI ini? Pasti dong!

Sumber: klik
nevany
ambiguz
tom1988
tom1988 dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.4K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Madura
MaduraKASKUS Official
1.7KThread686Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.