Masa muda dan masa belia mungkin dari kita semua pernah merasakan indahnya suka dengan lawan jenis. Hari-hari selalu dibayangi rasa indah karena kasmaran, atau hasrat yang penginnya ketemu tiap hari. Beruntung kalau masa berpacaran itu memiliki kekasih satu sekolah / kampus, paling tidak sedikit mudah untuk berjumpa atau pun sekedar bertegur sapa.

Jangankan ketemu langsung, ketika sedang di mabuk kepayang dan bisa dengar suaranya atau melihat dari kejauhan saja senangnya minta ampun . Makanya demi bisa ketemu sang pujaan hati rela jauh-jauh ngapelin, meski mungkin cuaca tak berpihak.


Ayo, agan agan sekalian yang dulu ngapelnya suka datang kalau malam minggu?. Atau mungkin ada pula yang suka ngapel siang hari, biar aman dari begal motor?. Bisa jadi ada banyak kebiasaan para pejuang cinta ketika menyatroni rumah sang kekasih. Apabila kamu termasuk yang tak enakan, mungkin akan membeli makanan sekadar martabak atau kue cemilan sebatas untuk bawaan orang tua dari pacar. Namun ada pula yang cuma ngapel bawa hati, namun tak ada buah tangan hanya harapan agar bisa bersua belahan hati.

Tak menampik, ada pula yang lebih suka jalan ke luar rumah, datang ke rumahnya sekadar menghampiri / menjemput lalu beranjak pergi. Kalian tipe yang mana nih Gan?

Pernah Diusir Saat Ngapelin Pacar?

Dalam hubungan pacaran emang kadang ada aja yang tak berjalan mulus. Dari mulai hubungan tak direstui orang tua berujung backstreet, sampai dengan berpacaran terbentang jarak yang jauh, sampe dengan pacaran putus gara-gara ditikung sama teman.

Salah satu pengalaman maling tak terlupakan itu terjadi zaman SMA nih Gan. Kala itu masih remaja....hahhahahaa . Waktu ceritanya pacaran ama teman beda kelas, sudah jadian sekian bulan baru terlaksana malam minggu ngapel. Pertama-tama sih nyantai, masih sempat becanda dengan cewek ane, plus ada kakaknya juga. Kita bertiga nyantai di teras, dan kedua orang tuanya kebetulan sedang pergi keluar rumah (kondangan).

Setelah waktu menunjukan pukul 20.17 WIB kedua orang tuanya pun ulang dari kondangan tersebut. Tak butuh lama, kata halus tapi ngena banget pun langaung terlempar buat ane.

“Sudah malam kamu pulang aja sana,” ucap ibunya dengan nada lembut.

Meski kalimat itu terucap dengan lembut dan kondisinya memang benar sudah jam 8 nan, namun hati ini serasa sakit dan layaknya di usir halus.Padahal sepertinya jam 8 lebih adalah masih dalam batas waktu normal berpacaran.

Tanpa berpikir lama, ambil jaket dan kemudian nyalakan motor dan kemudian bergegas kembali ke rumah sendiri. Ane sendiri sampe sekarang belum tahu, apa sebenanrnya alasan atau motif si ibu cewek ane ini melempar kalimat itu.

Sampai pada suatu ketika, momen ngapel terswbut pun serasa jadi pwngalaman pertama dan terakhir ngapelin “Si Dia”. Kami berdua lebih memilih bertemu di luar rumah, serasa trauma dengan ngapel disuruh pulang .

Kalau Agan Agan dimari ada ga nih punya pengalaman di usir oleh orang tua si cewek saat ngapel?. Kalau ada, boleh dong bagikan ceritanya, dan gimana rasanya Gan? .