qoni77Avatar border
TS
qoni77
10 Langkah Deep Talks dengan Anak Yang TelahTerpapar Konten Seksual di Internet




Lakukan Deep Talks Dengan Anak Remaja Tentang Seks (Sudah Pernah atau Tahu Tentang Video Dewasa)



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan Salam Sejahtera, Gansist semua! Semoga sehat selalu dan selalu berbahagia!



Oke kembali lagi dengan @qoni77yang hari ini akan melanjutkan tentang thread kemarin yaitu edukasi seks kepada anak remaja atau pelajar kelas 1 SMP yang ketahuan menonton video porno oleh orang tuanya.



Seperti yang dilansir dalam artikel Doctor Justin Coulson yang berjudul 'The Problem with Exposing Kids to Sexual and Violent Content' Yaitu terpapar terhadap konten seksual di internet tidak langsung membuat anak tiba-tiba terlibat aktivitas seksual yang beresiko.



Akan tetapi tentu 'tetap ada dampaknya' nah dampak inilah yang akan menjadi materi mengobrol antara orang tua dan anak. Bagaimana ya caranya sebagai orang tua kita melakukan obrolan yang mendidik, yang santai dan yang bisa mempengaruhi jiwa dan raga anak, sehingga tidak terkesan menggurui, akan tetapi adalah sebagai teman dan partner yang membersamai anak?




Adalah karena hal ini tentang tumbuh kembang mereka, anak-anak kita. Oke oleh karena itu, mari kita sesuaikan dengan apa yang bisa dipahami oleh anak di usianya.



1. Tetapkan waktu untuk berbicara mengenai seksualitas ini



Orang tua dan anak wajib saling ngbrol. Berbicara dengan anak kecil akan berbeda caranya berbicara dengan anak praremaja, usia remaja, bahkan kalau perlu para orang tua juga membicarakan tentang masturbasi yang sebenarnya oleh agama juga dilarang lho.


Gansist sebagai orang tua harus menerangkan kenapa hal ini dilarang, dan kenapa itu terasa enak, dan sebagainya dan sebagainya. Sebagai orang tua sebisa mungkin kita harus menghilangkan rasa tidak nyaman ketika berbicara mengenai seks tersebut. Karena dirasakan atau tidak, anak sangat memperhatikan ekspresi orang tuanya saat berbicara dengannya. Dengan kata lain sangat memengaruhi sikap anak terhadap orang tuanya.



Sebenarnya ini adalah hal mitos bahwa semua remaja ingin menghindari berbicara dengan orang tua mereka tentang aktivitas seksual. Karena secara faktual para remaja itu sangat membutuhkan bimbingan dari orang tuanya atau walinya. Mereka membutuhkan orang yang bisa mereka ajak berbicara, yang bisa mereka ajak berdiskusi, dan menjawab setiap keresahan, juga rasa ingin tahu mereka tentang aktivitas-aktivitas orang dewasa.





Oleh karena itu para orang tua memang perlu melakukan percakapan yang lebih dalam dengan anak-anak mereka tentang; cinta, seks, dan persetujuan menyentuh tubuh. Ini adalah topik penting di dalam kehidupan seusia mereka. Orang tua juga harus sadar bahwa anak memang memiliki nalar dan mereka bisa berbicara dan mengutarakan pendapatnya tentang apa pandangan mereka terhadap seksualitas.



2. Jelaskan kepada anak kalau konten seksual itu sebenarnya adalah konten yang tidak real.


Konten seksual di internet adalah sesuatu yang tidak nyata, konten seksual itu adalah glorifikasi dan enggak ngomongin dampak bahayanya (konten seksual di internet tidak menjelaskan dampak aktivitas dalam video mereka).


Jelaskan kepada anak bahwa konten seksual itu adalah seperti sebuah skenario film yang dibuat sedemikian rupa, sehingga terlihat menarik.



3. Jangan lupa untuk menanyakan perasaan anak saat menonton konten seksual di internet


Hal ini penting, setelah obrolan menjadi cair dan tidak kaku. Kita sebagai orang tua perlu menjadikan momen, untuk tahu apa perasaan anak.


Apakah anak merasa jijik menonton konten seksual, atau tertarik. Apa yang dirasakan tubuhnya saat menonton konten seksual dan petanyaan deep yang lainnya.





4. Jelaskan kepada anak kalau di dunia nyata tidak seperti yang berada di dalam konten seksual di internet



Semisal artis dalam konten seksual yang seksi-seksi, seks yang kudu sempurna, seks bebas yang bisa ganti-ganti pasangan pasangan, bisa di tempat sembarangan, dan bisa kapan saja.



Katakan kepada anak kalau konten seksual itu adalah dunia fiksi. Hingga kita mencoba menjelaskan dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh anak.



Kita menjelaskan kepada anak apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata. Kalau di dunia nyata itu nggak boleh sembarangan dan merusak sembarangan atau seks bebas!


Seks bebas itu mah membuat penyakitan. Jelaskan kepada anak apa saja penyakit atau dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas seks bebas.




5. Berikan kepada anak perumpamaan-perumpamaan sederhananya


Semisalnya saja kalau kita yang setiap hari ceboknya tidak bersih, bisa membuat infeksi saluran kencing. Lalu apalagi jika terang-terangan melakukan seks bebas dan mau menyerahkan kelamin kita kepada orang lain. Hal ini tentu berisiko banget.


6. Jelaskan kepada anak risiko seks bebas. Semisal entang resiko kehamilan yang tidak direncanakan atau KTD

Risiko lain semisal mengalami KTD, maka pada usia remaja itu bisa merusak masa depan tubuhmu, pergaulan sosialmu. Oh tidak!




7. Katakan kepada anak bahwa seks bebas atau melakukan sesuatu yang seperti dalam tontonan atau video dewasa itu adalah tidak dibenarkan dalam pergaulan atau di dunia nyata


Hal ini karena selalu ada konsekuensi atau bakal diminta pertanggung jawaban. Baik dari norma sosial, agama, atau pun hukum.




8. Jelaskan kepada anak tentang objektifikasi dalam konten seksual


Objektifikasi yang membuat perempuan merasa insecure terhadap tubuhnya sendiri. Sementara membuat remaja laki-laki berpikir sempit atau mengalami maskulinitas beracun. Seperti seolah-olah boleh melecehkan perempuan mana saja, dan dimana saja ataupun menaklukan cewek-cewek alias menjadi fakboy.




9. Buatlah peraturan dengan anak agar mau selalu sharing dengan orang tua




Pastikan kepada remaja atau anak kita, kalau perlu bertanya-tanya tentang sesuatu terkait tubuh dan seksualitas ngobrolnya kepada ibu atau bapak, Umi -Abi, Mami-Papi atau keluarga dan tekankan kepada anak untuk jangan pernah bertanya kepada base Twitter, karena akan langsung ditunjukkan kepada sesuatu yang tidak nyata kebenarannya.





10. Yakinkan kepada anak kalau kita sebagai orang tua bisa membersamainya dan bisa ditanya-tanya kapan pun


Sebagai orang tua yang baik adalah selalu update tentang berita-berita dan lebih tahu dari anak. Belajar dan terus belajar. Ayo semangat para orang tua!






Adalah penelitian yang dilakukan di Harvard University, kalau kaum muda akan menyambut baik bimbingan orang tua mereka yaitu sekitar 70% dari mereka yang disurvei mengatakan kalau mereka berharap memiliki orang tua yang berbicara dengan mereka tentang aspek emosional dan aspek persetujuan seksual.




Intinya adalah setiap orang tua harus menjadi orang tua yang beretika yaitu memiliki hubungan yang sehat dengan anak. Orang tua juga perlu menjelaskan tentang apakah itu hubungan seksual atau persahabatan. Hal ini akan memengaruhi anak di masa depan untuk mengembangkan hubungan yang bertanggung jawab di setiap tahap kehidupannya.


Akhirnya sekian thread sederhana dari Ane. Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita ya, Gansist dan semoga kita memiliki anak-anak yang solih dan solihah, menyejukkan mata kita. Aamiin Aamiin Aamiin. emoticon-Peluk


Sumber : 1, 2, 3, dan opini pribadi
gambar header

Ngawi, 5 Juni 2021
Tetap Semangat,


Warna_Senja
wetenggede
bachtiar.78
hasbi93
hasbi93 dan 36 lainnya memberi reputasi
37
10.6K
88
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.