hayosayasiapaAvatar border
TS
hayosayasiapa
Mana yang Lebih Baik? Bertahan Demi Anak Atau Mencari Kebahagiaan Untuk Diri Sendiri?


Menikah, merupakan salah satu hal yang diinginkan oleh semua perempuan dan laki-laki. Termasuk Agan dan Sista kan? Tapi, menetapkan hati untuk melangkah menuju pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah, sekalipun kamu sudah memiliki pacar alias calon pasangan yang akan dinikahin.

Menikah bukan lah suatu hal yang mudah untuk dijalani, GanSis. Ga hanya bermodalkan cinta saja, tapi perlu banyak hal yang harus kalian persiapkan sebelum menikah. Eitss, yang perlu disiapkan di sini bukan hanya sekadar gedung, catering, pakaian pengantin, dan hal-hal lainnya yang berhubungan untuk acara pernikahan yaa, tapi Agan dan Sista juga harus siap secara fisik, mental, dan keuangan dari masing-masing mempelai untuk menjalani kehidupan pasca menikah.

Jika Agan dan Sista tidak siap secara fisik, mental, atau keuangan tapi tetap memaksakan untuk menikah, takutnya malah memicu hubungan rumah tangga yang tidak harmonis hingga berujung pada perceraian, GanSis.

Agan dan Sista pasti ga mau kan kalau pernikahan kalian berujung pada perceraian?



Kehidupan rumah tangga itu tidak ada yang selalu baik-baik saja GanSis, pasti kalian akan mengalami yang namanya pasang surut. Nah, kalau Agan dan Sista tidak siap untuk dalam menghadapi hal tersebut, malah bisa memicu pertengkaran dan pemikiran untuk “bercerai” bisa saja terlintas dalam benakmu.

Lalu, ketika rumah tanggamu dilanda masalah, visi misi pernikahan sudah berubah, dan kamu tidak merasa bahagia bersamanya, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan memilih untuk bercerai?

Tapi, apakah semudah itu untuk mengatakan cerai?
Bagaimana dengan anakmu?




Ingat GanSis! Banyak hal loh yang harus kalian pertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengambil langkah cerai. Tak hanya Agan dan SIsta sebagai suami dan istri saja yang mengalami dampak dari perceraian, tapi anak-anakmu juga pasti akan merasakan dampaknya. Terlebih jika sang anak masih kecil dan masih belum mengerti masalah yang terjadi. Nantinya, hal ini hanya akan menyisakan banyak pertanyaan-pertanyaan dari pikiran anak yang masih polos.

Jadi, bagaimana langkah yang tepat? Apakah lebih baik bertahan demi anak? Atau bercerai dan mencari kebahagiaan untuk diri sendiri?

Kita coba bahas yuk!



Ketika rumah tangga dilanda masalah, keluarga-keluarga yang sudah dikaruniai anak biasanya lebih memilih untuk mempertahankan keluaga kecilnya atas nama sang anak. Bahkan tak jarang, orang-orang terdekat pun memberi saran yang sama, “Coba dipikir-pikir lagi, deh. Kasian kan anakmu kalau tumbuh dalam keluarga yang ga utuh.”. Fiona Bennett, seorang konselor hubungan asal Australia pun mengatakan hal yang sama bahwa pasangan-pasangan yang sudah memiliki anak lebih banyak memilih mempertahankan keutuhan rumah tangganya demi sang anak, meskipun kondisi hubungan ayah dan ibunya sudah tidak harmonis.

Sekalipun keputusan ini ditanya kepada sang anak, pasti tidak ada anak yang menginginkan keluarga yang hancur. Setiap anak pasti ingin tumbuh bahagia dalam keluarga yang lengkap. Tentunya dengan kondisi yang harmonis juga ya, bukan hanya lengkap dengan ayah dan ibu tapi setiap hari dipenuhi dengan keributan.

Tapi, apakah bertahan merupakan hal yang tepat untuk dilakukan?
Apakah benar hal ini adalah yang terbaik untuk orangtua dan anaknya?




Di sisi lain, banyak juga yang mengatakan bahwa mempertahankan pernikahan demi anak bukanlah hal yang baik untuk dilakukan. Mempertahankan hubungan dengan alasan anak sama saja menjalani kehidupan yang tidak jujur. Kenapa? Karena ini berarti kedua orangtuanya lebih memilih untuk menutupi masalah yang terjadi di hadapan anaknya dan tidak berani menghadapi masalah yang ada. Psikolog anak, Kimberley O’Brien justru lebih menganjurkan para orangtua untuk menjelaskan kondisi pernikahannya yang sudah tidak bisa dipertahankan secara jujur kepada sang anak.

Mungkin banyak yang berpikir, memaksakan rumah tangga yang sudah rapuh bisa membantu anak agar tumbuh dengan baik. Tapi, kalian sadar ga sih, kondisi emosional (depresi) orangtuanya yang “terpaksa” hidup berdampingan ternyata juga bisa memengaruhi tumbuh kembang sang anak loh. Yap! Ketidakbahagiaan yang dirasakan orangtuanya secara tak sadar akan ditularkan kepada sang anak dan membuat sang anak memiliki masalah emosi. Hal ini terbukti melalui riset National Research Council dan The Institute of Medicine pada tahun 2009, yang mengatakan bahwa anak yang hidup dalam keluarga dengan pernikahan yang tidak bahagia akan memiliki masalah emosi dan kepercayaan diri. Kondisi tersebut menjelaskan bahwa pura-pura hidup bahagia justru bukan lah solusi untuk masalah di keluarga kecilmu. Berpura-pura bahagia nyatanya hanya akan menyiksa batin dan menambah masalah lain.

Tenang aja, anak juga bisa hidup bahagia kok meskipun orangtuanya sudah bercerai. Asalkan orangtua tetap memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya. Bercerai itu mengakhiri hubungan antara suami dan istri, bukan antara ayah dengan anak atau ibu dengan anak. Oleh karena itu, sudah seharusnya orangtua tetap menjaga komunikasi dan berkomitmen untuk selalu memenuhi hak anaknya.

Jadi apakah benar bercerai dan mencari kebahagiaan untuk diri sendiri itu lebih baik?



Yap! Banyak yang berpendapat kalau mempertahankan kehidupan rumah tangga yang sudah tidak sehat bukanlah hal yang tepat. Daripada menyiksa batin dengan menjadikan anak sebagai alasannya, perceraian mungkin adalah jalan yang lebih baik. Hal yang terpenting adalah meyakini dalam hati dan percaya bahwa perceraian bukanlah sebuah tragedi dan bencana besar. Bercerai memang bukan suatu hal yang mudah, tapi memaksakan hidup dalam keidupan yang tidak bahagia lah yang bisa disebut sebagai tragedi. Karena kehidupan yang seperti ini hanya akan menyakiti dirimu sendiri.

Ingat! Kebahagiaan dalam diri itu penting banget loh! Bagaimana caranya kita bisa memberikan cinta dan kasih sayang kita untuk sang anak, jika kitanya sendiri tidak bahagia dan tidak tau cara mencintai diri sendiri. Jadi, sebelum mencintai anak-anakmu, cintailah diiri kamu sendiri.



Itu dia beberapa pandangan oranng-orang tentang perceraian, apakah lebih baik bertahan atau mencari kebahagiaan untuk diri sendiri. Semuanya tentu ada pro dan kontranya dan setiap keputusan tentunya kembali lagi kepada pertimbangan dari masing-masing pasangan.

Kalau menurut Agan dan Sista sendiri mana yang lebih baik?
Bertahan demi anak atau mencari kebahagiaan untuk diri sendiri?



SUMBER
SUMBER
Diubah oleh hayosayasiapa 04-06-2021 09:50
reanuraeni
bachtiar.78
smartking
smartking dan 45 lainnya memberi reputasi
46
15.7K
272
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.