Selamat pagi Agan Aganwati. Sehat dan bahagia selalu.

Lagi rame nih sinetron Zahra, Aku lihat sedikit di YouTube, kebetulan mampir di episode 11.

sumber

Ada yang menarik di dunia perghibahan media sosial terkait dengan sinetron kontroversial ini. Sudah tahu semua pasti kontroversinya dimana ? Betul, remaja berumur 15 tahun yang jadi istri ketiga, eh, by the way, apakah umur 15 tahun bisa dibilang sebagai remaja ? Bisa, Agan Aganwati. Remaja memiliki arti sebagai anak yang sudah berumur belasan tahun, namun tidak dapat dikatakan dewasa. Udah ah, ga jadi ghibah dong. Lanjut ke dunia perghibahannya yuk!



Disaat banyak orang yang memprotes sinetron Zahra ini, ada satu artis yang memiliki sudut pandang cukup menarik buatku. Dia secara tegas menyampaikan bahwa tidak ada yang salah dengan sinetron Zahra. Dia menganggap sinetron itu biasa saja adegannya, meskipun diperankan oleh Lia Ciarachel yang masih berumur 14 tahun. Menurut dia, meskipun di dalamnya terdapat adegan satu kamar, namun tidak ada adegan "ranjang".


Dia juga membandingkan dengan dirinya waktu memerankan karakter Kyla yang mana dia masih berumur 17 tahun. Dia menceritakan bahwa di dalam sinetron tersebut, Cinta Fitri, dia juga sampai menikah dan memiliki anak.
Lebih lanjut lagi, artis yang sering nampak di FTV ini juga membandingkan dengan sinetron Pernikahan Dini yang juga diperankan oleh artis yang masih belia, Agnes Monica (15 tahun).
Nah, ada bagian yang Aku suka dari komentar Fanny ini, dia membandingkan dengan tayangan yang ada di YouTube dan media sosial lainnya seperti Instagram. 

Terlepas siapa yang salah dan yang benar, Aku suka dengan komentar Fanny yang tegas mengenai standard ganda kebanyakan orang Indonesia mengenai tontonan yang ada di medis sosial Indonesia.

Orang Indonesia kebanyakan teriak-teriak saat ada sesuatu yang mencolok di acara Televisi Indonesia. Namun, mendongkrak tayangan media sosial di Indonesia (YouTube, Instagram, TikTok, dll) yang sebenarnya juga tidak ada bedanya efek sampingnya dengan tayangan yang ada di televisi jika pengguna sendiri yang memilih tontonan mereka dengan bijak.
Standar Gandanya dimana ? Mari kita lihat fakta. Bisa kasih satu contoh satu channel YouTube pendidikan (benar-benar mendidik, seperti Kog Bisa) Indonesia yang memiliki subscriber lebih dari 10 Juta ? Tidak ada. Yang sering trending di YouTube konten model apakah ? Konten yang isinya kebanyakan mengundang saling hujat atau kalau tidak drama ya konten berbau mistis.
Ada konten yang mengedukasi dari channel yang sering viral tersebut ? Edukasinya dimana ? Aku kira sebagian orang saja yang bisa mencerna maksud dari video-video yang sering trending tersebut untuk mengambil sisi positifnya.
Aku pribadi cukup lega ada anime dan lagu yang jadi trending, meskipun itu bukan sesuatu yang benar-benar mendidik. Paling tidak itu hiburan buatku. Nah, itu kata kuncinya, menghibur. Jadi selama kontennya menghibur, pasti banyak orang Indonesia suka.