sumber

Hai hai Agan dan Sista, semoga selalu dalam keadaan sehat

Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat kejadian apa pun dan di mana pun akan dengan mudah diketahui oleh masyarakat.

Apalagi sekarang zamannya rekam, upload, viral. Jadi, jangan heran banyak kamera pengawas atas kelakuan kita tanpa kita sadari.

Kejadian viral akhir-akhir ini yang melibatkan beberapa oknum yang main tangan ke warga sempat membuat geram warganet.

Berasa power full, tidak tersentuh hukum membuat oknum yang bermain kasar lupa bahwa netizen plus enam dua lebih kejam dari hukum yang berlaku di negeri sendiri.

Rekaman viral yang memperlihatkan seorang oknum Satpol PP saat merazia masker kepada seorang pemotor yang berakhir dengan sebuah tamparan kepada pemotor tersebut.

Para petugas laiinya terlihat melerai dan mencoba meredam emosi oknum Satpol PP tersebut. Peristiwa itu terjadi di Pulau Weh, Aceh.

Tidak lama kemudian, muncul kejadian serupa, di mana oknum TNI menampar seorang petugas SPBU karena tidak terima ditegur saat dirinya menyerobot antrian.

Kejadian memalukan tersebut diunggah oleh seorang warganet yang kebetulan berada di lokasi kejadian.

Terlihat seorang oknum TNI menampar seorang petugas SPBU sesaat setelah mengisi BBM. Makian dan kata-kata kasar terucap dari mulut oknum tersebut, petugas yang takut hanya terlihat pasrah dan berulang kali meminta maaf.

Kejadian tersebut sontak menjadi makanan segar bagi warganet, kolom komentar unggahan video tersebut diserbu oleh warganet mengeluarkan pendapat dan unek-uneknya. Namanya warganet, mau di tiap kejadian apa pun pasti ada komentar-komentar nyeleneh khas netizen plus enam dua.

Alurnya selalu sama di tiap kejadian, aksi menyulut emosi (terkadang ada korban dan pelaku, kadang hanya pelaku), viral, video pembelaan diri (jika ada), diamankan, video permintaan maaf, damai (materai Rp10.000 laris manis).

Seyogyanya, para pelaku penganiayaan tersebut menjadi pelindung dan pengayom masyarakat. Memang tidak bisa dipungkiri, mereka juga manusia biasa yang tak luput dari hilap dan salah, apalagi memang sulit mengendalikan tindakan saat emosi sudah naik ke ubun-ubun, bawaannya gelap mata aja.

Semoga saja, dengan kejadian viralnya video yang tersebut, oknum-oknum tersebut bisa lebih bisa mengendalikan dirinya di situasi apa pun.

Apakah oknum yang terlibat dalam kasus-kasus tersebut di atas cukup menanda tangani materai tanpa ada hukuman lainnya? Apakah hal tersebut dapat memberi efek jera? Atau apakah hal tersebut bisa mencegah kejadian tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari?

Mari kita berdiskusi dengan santun dan sopan

Ane pamit undur diri, maafkan jika ada salah kata. Terima kasih, sampai jumpa di thread ane selanjutnya