jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Vaksin Covid-19 Sinovac Disebut Sangat Efektif di Indonesia
Vaksin Sinovac Biotech Ltd menunjukkan efektivitas yang lebih baik daripada hasil uji klinisnya berdasarkan studi lapangan di negara-negara penggunanya.

Laporan tersebut menggembirakan bagi lusinan negara berkembang, yang bergantung pada vaksin kontroversial China, yang berkinerja jauh lebih buruk daripada vaksin barat dalam uji klinis.

Seperti hasil penelitian di Indonesia, di mana vaksin buatan perusahaan China ini disebut berhasil memberantas Covid-19 di antara petugas kesehatan di Tanah Air.

Indonesia melacak 25.374 petugas kesehatan di ibu kota Jakarta selama 28 hari, setelah mereka menerima dosis kedua. Para pekerja dilacak hingga akhir Februari.

"Hasilnya, penelitian menemukan vaksin tersebut melindungi 100 persen dari mereka dari kematian, dan 96 persen dari rawat inap setelah tujuh hari (inokulasi),” kata Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin dalam sebuah wawancara pada Selasa (11/5/2021), seperti dilansir Bloomberg.

Budi juga mengatakan, 94 persen pekerja telah terlindungi dari infeksi Covid-19.

Hasil tersebut luar biasa mengingat efektivitasnya melampaui apa yang diukur dalam berbagai uji klinis. Tidak jelas apakah pekerja disaring secara seragam untuk mendeteksi pembawa asimtomatik.

“Kami melihat penurunan yang sangat, sangat drastis, dalam rawat inap dan kematian di antara pekerja medis,” kata pria yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN ini.

Tidak diketahui jenis virus corona apa di Indonesia yang efektif dilawan Sinovac. Akan tetapi, Indonesia belum melaporkan wabah besar apa pun yang disebabkan oleh varian yang dikhawatirkan.

Data tersebut menambah menguatkan penelitian dari Brasil bahwa vaksin Sinovac lebih efektif daripada yang dibuktikan dalam fase pengujian.

Sebelumnya, penelitian di Brasil diliputi oleh kecurigaan terkait perbedaan tingkat efektivitas dan pertanyaan mengenai transparansi data.

Hasil dari uji coba Fase III terbesar di Brasil menempatkan vaksin yang juga dikenal sebagai CoronaVac ini efektif sedikit di atas 50 persen.

Hasil itu merupakan yang terendah di antara semua vaksin Covid-19 generasi pertama.

Juru bicara Sinovac di Beijing menyatakan, perusahaan tidak dapat mengomentari studi Indonesia sampai memperoleh rincian lebih lanjut.

Dalam wawancara terpisah dengan Bloomberg, Selasa (11/5/2021), CEO Sinovac Yin Weidong membela perbedaan dalam data klinis terkait vaksinnya.

Menurutnya, ada bukti yang berkembang bahwa CoronaVac berkinerja lebih baik ketika diterapkan di dunia nyata.

Tetapi, contoh dunia nyata juga menunjukkan, kemampuan vaksin Sinovac untuk memadamkan wabah membutuhkan sebagian besar orang di vaksin (efektivitasnya bergantung jumlah inokulasi massal).

Bloomberg menilai, skenario itu tidak dapat dicapai oleh negara berkembang, dengan infrastruktur kesehatan yang buruk dan akses terbatas ke vaksin.

Dalam studi pekerja kesehatan Indonesia, dan studi lainnya di kota Brasil yang berpenduduk 45.000 orang bernama Serrana, hampir 100 persen orang yang diteliti telah divaksinasi penuh, menunjukkan risiko penyakit serius dan kematian menurun setelah inokulasi.

Sebaliknya, wabah kembali muncul di Chile. Bahkan setelah vaksinasi dilakukan kepada lebih dari sepertiga populasinya yang berjumlah 19 juta.

Chile menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tercepat di dunia. Tetapi hal itu tidak cukup cepat menghentikan penyebaran varian agresif yang melanda Amerika Latin.

“Kelompok orang yang paling awal divaksinasi di Chile adalah orang tua. Kurang dari 15 juta dosis yang diberikan ke Chile berarti hanya 7 juta orang yang bisa mendapatkan suntikan kami. Itu sama dengan 36 persen dari 19 juta populasi,” kata CEO Sinovac Yin.

“Itu normal jika negara mencatat kebangkitan infeksi karena aktivitas sosial meningkat di antara orang-orang muda, yang sebagian besar tidak diinokulasi.”

Menurutnya, di antara orang yang divaksinasi CoronaVac di Chile, 89 persen terlindungi dari risiko serius Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif.

“Perlindungan vaksin kemungkinan akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain karena varian virus. Tetapi suntikan Sinovac tampaknya bertahan dengan baik terhadap mutasi baru yang menjadi perhatian,” terang CEO Sinovac itu.

Pertanyaan kunci untuk semua vaksin Covid-19 adalah apakah mereka dapat mencegah atau menghalangi penularan virus yang sebenarnya.

Pada kesempatan yang sama, Yin mengatakan Sinovac belum tahu apakah suntikannya, vaksin tradisional yang tidak aktif, dapat menghentikan atau mengurangi penularan virus sejak awal.

Tetapi, kata dia, fakta bahwa itu (Sinovac) mencegah penyakit serius dan kematian lebih penting.

Suntikan mRNA yang dikembangkan oleh BioNTech SE dan Pfizer Inc telah terbukti lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah penularan di Israel.

Sebelumnya banyak pertanyaan terkait vaksin non-mRNA yang dinilai tidak mungkin seefektif itu dalam mencegah penularan. Namun semakin banyak bukti bahwa suntikan Sinovac berhasil.

Laporan Bloomberg menyatakan hasil itu menjadi nilai tambah bagi misi China, yang berniat memasok negara berkembang dalam upaya meningkatkan pengaruh dan kedudukannya.

Ini juga menjadi “pembenaran”, di tengah kritik bahwa pengembang vaksin China mengungkapkan lebih sedikit data dan kurang transparansi tentang kejadian buruk yang parah, dibandingkan dengan vaksin dari perusahaan barat.

“Hasil dari aplikasi dunia nyata dan data ilmiah yang kami miliki dari uji klinis akan memungkinkan dunia untuk menilai vaksin kami secara komprehensif, ”kata Yin.

“Kami mendorong mitra dan pemerintah di negara tempat vaksin kami digunakan, untuk merilis data tersebut secepat mungkin.”

Indonesia adalah salah satu negara paling awal yang memasang taruhannya pada vaksin buatan perusahaan China ini.

Pada Januari, Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin besar dunia pertama yang menerima suntikan Sinovac dalam upaya untuk memadamkan skeptisisme di dalam dan luar negeri.

Sejak itu, ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini telah mengelola lebih dari 22 juta dosis. Sebagian besar dosis itu adalah Sinovac, sebagai upaya mencapai kekebalan kawanan untuk 270 juta populasi pada akhir tahun ini.

“Angka efikasi minimal harus di atas 50 persen, jadi lebih dari itu, vaksin terbaik yang bisa didapatkan secepatnya, karena setiap suntikan yang diberikan bisa mencegah kematian,” kata Menteri Kesehatan Indonesia Budi Sadikin.

“Ini bukan hanya tentang mendapatkan tingkat kemanjuran tertinggi, tetapi menyuntik orang dengan cepat.”

Sementara negara tetangga Malaysia dan Thailand mengalami kebangkitan kasus, tingkat infeksi dan kematian baru di Indonesia telah stabil sejak puncak Januari.

Tetapi dengan besarnya populasi yang sebagian besar masih tidak terlindungi, liburan Idul Fitri yang akan datang dapat menyebabkan kasus meningkat sebanyak 60 persen.

“Pasalnya orang berkumpul dengan keluarga dan melakukan perjalanan pulang, meskipun ada larangan pemerintah,” Budi memperingatkan.

Helen Petousis-Harris, ahli vaksinasi di University of Auckland, mengatakan bahwa kemampuan vaksin untuk mengendalikan suatu penyakit memang bisa lebih tinggi di dunia nyata, dibandingkan jika diukur dalam uji klinis.

“Dalam pengalaman saya, kami sering gagal memprediksi dampak vaksin secara keseluruhan, sesuatu yang hanya bisa dilihat di dunia nyata setelah digunakan secara luas,” katanya.

“Mengurangi sebagian besar penyakit (melalui vaksinasi) tidak hanya penting untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga untuk mengurangi kemungkinan munculnya varian bermasalah.”

Sumber:

https://www.kompas.com/global/read/2...a-bagaimana-di

Artikel asli di Bloomberg (media US):

https://www.bloomberg.com/news/artic...al-world-study
nomorelies
scorpiolama
scorpiolama dan nomorelies memberi reputasi
2
1.4K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.