enyahernawatiAvatar border
TS
enyahernawati
Serunya Menghabiskan Lebaran di Pantai Gandoriah, Kota Pariaman


Lebaran asyik di Pantai Gandoriah.

Bagi perantau, libur Lebaran merupakan hari yang sangat dinanti-nantikan. Berkumpul bersama keluarga besar, menikmati sajian tradisional khas daerah yang mungkin saat di negeri orang jarang ditemukan, tentu saja menjadi kebahagiaan tersendiri bagi perantau yang bisa mudik, pulang ke kampung halaman.

Namun, sejak wabah Covid-19 melanda dunia juga negara kita--sudah hampir dua tahun--di mana karena pandemi tersebut kita dianjurkan untuk #EnggaMudikDulu, tentu saja tidak bisa dipungkiri, ada kesedihan berat yang menyusup dalam hati. Gagal berkumpul bersama orang tua dan sanak saudara di hari yang fitri, jelas membuat nelangsa melanda diri. Kerinduan jadi tak terkendali, sebab diri, tak bisa pulang ke rumah, memeluk keluarga tercinta sepenuh hati. Hanya trend peluk online saja yang kita bisa kini. Duuuh. 😭😭😭

Semoga virus berbahaya ini cepat musnah dan pergi, ya, Sahabat ... sehingga kita semua bisa kembali hidup normal seperti semula. Aamiin ....

Oh ya, sebagai pengobat rindu, meski mungkin hanya secuil saja rasa kangen yang terobati, dan seperti tradisi atau kebiasaan kita berbagi rezeki saat Ramadhan maupun Lebaran tiba, juga mumpung #KaskuserBerbagiTHR, ane ingin berbagi sedikit cerita, tentang betapa serunya Lebaran di tempat ane pernah tinggal, Kota Pariaman, 65 kilometer dari Kota Padang Tercinta, Sumatera Barat.

Yuk, ah, cekidot!

***EHZ***

Setelah melaksanakan sholat Ied dan selesai bersilaturahmi dengan semua keluarga juga karib kerabat, maka acara selanjutnya biasa kami isi dengan jalan-jalan ke tempat wisata untuk menghabiskan angpau atau uang hasil menambang istilah kerennya di tempat kami.

Spoiler for Sholat Idulfitri :


Kota yang biasanya sepi ini, saat Lebaran, tiba-tiba saja menjadi padat dengan kendaraan beroda empat, beraneka nomor plat dari luar daerah. Macet di mana-mana. Semua orang keluar rumah. Tidak hanya untuk saling kunjung-mengunjungi, tetapi juga untuk berwisata menghabiskan ceria dan cerita bersama keluarga tercinta.

Quote:


Ratusan orang tumplek, tumpah ruah di pantai ini. Tidak hanya menikmati keindahannya, tetapi juga merasakan sensasi aneka permainan dan hiburan rakyat yang memang sengaja dibangun sementara, hanya untuk suasana Lebaran saja, seperti; komidi putar, rumah hantu, kora-kora, dan yang paling legendaris adalah buayan kaliang yang mirip komidi putar, tetapi terbuat dari kayu, dan digerakkan secara manual, didorong dengan menggunakan tenaga manusia. Seru banget!

Spoiler for Suasana Lebaran yang padat di Pantai Gandoriah:


Selain itu, kita juga bisa menikmati beragam wisata kuliner yang dijajakan di sepanjang pantai. Aneka restoran kekinian, juga warung makan berjejer menyajikan berbagai masakan khas daerah Pariaman, salah satunya gulai kepala ikan yang sangat kesohor itu. Tak ketinggalan jajanan tradisional yang menggoda selera; sala lauk, sala bulek, ladu arai pinang, pensi(kerang kecil), dan langkitang (siput sungai). Semua makanan tersebut bisa kita pesan dan dinikmati bersama keluarga sambil duduk-duduk di pinggir pantai, atau di meja-kursi berpayung yang disediakan oleh para penjual. Duh, kangennya ....



Jika cuaca cerah, jangan lupa berkunjung ke Pulau Angso Duo, pulau kecil seluas sekitar 5 ha, hanya 10-15 menit saja naik kapal kayu atau speedboat dari Pantai Gandoriah. Di pulau ini, kita bisa berenang atau hanya sekadar bermain air karena ombaknya yang cenderung lebih tenang dangan pasir putihnya yang bersih dan berkilau.







Bagi pecinta olah raga air, kita juga bisa snorkling di bagian pantai yang berbatu dan berterumbu karang. Jika beruntung, banyak penyu berkeliaran yang bisa kita lihat.

Jika enggan berenang atau bermain air, kita tetap bisa menikmati keindahan pulau dengan mengelilinginya mengikuti track atau jalur pejalan kaki yang sudah disediakan. Banyak spot indah yang instagramable untuk berfoto. So, tinggal pilih, sesuai keinginan hati.

Oh ya, Pulau Angso Duo ini juga sering dikunjungi untuk wisata religi. Di pulau ini, ada makam ulama penyebar agama Islam di Pariaman--panjang makamnya 4 meter--yang biasa diziarahi oleh wisawatan.

Perlu diingat, pulau ini bisa dikunjungi dari pagi hingga sore hari. Pukul 15.00 adalah waktu terakhir kita berangkat ke pulau, dan pukul 17.00 adalah waktu terakhir pulangnya.

Saat pulang, sesampainya di Pantai Gandoriah, masih ada satu lagi keindahan yang harus kita saksikan dan jangan sampai ketinggalan. Sunset, atau detik-detik turunnya matahari ke peraduan sebagai penanda tibanya waktu maghrib. Langit yang berwarna kemerahan, sungguh, membuat pemandangan alam semakin eksotik saja.

Spoiler for Sunset di Pantai Gandoriah:


Satu per satu, akhirnya pengunjung pun mulai berkurang, kembali ke rumah masing-masing. Sebagian ada yang sholat di masjid terdekat, untuk kemudian kembali lagi menikmati hari, makan malam di restoran atau warung makan yang tersedia.

Sungguh, keseruan menikmati Lebaran seharian yang luar biasa memukau, bukan? Ramai. Bagaimana mungkin kita tidak merindukannya? Ihiks!

Semoga pandemi ini segera berlalu, ya, sahabat Kaskuser. Sehingga semoga tahun depan, kita semua masih diberi kesempatan untuk kembali menikmati Ramadhan, bulan penuh berkah ini. Dan semoga kita yang hidup di perantauan, nantinya bisa mudik Lebaran, berkumpul bersama keluarga dan orang-orang yang kita cintai, di hari yang fitri tersebut, aamiin.

***EHZ***

Catatan:
Semua tulisan ini adalah opini pribadi.
Foto-foto; dokumentasi pribadi.
Diubah oleh enyahernawati 11-05-2021 15:54
eyefirst2
limpahkurnia280
limpahkurnia212
limpahkurnia212 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.2K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread•81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.