sosiallifeAvatar border
TS
sosiallife
(Need Solution) Kehidupan Sosial,Rumah Tangga Dll Bermasalah?
Halo agan sista sekalian.

Izinkan saya curhat dsni yah soalnya saya lebih seneng curhat di sosial media krna lebih tejaga privacy,objektif dll. Semoga agan sista gk bingung dan bisa memberikan masukan yg membangun. Maaf untuk para junkers,haters,dll yg berbau negative lebih baik gk msk ke thread saya.

Oke lgsg saja saya mau curhat masalah kehidupan sosial,keluarga, dll saya ketika saya sudah memasuki kepala 3.

Saya anak laki2 satu2 nya kehidupan ekonomi saya cukup baik dan tidak kekurangan apapun malah cenderung berlebih. Saya org termasuk introvert tapi seiring berjalannya waktu sayapun bisa tampil di depan publik, namun kehidupan sosial saya mungkin bermasalah. Kenapa bermasalah?

Jadi begini agan/sista saya itu termasuk orang yg tidak fleksibel,menyenangkan, itung2an dsbnya.
Sampai saat ini saya tidak memiliki teman sejati yg kaya kebanyakan org seperti saudara apalagi geng, saya cukup kenal banyak orang tapi hanya sebatas kenal tidak dekat sekali.
Saya coba beberapa kali masuk organisasi mulai yg hoby motor gede, usaha di bidang saya, dll.
Ketika masuk organisasi yg saya ikuti lambat laun saya tidak menemukan manfaat.
1. Dari hoby motor gede saya lihat orgnya suka kumpul2 gk jelas dan topik yg dibicarakan juga krg bermutu.
2. Dari organisasi yg berhubungan dgn usaha hampir sama saja dgn hoby motor gedd yaitu suka kumpul2 topiknya pun krg berbobot hanya berharap ada bantuan dari pemerintah, namun antar anggotanya saja tidak ada kesinambungan untuk saling menguatkan bantu membantu, dll.

Akhirnya saya membatasi kumpul2 itu hanya alakadarnya karena tidak menemukan manfaat dalam membangun diri saya, usaha saya, dsbnya.
Saya sebenarnya tidak pilih2 teman berdasarkan status sosial, kekayaan dsbnya.
Saya akan lebih senang bergaul dgn org miskin, preman dsbnya asalkan mereka dapat memberi manfaat dan membicarakan hal yg berbobot baik itu kehidupan,pekerjaan dsbnya.
Malah saya krg senang dgn anak2 org kaya yg tidak memberikan manfaat hanya ngobrol2 di kafe dari sepulang kerja sampai larut malam tanpa ada esensi yg jelas.
Namun saya rasa ketika kita berkehidupan sosial alias ngobrol2, byk obrolan nya itu mungkin 80% kebanyakan yg tidak berbobot di negeri ini.
Menjadikan saya agak malas dan lebih senang menyendiri.
Sayapun memang orangnya gk suka pergi keluar rumah kalau tujuan nya gk jelas.
Lebih senang diam di rumah walau sekedar istirahat,main game dsbnya.

Nah karena kehidupan sosial saya yg seperti itu akhirnya saya memutukan untuk menikah beberapa tahun lalu dan sudah memiliki anak, saya berharap bisa menemukan teman agar tidak kesepian. Serta karena kebutuhan sex saya jg drpd nanti jadi dosa lebih baik segera cari yg halal.

Well saya berlatar belakang dri keluarga pengusaha dan istri dari keluarga pekerja.

Ketika pacaran kami merasakan kehidupan yg begitu indah, walaupun saat itu belum bisa suport satu sama lain karena sama2 kuliah. Pada saat itu saya sudah berhubungan badan dgn istri saya sekarang, yg saya rasakan saat itu istri saya krg bisa memuaskan. Cuman saya berpikir positive saja mungkin byk beban takut hamil, dosa ,dsbnya. Mudah2an setelah nikah itu berubah dan saya waktu itu memutuskan menikahinya karena tanggung jawab juga udh mengambil virgin nya.

Ketika sudah berumah tangga ternyata kehidupan sex saya malah mengalami penurunan dari kualitas dan kuantitas.
Padahal menurut saya ini hal penting dalan pernikahan.
Beberapa x sudah coba di diskusikan dan dibuat istri saya cukup nyaman mulai dari ada art, diajak honey moon pada moment spesial, dsbnya.
Namun karena perbedaan pandangan dimana saya uang no 1 dan sex no 2 sedangkan istri family no 1 dan sex mungkin no 3/4/5 kami tidak menemukan sampai saat ini titik temu.

Hal lain daripada sex yaitu diperparah ketika saya menikah ternyata topik pembicaraan kita itu kurang enak, cenderung istri tidak bisa mengimbangi karena katanya topik saya itu kalau gk berat ya menyangkut ekonomi yg tentunya ujung2nya usaha.

Ketika sudah punya anakpun, saya tidak merasakan kebahagiaan. Cenderung biasa2 aja karena memang saya krg suka anak apalagi ketika mereka rewel dan tentunya mungkin ada perasaan jelous atau menyalahkan, karena istri tidak seperhatian dlu, menyenangkan, dll apalagi urusan d ranjang jadi berkurang gara2 punya anak. Saya udh coba diskusi ke istri hal yg saya rasakan. Cmn dia tetap tidak bisa membagi waktu antara anak dan suami. Saya skrg hanya memaknai saya hrs bertanggung jawab dan membesarkan anak tanpa ada rasa enjoy.

Mungkin ini sama ketika saya beribadah solat. Saya tidak merasakan adanya khusyu atau manfaat secara religi. Saya hanya menjalankan nya dan karena saya tidak menerima manfaat itu maka saya masih byk mengabaikan hanya alakadarnya. Lain hal nya dengan istri yg sudah merasa berdosa ketika meninggalkan ibadah.

Saya coba lihat2 di real life, sosial media, dll memang kelihatannya seorang wanita ketika sudah menikah apalagi punya anak. Maka suami akan di no 2 kan drpd anak dan byk yg merasa kesepian, krgnya sex dsbnya.
Saya jadi berpikir skrg ini buat apa saya menikah?
Hanya punya keturunan saja, tapi tidak bahagia. Sedangkan beban yg saya pikul semakin berat dan tidak ada jaminan ketika kita tua anak akan menyayangi kita.

Saya jadi lebih setuju ke pandangan orang barat berkehidupan tanpa memiliki anak dan kalau takut dosa ya menikah sedangkan kalau tidak ya fwb sampai gonta ganti pasangan utk memenuhi jiwa petualang.
Jadi saya dan pasangan bisa menikmati hidup tanpa byk beban tenaga, waktu, apalagi biaya untuk anak.

Hal lain yg saya sudah coba yaitu dengan berbagi diharapkan saya dapat lebih memaknai hidup. Ketika terjadi pendemi saya coba bantu lingkungan saya dgn melakukan sendiri penyemprotan dis infektan, bagi2 masker hingga ratusan, dll berkeliling kampung. Namun saya begitu kecewa ketika org yg saya beri itu malah meminta lebih masker yg saya berikan bukan mensyukuri, ditambah waktu itu saya berkeliling dengan rw dan jajarannya yg ada malah saya dimintai uang alasannya untuk rokok, makan2 dsbnya.
Waduh pikir saya koq ni org2 gk tau diri.
Mereka udh diberi malah gk mensyukuri, perangkat pemerintah bukanya mendukung tenaga malah minta sekalian uang padahal tugas mereka melindungi rakyatnya.
Nah melihat kejadian tersebut saya jadi ada trauma tersendiri ketika memberi kebanyakan org itu gk tau diri apalagi balas budi.
Hal lain yg menyebabkan saya skrg malas memberi itu karena saya yg berkecukupan pun melihat orang tua saya memberi saudara2 itu mereka pun sama tidak mau membantu kita ketika ada kesulitan, merekapun sama hanya menjilat sana sini,memuji dsbnya ketika diberi. Jadi intinya sama jgnkan balas budi wong tau diri saja mereka tidak mengerti.
Jadi saya berpandangan ternyata di dunia ini pujian bahkan sampai doa pun seperti harus dibeli.
Mungkin sedikit ekstrime sampai doa, tapi itu bisa dicoba saja ketika misal kita ada pengajian. Coba kalau yg ikut mengaji diberi makan enak apalagi sampai amplop pasti yg datang bak semut melihat gula. Tapi ketika amplop tidak diberi apalagi sampai makanpun, maka akan terlihat kondisi sebenarnya.

Nah saya sudah uraikan masalah2 dalam kehidupan sosial dan pengalaman hidup saya.
Maka saya ada beberapa hal yg ingin ditanyakan :
1. Bagaimana menjadikan saya lebih easy going,menyenangkan dsbnya dalam sosial life sehingga saya menemukan teman yg bisa saling mendukung untuk berkembang baik dalam hal kehidupan apalagi usaha dll nya?

Karena saya orgnya itu kalau pergi hrs ada tujuan, kalau mengobrol cenderung serius dan terkadang terlalu dalam masuk ingin mengetahui kehidupan seseorang misalnya pekerjaan, pengalaman dll yg cenderung kata istri saya itu seperti obrolan polisi mau intograsi.

2. Bagaimana agar kehidupan rumah tangga saya itu menyenangkan, bisa harmonis dalam hubungan sex, obrolan yg mengasyikan dan bermakna?

Skrg ini saya malah sedang fase berbahaya karena punya pikiran seperti org barat yg saya tuangkan diatas.

3. Bagaimana saya bisa beribadah mempunyai kekhusyuan dan dapat memaknaiknya karena sekarang ini jujur hanya menjalankan tanpa ada rasa?

4. Bagaimana saya dapat lebih bisa memberi dan kegiatan itu menyenangkan bukan akhirnya malah menjadi trauma melihat yg saya alami membantu masyarakat dan saya lihat ketika membantu saudara?

Mohon pencerahannya agan sista srkalian dan terimakasih sudah menmbaca curhat saya.
Diubah oleh sosiallife 06-05-2021 22:26
0
1.7K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.6KThread26.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.