Terkadang orang pintar memang kalah dengan orang beruntung, agak sulit menjelaskan secara ilmiah bagi mereka yang beruntung. Tapi nanti akan coba ane ulas masalah keberuntungan ini dari sisi ilmiahnya.

Tapi kita kembali dulu ke kisah keberuntungan yang menghampiri seorang pemuda warga China ini, tepatnya di Shandong, China.



Kisah dimulai dengan sebuah sofa di pinggir jalan yang berhari-hari di tempa oleh hujan, panas bahkan terlihat tak terawat. Seorang pemuda sudah sering melihat sofa itu berhari-hari di pinggir jalan, lalu terbersit dalam hatinya dimana kayu sofa masih bisa ia manfaatkan.

Lalu ia pun membawanya pulang, namun begitu di bongkar ia kaget bukan kepalang ternyata ada sebuah tas anyaman dengan sejumlah uang dan emas dan beberapa slip setoran di dalamnya.



Namun, hatinya menolak untuk mengambilnya karena barang ini bukan haknya. Maka dengan sedikit cemas ia minta bantuan saudaranya untuk mencari pemiliknya, karena uang dan emas yang ia temukan sangat besar nilainya.

Hingga wartawan pun membuat berita tentang hal ini ternyata pemiliknya seperti hilang tanpa jejak, bila tidak ada yang melaporkan kehilangan selama beberapa waktu maka uang dan emas itu pun menjadi miliknya. Sebuah kisah keberuntungan yang terekspose, namun banyak kisah orang yang beruntung namun tidak diberitakan.



Pertanyaannya kenapa ada orang-orang yang beruntung seperti ini? Bisakah dijelaskan secara ilmiah?

Keberuntungan bukan saja menemukan barang berharga atau sejenisnya, namun di perjalanan ada kejadian dan kamu selamat itu juga bisa dibilang keberuntungan. Atau ketika kamu di kejar waktu dan jalan yang biasanya macet parah malah lancar ini juga bisa disebut beruntung.

Maka hal seperti ini akhirnya di teliti oleh ahli psikolog dan sayangnya bukan oleh orang Indonesia, seperti biasa namanya saja Richard Wiseman, pastinya bukan orang Indonesia dia adalah seorang psikolog di University of Hertfordshire dan penulis buku The Luck Factor. Penelitian yang dilakukan dengan sampling 400 orang baik yang merasa hidupnya selalu beruntung dan tidak.



Ternyata dari penelitiannya bertahun-tahun, melihat pola dan pergerakan orang yang beruntung dan tidak, ternyata berkaitan dengan pikiran dan perilaku yang ia lakukan.

Orang yang beruntung seringkali cepat dan tanggap dalam melihat peluang, mereka yang tidak beruntung sering sekali tidak pernah melihat peluang itu, karena pola pikir mereka selalu cemas dan tegang.



Wiseman pun telah membuat kesimpulan beruntung itu karena sering melihat peluang yang terabaikan. Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi mereka memberikan keberuntungan, selalu mempunyai harapan yang positif, sikap mereka pun ulet ini yang mengubah nasibnya dari buruk menjadi baik.

Ketika Wiseman memberikan tips ini kepada subyek penelitiannya terhadap orang yang merasa tidak beruntung, hasilnya 80% hidupnya berubah menjadi lebih beruntung.



Walau beruntung tak bisa di olah secara akal, namun bisa dipelajari pola-polanya. Seperti kisah sofa diatas, apabila pemuda itu tidak memikirkan kayu sofa bisa dimanfaatkan apakah ia akan beruntung? Jelas ia melihat peluang tentang sofa itu dibandingkan banyak orang disekitarnya, lalu bergerak mengambil keputusan yang beruntung dengan intuisi (merupakan gagasan atau ide yang hadir berdasarkan naluri tanpa melibatkan pikiran atau pertimbangan yang logis) mereka sendiri.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google