arashibirru
TS
arashibirru
Serba Pertama di Final Fantasy (era NES)

Intro

https://wbhwords.wordpress.com/tag/final-fantasy/


       Sejauh ini telah terdapat 15 seri utama Final Fantasy yang bisa kita mainkan dengan seri ke-16 yang masih berada dalam proses pembuatan. Jika ditambah versi sequel atau spin off dari beberapa seri, tentu lebih banyak lagi game Final Fantasy yang bisa kita mainkan. Walaupun setiap seri utama Final Fantasy memiliki story dan gameplay yang bisa berdiri sendiri (tanpa kita harus punya pengalaman memainkan seri sebelumnya), tapi sebenarnya tetap terdapat pengaruh dari seri sebelumnya ke seri yang baru.


        Apa saja pengaruh dari seri Final Fantasy sebelumnya ke seri penerusnya? Ini lah “Serba Pertama” dari setiap seri utama Final Fantasy yang mempengaruhi seri-seri berikutnya. Karena panjangnya seri Final Fantasy, saya membatasi bagian pertama ini khusus untuk Final Fantasy era NES (Nintendo Emulator System) atau lebih dikenal sebagai Famicom (Family Computer) di Jepang.



Final Fantasy I (18 Desember 1987)




Spoiler for Ringkasan "Serba Pertama" Final Fantasy I:





     Ini lah seri pertama Final Fantasy. Kata-kata tersebut unik karena harusnya “Final” berarti terakhir, sementara “Final yang Pertama” berarti akan ada “Final-Final” berikutnya. Jadi “Final” di sini artinya apa sebenarnya kalau ternyata nggak sampai-sampai “Final”-nya? Haha…

        Sejarah singkat yang sudah banyak Fans atau non Fans ketahui, Final Fantasy adalah Impian Terakhir dalam arti proyek terakhir Square (dulu belum Square Enix) untuk menyelamatkan perusahaan. Seandainya game ini gagal laku pada saat itu, bisa dibilang inilah game terakhir yang dibuat Square sebelum bangkrut. Mengikuti kesuksesan penjualan Draqon Quest dari Enix, Final Fantasy pun berhasil laku di pasaran dan berhasil menyelamatkan perusahaan dari ancaman kebangkrutan. Kesuksesan ini tentu saja dilanjutkan Square untuk terus membuat game Final Fantasy lanjutan yang terus kita kenal hingga sekarang. Walaupun Square dan Enix akhirnya Merger dan membuat banyak game-game lain hingga saat ini, tapi saya pikir game andalan Square-Enix ya tetap Final Fantasy ini. Kalau handphone, ini seri Flagship mereka lah. Bahkan menurut saya, Final Fantasy selain bisa diterjemahkan sebagai “Impian Terakhir”, bisa juga diterjemahkan sebagai “Harapan Pamungkas”. Ini lah senjata pamungkas Square Enix untuk terus menggebrak pasar game RPG menghadapi para kompetitornya.
     Bicara mengenai isi game, tentu saja Final Fantasy seri pertama ini banyak memasang pakem-pakem untuk seri-seri berikutnya. Ada tema kekuatan kristal yang terus dipakai hingga Final Fantasy XV, ada monster-monster legendaris seperti Cockatrice dan Ochu, dan di sini pula pertama kali Bahamut muncul yang walaupun belum sebagai summon, tetap berperan penting untuk cerita. Dari sisi musik, lagu Intro (prologue) di Final Fantasy I ini terus dilanjutkan hingga Final Fantasy XII PS2 dan Final Fantasy XV PS4. Masih ingat lagu kemenangan setiap battle? Ini lah Final Fantasy pertama yang mematenkan “Victory Fanfare” setiap kali kita berhasil memenangkan battle. Sebagai tambahan tentang legendarisnya musik di Final Fantasy I ini, Nobuo Uematsu selaku komposer pada saat itu juga tidak menyangka bahwa lagu tema saat pertama kali melewati jembatan dari Cornelia Castle akhirnya menjadi trademark “Final Fantasy Main Theme” hingga seri terbaru saat ini.



Final Fantasy II (17 Desember 1988)

https://www.mobygames.com/game/nes/f...CoverId,110876/

Spoiler for Ringkasan "Serba Pertama" Final Fantasy II:


       Sebagaimana judul-judul game yang sukses pada umumnya, Final Fantasy pun dibuat lanjutannya dengan Final Fantasy II ini. Terdapat beberapa hal baru yang Square coba buat di seri ini, tidak hanya baru dalam artian berbeda dengan Final Fantasy sebelumnya, tapi juga baru jika dibandingkan RPG secara keseluruhan pada saat itu.
       Hal yang paling mencolok adalah sistem levelling-nya. Pada Final Fantasy II ini tidak ada lagi experience yang bisa kita kumpulkan setelah melawan musuh. Untuk menaikan setiap atribut, maka berbeda-beda caranya. Jika ingin meningkatkan serangan fisik, maka kita harus sesering mungkin menggunakan attack. Jika ingin meningkatkan magic tertentu, maka kita harus sesering mungkin menggunakan magic tersebut. Jika ingin meningkatkan HP dan Defense, maka kita harus sesering mungkin terkena serangan dan memastikan karakter kita tidak mati di akhir battle. Terlepas dari pro kontra seberapa menyenangkan mekanisme level seperti ini, tetap saja sistem levelling ini termasuk inovatif pada masanya.
     Hal lain yang termasuk inovatif di Final Fantasy II ini adalah sistem keyword untuk melanjutkan cerita. Untuk mendapatkan informasi dari satu NPC ke NPC lain, kita harus memastikan karakter kita mengingat keyword-keyword tertentu dari satu NPC dan menanyakan keyword yang sesuai ke NPC tertentu untuk memastikan ceritanya lanjut. Ini berbeda dengan game RPG kebanyakan pada masa itu yang kita cukup berdialog dengan NPC dan cerita akan berjalan dengan sendirinya.

      Selain inovasi-inovasi dari sudut pandang RPG, Final Fantasy II juga memasang beberapa pakem yang nantinya dilanjutkan terus di seri-seri berikutnya. Salah satu pakem yang paling terkenal adalah Chocobo. Dari Final Fantasy II ini lah kita mulai bisa menangkap Chocobo, jalan di worldmap tanpa random encounter, termasuk juga mendengar lagu chocobo theme pertama kali. Pakem lain yang dipasang oleh Final Fantasy II adalah munculnya tokoh Cid sebagai pemilik Airship. Jadi walaupun Cid Highwind di Final Fantasy VII lebih terkenal, tapi Cid di Final Fantasy II ini lah yang sebenarnya merupakan Cid paling pertama yang memiliki airship. Oh ya, masih ingat Freya dari Final Fantasy IX atau Cain dari Final Fantasy IV yang punya job sebagai Dragoon? Nah, Final Fantasy II ini lah seri pertama yang punya tokoh Dragoon yaitu Ricard. Uniknya, Ricard ini juga lah yang punya nama belakang Highwind pertama kali, bukan Cid walau sama-sama pertama kali muncul di Final Fantasy II.

Final Fantasy III (27 April 1990)

https://www.mobygames.com/game/final...overId,159409/

Spoiler for Ringkasan "Serba Pertama" Final Fantasy III:


        Akhirnya kita sampai di versi terakhir Final Fantasy untuk era NES, yaitu Final Fantasy III. Seperti halnya Final Fantasy II, Square mencoba membuat beberapa hal baru di seri kali ini. Selain meneruskan tradisi yang sudah ada di Final Fantasy I dan II, Square juga membuat tradisi baru di Final Fantasy III yang nantinya akan dilanjutkan di seri-seri berikutnya.
        Hal baru yang paling menonjol di Final Fantasy III ini adalah Job System-nya. Oke, Job Systemmemang sudah ada dari Final Fantasy I. Hal baru di Final Fantasy III ini adalah jumlah job nya yang jauh lebih banyak dan setiap job kali ini memiliki command-command khusus. Jika di Final Fantasy I ada sekitar 6 job yang bisa dipilih di awal permainan, maka di Final Fantasy III ini ada sekitar 21 Job yang bisa diubah-ubah di tengah permainan sesuai kebutuhan kita.  Jika di Final Fantasy I berbeda job hanya akan membedakan atribut karakter dan equipment yang bisa dipakai, di Final Fantasy III ini lah perintah untuk tiap job bisa berbeda-beda. Ini lah Final Fantasy pertama di mana Thief bisa melakukan Steal, Dragoon bisa melakukan Jump, dan yang paling penting untuk kelanjutan cerita di seri-seri Final Fantasy berikutnya adalah adanya Summoner untuk melakukan Summon! Ini lah seri pertama di mana Bahamut bisa kita panggil untuk membantu dalam pertarungan. Yeah, Mega Flare!
         Hal baru berikutnya, jika di Final Fantasy II kita mengenal sistem keyword untuk bisa melanjutkan cerita, maka di Final Fantasy III ini kita perlu sesekali menggunakan magic untuk bisa melanjutkan cerita. Misalnya untuk masuk ke Dungeon yang jalannya lewat saluran air, maka kita harus menggunakan sihir Toad ke party kita agar bisa berenang di saluran air yang kecil. Lalu untuk memasuki lubang kecil di patung maka kita harus menggunakan sihir Mini agar anggota party kita mengecil. Uniknya, tidak hanya berfungsi untuk masuk ke Dungeon, efek sihir Toad dan Mini ini juga mengubah tipe musuh yang kita hadapi di map menjadi serangga-serangga atau tikus-tikus. Ide ini tentu cukup segar dan komprehensif di era-era awal RPG tersebut.
         Hal lain yang akhirnya menjadi tradisi Final Fantasy dimulai dari Final Fantasy III ini adalah kemunculan Moogle. Ya, makhluk berbentuk kucing imut dengan sayap kalelawar ini merupakan karakter lain yang Square coba patenkan setelah Chocobo sukses diperkenalkan di Final Fantasy II. Berbeda dengan Chocobo yang hanya bicara “Kweh”, Moogle ini lah character non manusia yang bisa berdialog dengan manusia dengan ciri khasnya bicaranya yang selalu berakhiran Kupo.

Penutup
Itu lah “serba pertama” dari Final Fantasy di era NES. Banyak tradisi-tradisi Final Fantasy era NES yang berhasil Square pertahankan hingga era Next Gen. Apakah ada “Serba Pertama” dari Final Fantasy I, II, dan III yang ternyata tidak saya bahas? Silahkan masukkan di kolom komentar. Feel free to keep sharing.
 
Spoiler for Sumur::


red.wangyiadijaya89emineminna
emineminna dan 10 lainnya memberi reputasi
11
3.3K
47
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Games
Games
icon
38.8KThread15KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.