Baru-baru ini dimedia sosial kembali dihebohkan dengan pelarangan menggunakan masker saat berada di dalam masjid, video tersebut telah beredar sangat cepat sehingga mengundang pro dan kontra. Warganet turut memberikan komentar berbau protes atas video tersebut.

Dalam rekaman video tersebut dilaporkan jika peristiwa ini terjadi di dalam Masjid Al Amanah, yang berlokasi di perumahan Harapan Indah Bekasi.



Dalam video sangat jelas terdengar, jika terjadi perdebatan antara pengguna masker dan beberapa pengurus masjid. Dikabarkan jemaah pria yang sholat menggunakan masker tersebut bernama "Roni Oktavian" dan yang melarang dan mencoba mengusir Roni dari masjid adalah Ustaz Abdul Rahman.

Dalam video tersebut Ustaz Abdul Rahman menggenakan pakaian hitam dan jubah berwarna kuning dan didampingi juga oleh dua pemuda yang membantu untuk mengusir Roni keluar dari masjid karena menggunakan masker.



Dalam pernyataan Roni, ia mengaku merasa tersinggung karena diusir dari dalam masjid oleh Ustaz Abdul Rahman dan rekannya pria berbaju serba hitam (antara jemaah atau pengurus masjid belum saya ketahui) saat akan melakukan ibadah salat Zuhur.


Tidak hanya Roni Oktavian saja, di dalam video terlihat juga seorang jemaah wanita yang juga menggunakan masker dan mencoba juga untuk memberikan penjelasan kepada Ustaz Abdul Rahman berserta rekannya, namun Ustaz Abdul Rahman justru memberikan statemen "Bahwa masjid tidaklah sama dengan pasar." Abdul Rahman juga mengutip ayat dalam Al Quran yang isinya "Allah pasti, akan melindungi hambanya yang berada didalam masjid, termasuk juga dari virus corona."



Dari penjelasan di atas saya ingin memberikan pandangan singkat, agar kita lebih bijak dalam berpikir dan bertindak. Pengetahuan dan penalaran bisa terpengaruh lingkungan jika tidak ingin mencari faktanya.

• Apakah masker budaya pasar?


Jauh sebelum pandemi covid-19, penggunaan masker memang sangat langka ditemukan dirumah ibadah terutama di dalam masjid, jika pun ada yang menggunakan biasanya orang yang sedang dalam keadaan sakit, seperti batuk, flu dan alergi terhadap suatu bau atau debu.

Penggunaan masker didalam pasar, di lingkungan masyarakat dan jalanan tujuannya tidak jauh berbeda dengan para medis, yaitu untuk menghindari bau tidak sedap dan mencegah bakteri jahat maupun virus masuk langsung ketubuh melalui mulut dan hidung.

Jadi masker itu adalah salah satu alat pelindung diri berbentuk kain atau sejenisnya untuk melindungi diri dari segala penyakit yang masuk melalui mulut dan hidung. Masker tidak ada dalam budaya Yahudi ataupun salah satu suku di Indonesia.



• Apakah dengan menggunakan masker di masjid merubah citra masjid menjadi budaya pasar?


Ya jelas, tidaklah Bambang. Kan sudah saya jelaskan jika masker bukanlah bagian dari budaya Yahudi dan juga tidak ada larangan di masjid manapun di dunia ini, jadi tidak ada larangan sejauh tujuannya memang positif.

Kita saling mengetahui jika saat ini dunia sedang dilanda pandemi corona, jadi menggunakan masker adalah aturan protokol kesehatan dari pemerintah, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Bagaimana pula dengan masjid-masjid di Arab Saudi yang dimana para jemaah-nya menggunakan masker, lantas apakah akan merubah citra masjid menjadi pasar? Tidak lah Bambang, pemahaman anda yang salah.


Referensi: Liputan 6.com - Viral Warga Kena Marah Saat Salat Pakai Masker di Masjid Bekasi